tag:blogger.com,1999:blog-44836737163603031542024-03-05T23:06:10.041+07:00| www.maswahyu.com |Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comBlogger35125tag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-75174402311648596842020-10-01T05:29:00.035+07:002021-12-11T17:33:53.083+07:00Pendaftaran Anggota RumahTaaruf.com<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://www.daftar.rumahtaaruf.com" target="_blank"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJIlgQmedVEnRDDoH2wZis1dU7HxoafAFSzb26s1UafJ1YfokP44i8GAjEMtcCCHYC2h3I2wozofHguNSmoaRot3vtibp0z_gzQVXWpSVMcS5afsSK_0ccxYBXcSKmmeT2-xBbLOfU3HtM/s640/Pendaftaran+Taaruf.jpg" width="500" /></a></div>Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-86182413330446379992017-09-21T23:00:00.000+07:002017-09-21T23:00:19.089+07:00Etika Dalam Menolak Taaruf<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvAG3V9XqKMkowvCLvHPh3gSBgeNDfrS8Rpq7nzZ8Mi69bPzpbhZkbg9HR2fewGXiawfaUDniwgzzG3JI8CQ2138L-_X3Ca0TgyD6FBqLBe_wOsvDTFHUTB5QTUkzQrJszmyVzEy54pUpm/s1600/rumahtaarufmyquran.png" style="background: transparent; border: none; padding: 0px;" /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Ikhtiar taaruf tidak selalu berujung pada pernikahan. Berdasarkan pengalaman memfasilitasi taaruf, hanya sekitar 20 persen pasangan yang bertaaruf lanjut prosesnya hingga pernikahan. Sebagian besar proses tidak berlanjut, entah itu karena pihak laki-laki yang menolak, pihak perempuan yang menolak, ataupun penolakan dari orang tua. Berikut ini tiga hal yang bisa anda jadikan masukan sebelum menyampaikan penolakan taaruf.</span></div>
</div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">1. Boleh menolak apabila merasa tidak cocok</span></b></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Pasangan anda nanti adalah partner yang insya Allah akan mendampingi anda seumur hidup, sehingga anda perlu mencari pasangan yang cocok dan membuat anda merasa nyaman saat hidup bersamanya. Faktor agama dan akhlak yang baik sudah pasti menjadi kriteria utama anda. Namun, tidak ada salahnya apabila anda menetapkan kriteria tambahan di samping pertimbangan faktor agama tersebut, entah itu pertimbangan fisik, usia, pendidikan, pekerjaan, domisili, dan pertimbangan duniawi lainnya.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Mengesampingkan pertimbangan agama dan lebih mengutamakan faktor duniawi tentunya bukan sikap yang baik. Sebaliknya, hanya memperhatikan sisi agama saja tanpa mempedulikan sisi duniawi juga merupakan sikap yang kurang tepat. Contoh ekstrimnya seperti ini : Anda yang seorang perempuan menerima tawaran taaruf dari dua orang laki-laki yang sama-sama baik agamanya dan bagus akhlaknya, yang satu pendidikannya S1, dan yang satu lagi tidak sampai tamat TK, sosok mana yang akan anda pilih? Atau anda yang seorang laki-laki menerima tawaran taaruf dari seorang perempuan yang baik agamanya, tapi dia seorang nenek-nenek berusia 70 tahun, apakah anda mau menjadi suaminya? Mungkin saja bagi anda tidak masalah, akan tetapi keluarga anda apakah bisa menerimanya?</span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Dengan demikian, pertimbangan sisi duniawi tidak bisa dikesampingkan dalam pemilihan calon pasangan, selain kriteria agama yang menjadi prioritas utama. Nabi Muhammad dan beberapa sahabatnya yang tak diragukan lagi keshalihannya pun dikisahkan pernah menolak, dan pernah juga ditolak. Di waktu yang lain, Nabi Muhammad pernah menganjurkan sahabatnya yang akan menikah untuk melakukan nadzhor, yaitu melihat calon pasangan sebelum melamarnya dalam rangka menemukan hal-hal yang menarik hati sehingga semakin yakin untuk menikahinya. Oleh karena itu, apabila anda tidak menemukan kecocokan setelah bertaaruf dan bertemu dengan calon pasangan, anda boleh menolak dan memutuskan untuk tidak melanjutkan proses taaruf. </span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">2. Alasan penolakan tidak perlu disampaikan</span></b></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Untuk menghindari perasaan sakit hati pihak yang ditolak, alasan penolakan sebaiknya tidak perlu disampaikan. Berdasarkan pengalaman memfasilitasi taaruf, sebagian besar penolakan dikarenakan sisi duniawi yang melekat pada diri seseorang, sehingga akan menyakitkan hati apabila si penolak menjelaskan alasan penolakannya. </span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Alasan penolakan tersebut antara lain : paras wajah yang kurang cocok, postur tubuh yang pendek, berat badan yang berlebihan, rentang usia yang kejauhan, tingkat pendidikan yang tidak setara, pekerjaan yang kurang layak, status pernikahan sebelumnya (duda/janda), dan alasan-alasan lainnya. </span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Bisa dibayangkan bila alasan-alasan tersebut disampaikan, tentunya sisi mudharatnya malah akan lebih besar dibanding sisi manfaatnya. Hubungan silaturahim pun bisa menjadi renggang karena pihak yang ditolak belum siap menerima alasan penolakan yang disampaikan. Jadi, saat menolak taaruf sampaikan intinya saja bahwa anda tidak berkenan melanjutkan proses taaruf, apapun alasannya tidak perlu disebutkan.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"> </span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">3. Memilih kalimat penolakan yang baik</span></b></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Penolakan taaruf sebaiknya disampaikan dengan kalimat singkat, padat, dan jelas, yang intinya anda tidak berkenan melanjutkan proses taaruf. Tidak perlu dibumbui kalimat pujian ke si tertolak, misalnya dengan kalimat : "Mas adalah seorang yang shalih, insya Allah mas akan mendapatkan calon pasangan lain yang shalihah juga", atau "Adik adalah seorang yang shalihah, insya Allah adik akan dapat calon pasangan yang lebih baik dari saya". Hindarilah kalimat seperti itu, karena malah membuat si tertolak terbawa perasaan dan susah berpaling dari anda. </span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Agar proses taaruf lebih terjaga, pengajuan taaruf dan penolakan taaruf sebaiknya disampaikan lewat pihak ketiga atau perantara, tidak disampaikan secara langsung. Pihak ketiga ini bisa dipilih dari saudara, sahabat dekat, atau rekan tepercaya lainnya. Insya Allah rasa malu saat mengajukan taaruf atau rasa kecewa saat menerima penolakan taaruf bisa diminimalkan karena difasilitasi lewat perantara pihak ketiga. Perantara taaruf bisa menyampaikan penolakan taaruf dengan kalimat seperti ini : "Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, setelah istikharah dan mempertimbangkan selama satu pekan ini, pihak laki-laki/pihak perempuan menyampaikan permintaan maafnya karena tidak bisa melanjutkan proses taaruf. Insya Allah ini yang terbaik menurut Allah SWT."</span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Yang terbaik menurut anda, bisa jadi bukanlah yang terbaik menurut Allah SWT. Tidak perlu memaksakan harus berjodoh dengan seseorang, karena Allah lah yang lebih tahu jodoh mana yang sesuai untuk anda. Insya Allah apabila memang anda berjodoh dengan seseorang, proses taaruf akan dijalani dengan lancar di sepanjang prosesnya, tanpa adanya tolak menolak. Semoga bermanfaat dan memberikan pencerahan.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Wallahua'lam bishshawwab.</span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Maswahyu ST (Spesialis Taaruf)</span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Admin www.RumahTaaruf.com</span></div>
Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-31667718422415947382017-08-26T12:30:00.003+07:002017-08-26T12:30:34.156+07:00Mengenalkan Metode Taaruf ke Orang Tua<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvAG3V9XqKMkowvCLvHPh3gSBgeNDfrS8Rpq7nzZ8Mi69bPzpbhZkbg9HR2fewGXiawfaUDniwgzzG3JI8CQ2138L-_X3Ca0TgyD6FBqLBe_wOsvDTFHUTB5QTUkzQrJszmyVzEy54pUpm/s1600/rumahtaarufmyquran.png" /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Istilah taaruf mulai dikenal dalam beberapa tahun terakhir ini, berbeda dengan jaman orang tua kita dulu yang hanya mengenal istilah pacaran atau perjodohan dalam ikhtiar menuju pernikahan. Minimnya pengetahuan mengenai taaruf menyebabkan banyak orang tua merasa khawatir bahkan sampai melarang saat anaknya berniat menjalani taaruf. Berikut ini tiga langkah yang bisa anda jalani untuk mengenalkan metode taaruf ke orang tua yang masih awam seputar istilah taaruf.<br />
<br />
<b>1. Taaruf Artinya Berkenalan</b><br />
<br />
Manfaatkan waktu santai dengan keluarga, jelaskan ke orang tua bahwa makna taaruf adalah berkenalan. Berkenalan dalam artian yang luas, bisa diartikan berkenalan dengan teman biasa atau berkenalan dalam rangka mencari calon pasangan. Dalam rangka mencari calon pasangan, masyarakat terbiasa menggunakan istilah "pacaran" untuk proses berkenalan yang tidak syari, dan menggunakan istilah "taaruf" untuk proses berkenalan yang syari.<br />
<br />
Sampaikan contoh sederhana yang membedakan antara pacaran dan taaruf, bahwa dalam menjalani taaruf perlu ada orang ketiga yang mendampingi di sepanjang prosesnya. Tidak ada jalan berduaan, makan berduaan, nonton berduaan, naik motor berduaan, naik mobil berduaan, dan aktivitas berduaan lainnya. Apabila kedua pihak perlu bertemu karena ada hal yang perlu didiskusikan secara langsung maka pertemuan bisa didampingi pihak ketiga, baik itu orang tua, saudara, atau rekan tepercaya lainnya, jadi tidak berduaan saja. Komunikasi selama masa taaruf pun perlu dijaga, tidak ada kalimat sayang-sayangan dan ungkapan mesra yang disampaikan di antara keduanya.<br />
<br />
<b>2. Referensi Tambahan Seputar Taaruf</b><br />
<br />
Beberapa orang tua kadang merasa gengsi apabila "diceramahi" oleh anaknya, khususnya dalam hal pengetahuan agama. Dari segi usia yang jauh lebih tua, mereka merasa lebih faham segalanya dibanding si anak. Untuk mengatasi hal tersebut, pencerahan seputar taaruf bisa disampaikan oleh pihak ketiga melalu media yang digemari orang tua.<br />
<br />
Apabila orang tua suka menonton Youtube, tunjukkan video Youtube ustadz-ustadz yang membahas tema seputar taaruf. Apabila orang tua gemar membaca, belikan buku-buku yang membahas seputar taaruf atau tunjukkan artikel-artikel di media online yang membahas seputar taaruf. Bisa juga dengan mengajak orang tua mengikuti seminar pranikah atau kajian pranikah bertema taaruf untuk menambah wawasan seputar taaruf.<br />
<br />
<b>3. Tahap Pelaksanaan Taaruf</b><br />
<br />
Salah satu hal yang ditakutkan para orang tua dalam proses taaruf adalah adanya kesan bahwa taaruf itu seperti "membeli kucing dalam karung". Mereka beranggapan bahwa taaruf dijalani secara kilat dan langsung menikah tanpa penelusuran lebih jauh seputar calon pasangan. Anggapan ini tentu saja keliru, karena Nabi Muhammad justru menganjurkan "nadzhor" bagi sahabatnya yang akan menikah, yaitu melihat calon pasangan yang akan dinikahi/menikahi secara langsung, meneliti lebih jauh hal-hal yang bisa menambah keyakinan hati untuk tetap melanjutkan proses taaruf atau tidak. Penelusuran lebih lanjut ini tidak hanya dilakukan ke si calon pasangan saja, tetapi juga ke pihak terdekat calon pasangan yang biasa berinteraksi dengannya. Dengan demikian informasi seputar pribadi dan keseharian si calon pasangan akan lebih banyak didapat, dan bisa dijadikan pertimbangan lanjut tidaknya proses taaruf ke tahap berikutnya.<br />
<br />
Satu minggu pertama masa taaruf bisa digunakan untuk lebih mengenal si calon lewat keluarganya, apakah itu melalui bapaknya, ibunya, kakaknya, adiknya, dan anggota keluarganya yang lain. Minggu kedua cari informasi ke tetangganya, baik itu tetangga depan rumahnya, tetangga samping kanan rumahnya, samping kiri rumahnya, ataupun ke tetangga RT sebelah yang mengenal dirinya. Minggu ketiga cari informasi ke rekan kerjanya, baik itu atasannya langsung, rekan satu divisi, bawahannya, dan rekan kerja lainnya. Minggu keempat cari informasi ke ke rekan organisasi, komunitas, atau perkumpulan yang diikutinya. Tes medis dan tes psikologis bisa juga dijalani untuk mengetahui kondisi kesehatan dan kondisi psikis kedua pihak. Untuk lebih meyakinkan hati, orang tua pun bisa mengutus "mata-mata" untuk mengawasi aktivitas harian si calon dari jarak jauh, dimulai dari saat si calon keluar rumah hingga kembali lagi ke rumahnya.<br />
<br />
Yang perlu ditekankan, ikhtiar taaruf dengan seseorang tidak harus selalu berujung pada pernikahan. Apabila dari penelusuran di atas terdapat hal-hal yang mengganjal sehingga anda dan orang tua anda keberatan maka proses taaruf bisa dihentikan secara baik-baik, dan kedua pihak bisa ikhtiar mencari calon pasangan yang lainnya. Apabila hasil penelusuran di atas banyak hal positif yang didapat maka proses taaruf bisa dilanjutkan ke tahap yang lebih serius, yaitu taaruf antara kedua keluarga dan lamaran keluarga setelah kedua keluarga sama-sama cocok. Insya Allah bila kedua pihak memang berjodoh proses taaruf akan berjalan lancar seterusnya hingga terselenggaranya pernikahan. Semoga bermanfaat dan memberikan pencerahan.<br />
<br />
Wallahua'lam bishshawwab.<br />
<br />
Salam,<br />
<div style="text-align: start;">
<span style="font-family: inherit; font-size: small;"><br /></span><span style="font-family: inherit; font-size: small;">Maswahyu ST (Spesialis Taaruf)<br />Admin RumahTaaruf.com<br />Website : <a href="http://www.maswahyu.com/" target="_blank">www.maswahyu.com</a><br />Twitter & Instagram : @MaswahyuST </span><span style="font-family: inherit;"> </span></div>
</div>
Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-35856142888895371882017-04-24T23:03:00.003+07:002017-04-24T23:15:14.301+07:003 Tips Praktis Mengajak Taaruf : When, Where, How?<div class="separator" style="background-color: white; clear: both; color: #555555; text-align: center;">
<span style="font-family: inherit;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvAG3V9XqKMkowvCLvHPh3gSBgeNDfrS8Rpq7nzZ8Mi69bPzpbhZkbg9HR2fewGXiawfaUDniwgzzG3JI8CQ2138L-_X3Ca0TgyD6FBqLBe_wOsvDTFHUTB5QTUkzQrJszmyVzEy54pUpm/s1600/rumahtaarufmyquran.png" style="background: transparent; border: none; padding: 0px;" /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: inherit;">Salah satu tahapan dalam proses taaruf yang masih sulit dijalani oleh sebagian rekan adalah mengajak taaruf. Merasa grogi, malu, takut ditolak, dan segala kekhawatiran menjadi beban saat seseorang akan mengajak taaruf. Di sisi lain, ada juga rekan yang masih kebingungan karena belum bertemu sosok yang akan diajak taaruf. Berikut ini tiga tips praktis yang bisa anda jalani saat akan mengajak taaruf seseorang.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<b><span style="font-family: inherit;">1. When : Kapan mengajaknya?</span></b><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Sebelum mengajak taaruf seseorang, pastikan diri anda sudah dalam kondisi siap menikah. Siap untuk menyegerakan menikah setelah menemukan calon pasangan yang cocok, tidak perlu menunggu sekian tahun ke depan. Tidak ada kendala apapun untuk menyegerakan pernikahan, kecuali terkendala calon pasangannya saja yang belum ada.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Jadi, ikhtiar taaruf belum perlu anda jalani apabila masih ada tanggungan atau kendala yang perlu anda selesaikan. Misalnya saja perihal pekerjaan atau sumber nafkah bagi seorang laki-laki, kendala ijin menikah dari orang tua karena anda belum lulus kuliah, atau orang tua yang menginginkan agar kakak anda menikah terlebih dulu. Apabila kendala-kendala tersebut sudah diselesaikan, dan orang tua sudah membolehkan anda untuk menyegerakan menikah, maka ikhtiar taaruf bisa mulai anda jalani.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<b><span style="font-family: inherit;">2. Where : Ke mana mencari calonnya?</span></b><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Banyak rekan yang masih kebingungan ke mana harus mencari si calon pasangan, padahal di sekitarnya banyak relasi yang bisa dimintai bantuan. Di lingkungan terdekat, anda bisa meminta bantuan orang tua atau anggota keluarga yang lain, mungkin saja dari mereka ada rekomendasi kenalan yang sesuai dengan yang anda harapkan. Apabila dari mereka belum ada rekomendasi, anda bisa ikhtiar melalui beberapa sumber ini :</span><br />
<span style="font-family: inherit;"> a. Lingkungan tetangga</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Amati tetangga sekitar rumah, kanan rumah, kiri rumah, depan rumah, belakang rumah, atau RT sebelah, mungkin saja di antaranya ada yang berniat menyegerakan menikah.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">b. Lingkungan kerja</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Telusuri rekan kerja yang masih sendiri, mungkin saja ada yang sedang berikhtiar mencari calon pasangan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">c. Lingkungan Organisasi/Komunitas</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Cari informasi seputar teman organisasi/komunitas yang diikuti, bisa jadi kriteria calon pasangan yang diimpikannya sesuai dengan diri anda.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">d. Media sosial online</span><br />
<span style="font-family: inherit;">Ikhtiar dengan kenalan di dunia maya bisa juga dijalani, mungkin saja ada sosok yang menarik hati di jaringan pertemanan. Hanya saja anda perlu lebih berhati-hati apabila berikhtiar lewat dunia maya ini, pastikan kenalan tersebut memang benar-benar nyata keberadaannya dan serius untuk menjalani taaruf, bukan sekedar sosok fiktif yang berniat jahat dan hanya main-main saja.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<b><span style="font-family: inherit;">3. How : Bagaimana cara mengajaknya?</span></b><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Ada dua pilihan yang bisa dijalani saat anda akan mengajak taaruf seseorang, yaitu mengajak secara langsung ataupun lewat mediator/perantara. Untuk meminimalkan rasa grogi dan malu, sebaiknya ajakan taaruf disampaikan lewat perantara, tidak disampaikan sendiri secara langsung. Ajakan taaruf pun tidak disampaikan secara frontal, langsung mengajak taaruf, tetapi diawali dengan penggalian informasi terlebih dulu seputar target yang akan diajak taaruf.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Apabila dianalogikan dalam aktivitas melamar kerja, anda tentunya tidak langsung datang ke sebuah kantor perusahaan untuk melamar kerja, tetapi melihat iklan lowongan kerjanya terlebih dulu. Kalaupun tidak ada iklan lowongan kerja yang dipasang perusahaan tersebut, anda perlu memastikannya dengan bertanya ke perusahaan tersebut, apakah membuka lowongan kerja atau tidak. Apabila perusahaan tersebut memang membuka lowongan kerja, anda perlu menanyakan posisi apa yang dicari, dan kriteria apa saja yang ditetapkan perusahaan tersebut. Dari informasi ini, barulah anda bisa memutuskan apakah akan tetap melamar di perusahaan tersebut atau berikhtiar mencari perusahaan lain karena kriteria yang ditetapkan perusahaan tersebut tidak sesuai dengan diri anda.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Metode yang sama bisa anda jalani sebelum anda memutuskan untuk mengajak taaruf seseorang, yaitu diawali dengan penggalian informasi terlebih dulu ke sosok yang akan diajak taaruf. Agar prosesnya lebih terjaga, ajakan taaruf sebaiknya disampaikan lewat perantara yang tidak lawan jenis dengan si target. Kakak laki-laki bisa menyampaikan niatan taaruf adik perempuannya ke seorang laki-laki, dan kakak perempuan bisa menyampaikan niatan taaruf adik laki-lakinya ke seorang perempuan. Bisa juga dengan meminta bantuan rekan dekat tepercaya untuk alternatif, apabila tidak ada anggota keluarga yang bisa menjadi perantara. Adapun urutan penggalian informasi ke target calon pasangan sebagai berikut :</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">a. Apakah si target sudah siap menikah?</span><br />
<span style="font-family: inherit;">b. Apakah si target sudah boleh menikah?</span><br />
<span style="font-family: inherit;">c. Apakah si target sudah punya calon pasangan?</span><br />
<span style="font-family: inherit;">d. Apa sajakah kriteria mutlak si target?</span><br />
<span style="font-family: inherit;">e. Apakah si target berkenan taaruf dengan anda?</span><br />
<span style="font-family: inherit;">(Penggalian informasi urut dari atas)</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Dari penggalian informasi tersebut, beberapa kemungkinan jawabannya :</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">a. Si target belum siap menikah. Silakan anda cari target lainnya.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">b. Si target sudah siap menikah, tetapi belum boleh menikah oleh orang tuanya. Silakan anda cari target lainnya.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">c. Si target sudah siap menikah, sudah boleh menikah, tetapi sudah punya calon pasangan. Silakan anda cari target lainnya.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">d. Si target sudah siap menikah, sudah boleh menikah, belum punya calon pasangan, tetapi kriteria mutlaknya tidak sesuai dengan diri anda. Silakan anda cari target lainnya.</span><br />
<span style="font-family: inherit;">e. Si target sudah siap menikah, sudah boleh menikah, belum punya calon pasangan, dan kriteria mutlaknya sesuai dengan diri anda. Perantara bisa menceritakan gambaran diri anda ke si target, dan sampaikan niatan anda untuk taaruf dengan si target.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Apabila anda dengan si target calon pasangan belum terlalu mengenal sebelumnya, perkenalan bisa diawali dengan pertukaran CV/biodata yang berisi gambaran diri masing-masing secara lengkap. Apabila kedua pihak sama-sama berkenan maka taaruf bisa dilanjutkan dengan penelusuran ke rekan-rekan terdekat kedua pihak sebagai sumber informasi tambahan, diawali dengan taaruf ke keluarga, kemudian ke tetangga sekitar, ke rekan kerja, ataupun ke rekan satu organisasi/komunitas. Dengan demikian informasi mengenai diri calon pasangan akan lebih lengkap, dan dapat dijadikan pertimbangan lanjut tidaknya proses ke depan. Semoga bermanfaat dan memberikan pencerahan.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Wallahua'lam bishshawwab.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;">Salam,</span></span><br />
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;"><br /></span></span>
<span style="font-family: inherit;"><span style="font-family: inherit;"><span style="text-align: start;">Maswahyu ST (Spesialis Taaruf)<br />Admin RumahTaaruf.com<br />Website : <a href="http://www.maswahyu.com/" style="color: #539424; outline: none;" target="_blank">www.maswahyu.com</a><br />Twitter & Instagram : @MaswahyuST </span><span style="text-align: start;"> </span></span></span></div>
Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-5641464340082098172017-02-13T23:23:00.002+07:002017-02-13T23:25:28.745+07:00Telusuri 7 Informan Ini Untuk Lebih Mengenal Pasangan Taaruf<div class="separator" style="background-color: white; clear: both; color: #555555; text-align: center;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgvAG3V9XqKMkowvCLvHPh3gSBgeNDfrS8Rpq7nzZ8Mi69bPzpbhZkbg9HR2fewGXiawfaUDniwgzzG3JI8CQ2138L-_X3Ca0TgyD6FBqLBe_wOsvDTFHUTB5QTUkzQrJszmyVzEy54pUpm/s1600/rumahtaarufmyquran.png" style="background: transparent; border: none; padding: 0px;" /></span></div>
<div style="background-color: white; color: #555555; text-align: justify;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Istilah taaruf berasal dari bahasa Arab yang berarti 'mengenal' atau 'berkenalan', baik itu aktivitas berkenalan secara umum maupun dalam maksud khusus, misalnya taaruf menuju pernikahan. Aktivitas taaruf pranikah ini perlu melibatkan banyak sumber informasi untuk lebih mengenal calon pasangan, tidak seperti ‘membeli kucing dalam karung’, tidak hanya berkenalan sebentar saja dan langsung menikah tanpa penelusuran lebih jauh mengenai calon pasangan. Berikut ini 7 informan yang bisa anda telusuri untuk mengenal lebih jauh pasangan taaruf sebelum anda memutuskan untuk menikah dengannya.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">1. Pasangan Taaruf</span></b><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sumber informasi pertama yang dipilih tentunya adalah si pasangan taaruf. Amati kesehariannya yang nampak oleh pandangan mata anda, selanjutnya cari sebanyak mungkin informasi seputar pribadinya. Informasi yang perlu diketahui di antaranya terkait aktivitas keagamaannya, pekerjaannya, hobinya, karakter positif negatifnya, kesehariannya, aktivitas organisasinya, rencana domisili setelah menikah, bagaimana langkah-langkahnya kelak dalam mewujudkan keluarga SAMARA, bagaimana kelak dalam mengelola keuangan keluarga, dan hal-hal visioner lainnya. Tanyakan hal-hal penting dan prinsipil yang sekiranya jawaban pasangan taaruf nanti sangat menentukan lanjut tidaknya proses ke depan. Untuk awalan, CV/biodata taaruf bisa juga dibuat sebagai sarana perkenalan awal profil pribadi, cara pandang, dan harapan kedua pihak mengenai hal-hal tertentu. Sebagai referensi contoh format CV/biodata taaruf bisa diunduh di tautan ini : <a href="http://www.biodata.rumahtaaruf.com/" style="color: #539424; outline: none;" target="_blank">www.biodata.rumahtaaruf.com</a>.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Yang perlu diingat, ada adab-adab yang perlu dijaga dalam penggalian informasi secara langsung ke pasangan taaruf ini, di antaranya tentang adab interaksi dan komunikasi antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Dalam penggalian informasi ini tidak ada aktivitas berdua-duaan seperti aktivitas pacaran pada umumnya, seperti jalan berduaan, makan berduaan, boncengan motor berduaan, satu mobil berduaan, dan aktivitas berduaan lainnya. Harus ada pihak ketiga yang mendampingi selama proses taaruf dijalani untuk menghindari setan menjadi ketiganya.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Interaksi lewat media sosial dan media komunikasi jarak jauh perlu dibatasi dan dijaga sehingga tidak ada aktivitas 'bermesraan' jarak jauh sebelum kedua pihak dihalalkan dalam ikatan pernikahan. Agar proses lebih terjaga, kedua pihak bisa saling memblokir nomer handphone sehingga tidak ada kesempatan kedua pihak untuk berkomunikasi secara langsung, selanjutnya bisa dibuat grup Whatsapp atau grup media lainnya dengan melibatkan pihak ketiga dari perwakilan keluarga atau sahabat dekat tepercaya sebagai anggota grup. Hal-hal yang perlu dikomunikasikan bisa disampaikan di grup, sehingga interaksinya akan lebih terjaga karena ada pihak ketiga yang turut mengawasi percakapan di grup tersebut.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Tidak perlu berlama-lama taaruf dengan si pasangan taaruf dengan alasan ingin lebih mengenal karakternya lebih jauh, karena mungkin saja yang ditampilkan lebih dominan sikapnya yang baik-baik saja. Sebagai pelengkap, anda bisa mencari informasi tambahan ke rekan-rekan terdekat yang telah lama mengenal si pasangan taaruf dan sering berinteraksi dengannya. Prioritas pertama adalah keluarganya, kemudian tetangganya, selanjutnya rekan kerjanya, dan beberapa sumber informasi tambahan lainnya seperti uraian di bawah ini.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">2. Keluarga</span></b><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><b><br /></b>Keluarga pasangan taaruf adalah pihak terdekat yang mengetahui bagaimana sikap dan keseharian pasangan taaruf. Anda bisa bertanya ke bapaknya, ibunya, kakaknya, adiknya, atau anggota keluarga lain yang tentunya lebih mengenal pasangan taaruf dibanding orang lain. Tanyakan apa saja kesan positif mengenai pasangan taaruf di mata mereka dan apa saja kesan negatifnya selama tinggal bersamanya. Apabila segan dan malu bertanya langsung ke bapaknya atau ibunya, anda bisa meminta bantuan orang tua untuk penggalian lebih jauh, sekaligus sebagai ajang silaturahim kedua orang tua.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Satu waktu bisa diagendakan pertemuan antar bapak untuk lebih mengenal keduanya, titipkan pesan ke bapak anda untuk menanyakan bagaimana pesan kesan si bapak pasangan taaruf selama hidup bersama anaknya. Di waktu yang lain bisa diagendakan pertemuan antar ibu untuk lebih mengenal keduanya, titipkan pesan juga ke ibu anda untuk menanyakan bagaimana pesan kesan si ibu pasangan taaruf selama hidup bersama anaknya. Bila ada waktu luang bisa juga mengajak kakak atau adiknya bertemu di luar rumah untuk menanyakan pesan kesannya mengenai si pasangan taaruf. Sebagai catatan, bila kakak atau adiknya ini sesama laki-laki atau sesama perempuan maka tidak perlu pihak ketiga untuk mendampingi. Namun bila sebaliknya maka perlu ada pihak ketiga yang mendampingi saat pertemuan.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">3. Tetangga</span></b><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><b><br /></b>Sumber informasi selanjutnya adalah tetangga dari pasangan taaruf. Tetangga samping kanan rumah, kiri rumah, dan depan rumah bisa dijadikan tempat bertanya pesan kesannya ke pasangan taaruf. Apabila ada tetangganya yang berjauhan tapi termasuk sahabat dekatnya bisa ditanyakan pandangannya mengenai pasangan taaruf. Pengurus masjid setempat bisa jadi sumber informasi bagi pihak perempuan, apakah si calon pasangan laki-laki rajin shalat berjamaah di masjid atau tidak, yang bisa dijadikan salah satu pertimbangan lanjut tidaknya proses ke depan. Bisa juga ‘iseng’ bertanya ke penjaga warung di dekat rumahnya untuk menanyakan pengalaman muamalahnya, apakah pasangan taaruf ini suka berhutang tapi susah melunasi, atau selalu membayar tunai apapun yang dibelinya tanpa meninggalkan hutang sepeserpun.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">4. Rekan Kerja</span></b><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><b><br /></b>Sumber informasi lainnya yaitu rekan kerja dari pasangan taaruf. Rutinitas dunia kerja yang padat dengan beban kerja yang tidak ringan akan memperlihatkan sikap seseorang dalam menghadapinya. Bagaimana keseharian pasangan taaruf di dunia kerjanya bisa diketahui lewat rekan kerjanya ini, misalnya seputar kebiasaan jam masuk kerjanya, bagaimana saat mengerjakan tugas dari atasan, dan informasi lainnya seputar dunia kerjanya.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">5. Rekan Organisasi/Komunitas</span></b><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><b><br /></b>Sumber informasi tambahan berikutnya yaitu rekan satu organisasi atau rekan satu komunitas dari pasangan taaruf. Peran dan aktivitasnya dalam organisasi atau komunitas bisa diketahui lewat rekan organisasi ini. Misalnya terkait kepemimpinannya saat menjadi ketua divisi di suatu kepanitiaan, bagaimana tanggung jawabnya saat menjadi anggota organisasi, dan informasi lainnya seputar aktivitas di dunia organisasinya.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">6. Tenaga Medis</span></b><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><b><br /></b>Sumber informasi yang bisa juga dijadikan referensi tambahan yaitu dari tenaga medis. Kondisi fisik dan kesehatan pasangan taaruf bisa saja secara kasat mata terlihat normal dan tidak ada masalah, namun mungkin saja dalam dirinya ada penyakit dalam yang belum diketahuinya. Satu waktu bisa diagendakan cek medis ke dokter atau ke laboratorium klinis untuk mengetahui apakah ada masalah kesehatan dalam diri kedua pihak. Informasi hasil cek medis tersebut selanjutnya bisa dijadikan salah satu pertimbangan dalam memutuskan lanjut tidaknya proses taaruf.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<b><span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">7. Media Sosial</span></b><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Sumber informasi terakhir yang bisa dijadikan referensi yaitu media sosial dari pasangan taaruf. Kebaikan akhlak seseorang seyogyanya akan tercermin dalam segala aspek kehidupannya, baik itu di dunia nyata maupun di dunia maya. Telusuri semua media sosial yang dimiliki pasangan taaruf apabila yang bersangkutan memang tergolong aktif di media sosial. Prinsipnya, yang terlihat baik di dunia maya belum tentu baik di dunia nyatanya, tetapi yang baik di dunia nyata seharusnya akan tecermin juga di dunia mayanya. Ditambah dengan informasi yang telah didapat dari penelusuran sumber sebelumnya, selanjutnya anda bisa istikharah dan mempertimbangkan keputusan lanjut tidaknya proses taaruf.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;">Di balik kelebihan seseorang pastinya ada kekurangan yang dimilikinya. Pertimbangkan secara baik-baik, apakah anda bisa menerima kelebihan dan kekurangan yang ada, ataukah ada hal-hal prinsipil yang cukup mengganjal dan tidak bisa dikompromikan. Apabila kecenderungannya positif maka proses taaruf bisa dilanjutkan ke tahap yang lebih serius, namun apabila sebaliknya maka proses taaruf bisa dihentikan dengan sebaik-baiknya, sama-sama mendoakan agar kedua pihak diberikan calon jodoh lainnya yang terbaik menurut Allah SWT. Semoga bermanfaat dan memberikan pencerahan. Wallahua'lam bishshawwab.</span><br />
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><br /></span>
<div style="text-align: start;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif; font-size: xx-small;">Salam,</span></div>
<div style="text-align: start;">
<span style="font-family: Trebuchet MS, sans-serif;"><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;"><br /></span><span style="font-family: inherit; font-size: xx-small;">Maswahyu ST (Spesialis Taaruf)<br />Admin RumahTaaruf.com<br />Website : <a href="http://www.maswahyu.com/" style="color: #539424; outline: none;" target="_blank">www.maswahyu.com</a><br />Twitter & Instagram : @MaswahyuST </span><span style="font-family: inherit;"> </span></span></div>
</div>
Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-68850027194400839942016-09-04T23:10:00.000+07:002016-09-04T23:16:27.543+07:009 Tips Sukses Taaruf Yang Harus Anda Ketahui<span style="font-size: xx-small;"><i>Sumber : </i></span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: xx-small;"><i>- <a href="https://www.islampos.com/9-tips-sukses-taaruf-yang-harus-anda-ketahui-1-301475" target="_blank">https://www.islampos.com/9-tips-sukses-taaruf-yang-harus-anda-ketahui-1-30147</a> </i></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><i>- </i></span><span style="font-size: xx-small;"><i><span style="font-size: xx-small;"><i><a href="https://www.islampos.com/9-tips-sukses-taaruf-yang-harus-anda-ketahui-2-habis-301492" target="_blank">https://www.islampos.com/9-tips-sukses-taaruf-yang-harus-anda-ketahui-2-habis-301492</a></i></span></i></span><br />
<span style="font-size: xx-small;"><i><span style="font-size: xx-small;"><i> </i></span> </i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: xx-small;"><span class="post-info-text">Posted on</span> <span class="post-date updated"><time class="post-date updated" datetime="2016-09-02" itemprop="datePublished">September 2, 2016</time></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<span class="post-date updated"><time class="post-date updated" datetime="2016-09-02" itemprop="datePublished"></time></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Oleh : Tri Wahyu Nugroho</b> </div>
<div style="text-align: justify;">
Admin dan Mediator Taaruf di RumahTaaruf.com</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
KECOCOKAN kriteria antara pasangan yang berikhtiar taaruf menuju
pernikahan akan menunjang kelancaran proses taaruf ke depannya.
Rasulullah menganjurkan bahwa kriteria yang harus diutamakan adalah
pertimbangan dari segi agamanya, yaitu yang lurus aqidahnya, taat
ibadahnya, dan baik akhlaknya.<br />
<br />
Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya ternyata ada kriteria-kriteria
tambahan yang menjadi kriteria mutlak selain faktor agama tersebut.
Berikut ini 9 kriteria tambahan yang biasanya ditetapkan pihak laki-laki
dan perempuan dalam mencari calon pasangan, berdasarkan pengalaman 7
tahun-an menjadi mediator taaruf.<br />
<br />
<b>1. Kriteria Fisik</b></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Kondisi fisik seseorang tidak mencerminkan baik buruknya akhlak
seseorang. Bagaimanapun bentuk fisik seseorang, itulah kondisi terbaik
yang telah Allah karuniakan. Meskipun demikian, faktor fisik ternyata
memiliki pengaruh dalam pertimbangan kecocokan saat taaruf, tanpa
mengesampingkan pertimbangan faktor agama yang menjadi prioritas utama.<br />
<br />
Dari pengalaman mediasi taaruf, kebanyakan laki-laki memilih perempuan
yang posturnya lebih pendek darinya dengan berat badan yang tidak
berlebihan. Kebanyakan perempuan memilih laki-laki berpostur lebih
tinggi darinya dengan berat badan yang tidak berlebihan juga.
Ketertarikan dengan bentuk rupa atau wajah yang “menyejukkan” pun
menjadi pertimbangan, yang sifatnya relatif antara rekan yang satu
dengan rekan yang lainnya.<br />
<br />
Tips pertama : Saat memulai ikhtiar taaruf, carilah calon pasangan yang
sekiranya cocok dengan wajah dan postur anda apa adanya, apakah lebih
tinggi atau lebih pendek, apakah berat badannya berlebihan atau
proporsional.<br />
<br />
<b>2. Kriteria Sifat/Karakter</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Mencari calon pasangan dengan karakter yang sempurna adalah sebuah hal
yang mustahil. Di balik kelebihan seseorang, pastilah ada kekurangan
yang dimilikinya. Karakter positif yang dimiliki dapat dioptimalkan di
jalan kebaikan, sedangkan karakter negatif yang melekat dapat
dikendalikan untuk meminimalkan keburukan yang ditimbulkan.<br />
<br />
Dari pengalaman mediasi taaruf, kriteria karakter yang sering ditetapkan
dibanding yang lainnya yaitu karakter introvet atau ekstrovert. Rekan
yang memiliki karakter introvert cenderung mencari calon yang
karakternya ekstrovert untuk menjadi calon pasangannya. Sebaliknya,
rekan yang memiliki karakter ekstrovert cenderung mencari yang
karakternya introvert sebagai pelengkapnya.<i> </i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Tips kedua : Saat memulai ikhtiar taaruf, carilah calon pasangan yang
bisa menerima bagaimanapun karakter anda, dengan segala kelebihan dan
kekurangannya.<br />
<br />
<b>3. Kriteria Usia</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Bilangan usia seseorang tidak menjamin tingkat kedewasaan orang
tersebut. Yang usianya masih muda bisa bersikap lebih dewasa, yang sudah
berumur pun ada yang karakternya kekanak-kanakan. Meskipun demikian,
faktor usia ternyata cukup berpengaruh dalam pertimbangan saat taaruf.<br />
<br />
Dari pengalaman mediasi taaruf, kebanyakan laki-laki memilih yang lebih
muda usianya, dan kebanyakan perempuan memilih yang lebih tua usianya.
Rentang perbedaan usia pun menjadi pertimbangan, kebanyakan rekan
memilih yang tidak terlalu jauh rentang usianya.<br />
<br />
Tips ketiga : Saat memulai ikhtiar taaruf, pastikan bahwa calon pasangan
taaruf tidak mempermasalahkan berapapun usia anda, apakah lebih muda
atau lebih tua, apakah rentang usianya jauh atau berdekatan.<br />
<br />
<b>4. Kriteria Pekerjaan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Salah satu kewajiban seorang laki-laki setelah menikah nanti adalah
menafkahi istri dan anak-anaknya. Wajar saja bila pihak perempuan
menetapkan calon pasangan yang sudah berpenghasilan dan mampu menafkahi
di kriteria mutlaknya. Kriteria ‘mapan’ tak jarang ditetapkan sebagai
salah satu kriteria, yang diartikan oleh sebagian laki-laki bahwa dia
harus memiliki ‘papan’ atau rumah terlebih dulu sebelum menikahi
perempuan tersebut, meskipun kenyataannya tidak sepenuhnya demikian.<br />
<br />
Dari pengalaman mediasi taaruf, kebanyakan perempuan lebih menekankan
pada keterjaminan nafkah setelah menikah nanti, tanpa mensyaratkan gaji
minimal, pekerjaan tertentu, atau kepemilikan harta tertentu. Sebagian
besar perempuan siap diajak tinggal mengontrak terlebih dulu sambil
berikhtiar untuk memiliki rumah sendiri setelah menikah nanti, dan hanya
sebagian kecil yang menginginkan calon suaminya memiliki rumah terlebih
dulu sebelum menikah.<br />
<br />
Di sisi laki-laki, kebanyakan menginginkan agar calon pasangannya
menjadi ibu rumah tangga sepenuhnya setelah menikah nanti. Kalaupun
pihak perempuan ingin tetap bekerja, kebanyakan laki-laki mengijinkan
setidaknya sampai mereka memiliki anak. Apabila setelah memiliki anak
tetap ingin bekerja, pihak laki-laki mengharapkan jenis pekerjaannya
yang bisa dilakukan di rumah, ataupun pekerjaan yang tidak menghabiskan
banyak waktu di luar rumah sehingga keterlibatan ibu dalam pengasuhan
anak tidak terabaikan.<br />
<br />
Tips keempat : Saat memulai ikhtiar taaruf, pastikan bahwa calon
pasangan taaruf tidak mempermasalahkan pekerjaan anda sekarang ataupun
proyeksi pekerjaan anda di masa mendatang. </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>5. Kriteria Pendidikan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Pendidikan yang tinggi tidak menjamin kesuksesan seseorang. Tak sedikit
orang yang sukses dalam karirnya berlatar belakang pendidikan yang tidak
tinggi. Meskipun demikian, faktor pendidikan ini sering menjadi
kriteria mutlak yang ditetapkan seseorang dalam mencari calon pasangan.<br />
<br />
Dari pengalaman mediasi taaruf, baik laki-laki maupun perempuan
kebanyakan menginginkan calon pasangan dengan pendidikan yang setara.
Yang mengenyam pendidikan sampai perguruan tinggi menginginkan calon
pasangan yang juga mengenyam pendidikan di pergurutan tinggi. Demikian
pula yang belum berkesempatan melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi, mereka menginginkan yang pendidikannya setara.<br />
<br />
Tips kelima : Saat memulai ikhtiar taaruf, pastikan bahwa calon pasangan
taaruf tidak mempermasalahkan tingkat pendidikan anda, apakah lebih
rendah, setara, ataupun lebih tinggi.<br />
<br />
<b>6. Kriteria Domisili/Daerah Asal</b><br />
<br />
Kemajuan sarana transportasi masa kini semakin memudahkan seseorang
untuk menjangkau daerah yang berjauhan di seluruh penjuru dunia.
Perjalanan lintas propinsi, lintas pulau, bahkan lintas negara bisa
ditempuh dalam hitungan jam saja. Meskipun demikian, domisili/daerah
asal seseorang bisa menjadi pertimbangan dalam kelanjutan proses taaruf.<br />
<br />
Dari pengalaman mediasi taaruf, kebanyakan rekan cenderung mencari calon
pasangan yang tidak terlalu berjauhan domisilinya. Pihak laki-laki
menginginkan agar calon istrinya nanti bisa mengikuti di manapun
domisilinya. Kebanyakan perempuan pun siap mengikuti ke manapun domisili
suami nanti, hanya sebagian yang belum siap berpindah domisili karena
alasan tertentu.<br />
<br />
Tips keenam : Saat memulai ikhtiar taaruf, pastikan bahwa calon pasangan
taaruf tidak mempermasalahkan domisili atau daerah asal anda, apakah
domisilinya berdekatan atau berjauhan.<br />
<br />
<b>7. Kriteria Suku</b><br />
<br />
Karakter seseorang tergantung pada diri pribadi orang tersebut, bukan
tergantung dari mana sukunya. Menyematkan karakter tertentu pada suku
tertentu adalah hal yang tidak dapat dibenarkan. Meskipun demikian,
kriteria suku ternyata cukup mempengaruhi pertimbangan lanjut tidaknya
proses taaruf.<br />
<br />
Dengan pertimbangan kedekatan wilayah, kesamaan budaya, kesamaan bahasa
daerah, dan pertimbangan lainnya, ada rekan yang merasa nyaman dengan
calon pasangan yang satu suku. Di lain pihak, ada rekan yang
menginginkan pasangan berbeda suku, dengan pertimbangan yang
bermacam-macam pula.<br />
<br />
Tips ketujuh : Saat memulai ikhtiar taaruf, pastikan bahwa calon
pasangan taaruf tidak mempermasalahkan suku anda, apakah satu suku
ataupun berbeda suku.<br />
<br />
<b>8. Kriteria Status Pernikahan</b><br />
<br />
Ikhtiar taaruf tidak hanya dijalani oleh rekan yang belum pernah menikah
sebelumnya (status perjaka atau gadis). Yang sudah pernah menikah
sebelumnya (status duda atau janda), juga memiliki keinginan yang sama
untuk menggenapkan setengah agamanya (lagi).<br />
<br />
Dari pengalaman mediasi taaruf, kebanyakan rekan yang berstatus perjaka
atau gadis menginginkan yang statusnya masih perjaka atau gadis juga.
Kebanyakan rekan yang berstatus duda atau janda lebih fleksibel
kriterianya, tidak keberatan dengan calon pasangan yang juga berstatus
duda/janda ataupun perjaka/gadis.<br />
<br />
Tips kedelapan : Saat memulai ikhtiar taaruf, pastikan bahwa calon
pasangan taaruf tidak mempermasalahkan status anda, apakah perjaka atau
gadis, apakah duda atau janda.<br />
<br />
<b>9. Kriteria dari Orang Tua/Wali</b><br />
<br />
Ikhtiar taaruf menuju pernikahan bukan hanya ikhtiar mencari calon
pasangan, melainkan juga ikhtiar mencarikan calon menantu untuk orang
tua. Yang menjadi masalah, kriteria calon menantu yang ditetapkan orang
tua tak jarang berbeda dengan kriteria calon pasangan yang diinginkan si
anak. Meskipun rekan yang bertaaruf merasa sudah sama-sama cocok, tak
sedikit proses yang terhenti di tahap taaruf calon pasangan ke orang
tua. Kasus seperti ini biasanya karena rekan tersebut belum
mengondisikan orang tuanya sebelum ikhtiar taaruf.<br />
<br />
Beberapa hal yang perlu dikondisikan ke orang tua sebelum ikhtiar taaruf
di antaranya terkait ijin/restu untuk menikah dan kriteria calon
menantu yang mereka inginkan. Apabila belum ada ijin/restu untuk
menikah, maka ikhtiar taaruf belum saatnya dijalani. Apabila sudah ada
ijin/restu untuk menikah, maka langkah selanjutnya adalah bermusyawarah
untuk menemukan kesepakatan kriteria antara si anak dengan orang tua.<br />
<br />
Tips kesembilan : Sebelum memulai taaruf, silakan tanyakan ke orang tua
inginnya calon menantu seperti apa, lengkapi dengan kriteria yang anda
inginkan. Pertimbangan segi agama sudah pasti menjadi urutan kriteria
yang pertama, sehingga yang perlu dikomunikasikan adalah kriteria
tambahannya. Pastikan kriteria tambahan apa saja yang merupakan kritera
mutlak, mana yang bisa dinego. Dari informasi kriteria mutlak ini
mulailah berikhtiar mencari calon pasangan. Lebih baik lagi bila orang
tua dilibatkan sejak awal ikhtiar taaruf, sehingga apabila mereka
keberatan dengan si calon maka proses bisa dihentikan dari awal.<br />
<br />
Seiring berjalannya proses taaruf, ada beberapa kemungkinan tanggapan ke
calon pasangan yang diikhtiarkan. Bapak cocok, ibu cocok, tetapi anda
tidak cocok, lebih baik ikhtiar dengan calon lainnya. Bapak cocok, anda
cocok, tetapi ibu tidak cocok, tak ada salahnya mencoba calon alternatif
berikutnya.<br />
<br />
Ibu cocok, anda cocok, tetapi bapak tidak cocok, tentunya perlu
pengondisian yang lebih baik lagi untuk pilihan calon selanjutnya. Insya
Allah semuanya akan cocok apabila sebelum memulai proses taaruf ada
komunikasi yang baik antara anda dengan orang tua anda dalam hal
kesepakatan kriteria calon pasangan. Semoga bermanfaat dan memberikan
pencerahan. <i>Wallahua’lam bisshawwab.</i></div>
Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-30775350346842909252016-04-29T01:28:00.002+07:002016-04-29T01:28:59.027+07:005 Langkah Sukses Taaruf ke Calon Mertua<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: xx-small;"><i>Sumber : <a href="https://www.islampos.com/5-langkah-sukses-taaruf-ke-calon-mertua-272437" target="_blank">https://www.islampos.com/5-langkah-sukses-taaruf-ke-calon-mertua-272437</a></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: xx-small;"><i> </i></span>
</div>
<small>Selasa 18 Rejab 1437 / 26 April 2016 10:30</small><br />
<div style="text-align: justify;">
<b>Oleh: Tri Wahyu Nugroho,</b> <i>Admin & Mediator Taaruf di RumahTaaruf.com</i><br />
<br />
IKHTIAR taaruf menuju pernikahan sejatinya tidak hanya mencari calon
suami atau calon istri saja, tetapi juga mencarikan calon menantu untuk
orang tua kedua pihak yang bertaaruf. Berdasarkan pengalaman mediasi
taaruf, ternyata cukup banyak proses taaruf yang terhenti saat masuk
proses taaruf ke calon mertua, meskipun dari sisi laki-laki dan
perempuan sudah sama-sama cocok. Berikut ini lima langkah yang bisa
dijalani agar taaruf ke calon mertua berjalan sukses.<br />
<br />
<b>1. Pastikan Calon Mertua Sudah Mengijinkan Anaknya Menikah</b><br />
<br />
Langkah pertama yang perlu dijalani adalah memastikan bahwa calon mertua
sudah mengijinkan anaknya untuk menikah. Ikhtiar taaruf belum saatnya
dijalani apabila ijin/restu untuk menikah dari orang tua belum ada,
karena ijin menikah dari wali seorang perempuan sifatnya wajib, dan
restu dari orang tua laki-laki juga diperlukan meskipun tidak ada
istilah wali bagi seorang laki-laki. Carilah calon pasangan yang tidak
hanya siap menikah, tetapi juga calon pasangan yang sudah dibolehkan
menikah oleh orang tua/walinya.<br />
<br />
Beberapa hal yang bisa menjadi kendala di antaranya adalah orang tua
yang menginginkan anaknya lulus kuliah terlebih dulu baru menikah. Ada
juga orang tua yang menginginkan agar si kakak menikah terlebih dulu,
baru adiknya menyusul setelahnya. Ada lagi orang tua yang masih ada
beban atau tanggungan lain sehingga belum bisa menikahkan anaknya dalam
waktu dekat, dan alasan lainnya yang menyebabkan ijin menikah dari orang
tua belum didapat.<br />
<br />
Pastikan tidak kendala apapun bagi sang anak untuk menyegerakan menikah,
kecuali kendala calon pasangannya saja yang belum ada. Persilakan calon
pasangan menanyakan ijin/restu menikah ini ke orang tuanya, apabila
hasilnya positif maka bisa dilanjutkan ke langkah kedua.<br />
<br />
<b>2. Pastikan Kriteria Mutlak Dari Calon Mertua Sesuai</b><br />
<br />
Langkah kedua yang perlu dijalani adalah memastikan bahwa kriteria
mutlak yang ditetapkan calon mertua sesuai dengan kondisi si calon
menantu. Kriteria agama dan akhlak yang baik sudah pasti menjadi
kriteria mutlak calon mertua. Kenyataannya, tak sedikit calon mertua
yang menetapkan kriteria tambahan lain yang menjadi kriteria mutlak bagi
calon menantunya nanti.<br />
<br />
Beberapa kriteria tambahan yang menjadi pertimbangan di antaranya
terkait pendidikan calon menantu, pekerjaan, usia, suku, kondisi fisik,
daerah asal/domisili, dan beberapa kriteria lainnya. Calon menantu perlu
mengetahui hal-hal apa sajakah yang menjadi kriteria mutlak calon
mertua, dan apakah kriteria mutlak tersebut sesuai dengan kondisi
dirinya atau tidak.<br />
<br />
Seperti halnya hak sang anak memilih calon pasangannya seperti apa,
calon mertua pun berhak memilih calon menantu untuk anaknya seperti apa.
Persilakan calon pasangan menanyakan kriteria mutlak apa saja yang
mereka tetapkan ke calon menantunya, apabila secara umum kriteria mutlak
mereka sesuai dengan kondisi diri maka bisa dilanjutkan ke langkah
ketiga.<br />
<br />
<b>3. Taaruf Pihak Laki-laki ke Calon Mertua</b><br />
<br />
Langkah ketiga yang perlu dijalani adalah taaruf pihak laki-laki ke
calon mertua. Pihak laki-laki diberi kesempatan untuk silaturahim ke
orang tua perempuan terlebih dulu, pertimbangannya karena orang tua
perempuan yang cenderung lebih banyak pertimbangan dibandingkan orang
tua laki-laki yang cenderung menyerahkan urusan jodohnya ke sang anak.
Lokasi silaturahim bisa langsung di rumah pihak perempuan, atau bisa
juga bertemu di lokasi lain sesuai kesepakatan bersama. Pihak laki-laki
cukup datang sendiri dulu, belum perlu membawa serta keluarganya karena
baru perkenalan awal.<br />
<br />
Ceritakan gambaran diri selengkapnya saat silaturahim ke calon mertua,
jelaskan kondisi keluarga, latar belakang pendidikan, pekerjaan,
aktivitas sehari-hari, aktivitas organisasi, hobi, dan hal-hal lainnya
sehingga calon mertua mengetahui banyak hal seputar diri pihak
laki-laki. Karena baru silaturahim awal, hindari obrolan yang menjurus
ke arah lamaran atau pernikahan agar calon mertua tidak kaget, baru
pertama kali bertemu kok obrolannya sudah menjurus ke sana. Kecuali jika
calon mertua yang lebih dulu memancing obrolan ke arah lamaran atau
pernikahan, maka tanggapannya bisa disesuaikan.<br />
<br />
Setelah silaturahim dijalani, pihak perempuan bisa menanyakan tanggapan
orang tuanya, apakah cocok dengan laki-laki tersebut ataukah ada hal-hal
yang mengganjal sehingga keberatan jika proses dilanjutkan. Apabila
calon mertua perlu informasi lebih banyak mengenai pihak laki-laki,
mereka bisa menanyakannya ke rekan-rekan terdekat pihak laki-laki,
apakah itu ke keluarganya, tetangganya, rekan kerjanya, atau rekan
organisasinya. Apabila kecenderungannya positif, maka bisa dilanjutkan
ke langkah keempat.<br />
<br />
<b>4. Taaruf Pihak Perempuan ke Calon Mertua</b><br />
<br />
Langkah keempat yang dijalani adalah taaruf pihak perempuan ke calon
mertua. Berbeda dengan pihak laki-laki yang bisa datang sendiri untuk
bersilaturahim ke calon mertua, pihak perempuan perlu ada yang
mendampingi saat bersilaturahim ke calon mertua. Pendampingnya bisa dari
mahram pihak perempuan, ataupun rekan dekat lain yang tepercaya.
Apabila terkendala jarak yang berjauhan pihak laki-laki bisa mengenalkan
pihak perempuan ke orang tuanya sekalian saat taaruf kedua keluarga,
mengingat pihak perempuan yang lebih rawan keamanan dirinya. Jadi agenda
taaruf diadakan sekalian di rumah pihak perempuan, tidak di rumah pihak
laki-laki.<br />
<br />
Seperti halnya saat taaruf pihak laki-laki ke calon mertua, ceritakan
gambaran diri pihak perempuan selengkapnya ke calon mertua, jelaskan
kondisi keluarga, latar belakang pendidikan, pekerjaan, aktivitas
sehari-hari, aktivitas organisasi, hobi, dan hal-hal lainnya sehingga
calon mertua mengetahui banyak hal seputar diri pihak perempuan. Karena
baru silaturahim awal, hindari obrolan yang menjurus ke arah lamaran
atau pernikahan agar calon mertua tidak kaget, juga menghindari kesan
‘agresif’ yang bisa jadi membuat calon mertua tidak berkenan.<br />
<br />
Setelah silaturahim dijalani, pihak laki-laki bisa menanyakan tanggapan
orang tuanya, apakah cocok dengan perempuan tersebut ataukah ada hal-hal
yang mengganjal sehingga keberatan jika proses dilanjutkan. Apabila
calon mertua perlu informasi lebih banyak seputar pihak perempuan,
mereka bisa menanyakannya ke rekan-rekan terdekat pihak perempuan,
apakah itu ke keluarganya, tetangganya, rekan kerjanya, atau rekan
organisasinya. Apabila kecenderungannya positif, maka bisa dilanjutkan
ke langkah kelima.<br />
<br />
<b>5. Taaruf Antara Calon Mertua</b><br />
<br />
Langkah kelima yang perlu dijalani adalah taaruf kedua keluarga, taaruf
antara kedua calon mertua. Keluarga perempuan bisa jadi merasa cocok
dengan si laki-laki, demikian juga keluarga laki-laki pun mungkin sudah
merasa cocok dengan si perempuan di langkah taaruf sebelumnya. Meskipun
demikian, ada kemungkinan antara kedua keluarga terdapat hal-hal yang
tidak cocok, sehingga proses taaruf tidak bisa dilanjutkan ke tahap yang
lebih serius. Untuk memastikan kecocokan kedua keluarga, maka
silaturahim antara kedua keluarga bisa dijalani.<br />
<br />
Pihak keluarga laki-laki bisa bersilaturahim ke keluarga perempuan,
untuk awalan silaturahim cukup diwakili oleh keluarga inti, belum
menyertakan keluarga besar. Seperti halnya saat taaruf sang anak ke
calon mertua masing-masing, kedua keluarga bisa lebih mengenal satu
dengan yang lainnya saat taaruf keluarga ini. Keluarga perempuan pun
bisa mengagendakan silaturahim balik ke keluarga laki-laki untuk
mengetahui kondisi keluarga laki-laki dan lingkungan sekitarnya.<br />
<br />
Setelah silaturahim kedua keluarga dijalani, pihak laki-laki dan
perempuan bisa menanyakan tanggapan orang tuanya, apakah cocok dengan
pihak keluarga lainnya ataukah ada hal-hal yang mengganjal sehingga
keberatan jika proses dilanjutkan. Apabila hasilnya positif, maka bisa
diagendakan silaturahim kedua keluarga dalam rangka lamaran resmi
keluarga. Apabila lamaran keluarga ini diterima, semoga dimudahkan
proses selanjutnya menuju hari pernikahan.<br />
<br />
Semoga bermanfaat dan memberikan pencerahan. <i>Wallahu a’lam bisshawwab. </i></div>
Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-37994914352917337052015-09-21T09:30:00.004+07:002015-09-21T09:31:35.744+07:005 Tips Taaruf Aman Lewat Media Online<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: xx-small;"><i>Sumber : <a href="https://www.islampos.com/5-tips-taaruf-aman-lewat-media-online-214447" target="_blank">https://www.islampos.com/5-tips-taaruf-aman-lewat-media-online-214447</a></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: xx-small;"><i> </i></span>
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<small>Ahad 6 Zulhijjah 1436 / 20 September 2015 17:00</small></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Oleh: Tri Wahyu Nugroho,</b> <i>Admin www.RumahTaaruf.com & Mediator Taaruf</i></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Aktivitas berselancar di media sosial online seperti Twitter dan
Facebook telah menjadi rutinitas masyarakat saat ini. Selain untuk
memperluas jaringan pertemanan, ada juga yang berharap mendapatkan jodoh
dari kenalan yang ada di dunia maya tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Memang ada yang berhasil menemukan jodohnya, namun tidak sedikit yang
justru malah menjadi korban dari oknum kenalan dari dunia maya ini,
entah itu dalam bentuk penipuan, pelecehan, bahkan ada juga sampai yang
menjadi korban penculikan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut ini lima tips yang bisa dijalani saat ajakan taaruf datang
dari kenalan di media sosial online, saya asumsikan yang menerima ajakan
taaruf pihak perempuan dan yang mengajak taaruf pihak laki-laki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
1. Libatkan Orang Ketiga/Mediator</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Salah satu prinsip taaruf islami adalah adanya orang ketiga/mediator
yang mendampingi di sepanjang prosesnya, termasuk juga dalam taaruf
lewat media online ini. Adanya korban dari oknum di dunia maya
kebanyakan karena interaksi dan komunikasi berduaan tanpa adanya
mediator, sehingga langkah pertama yang perlu diambil adalah menunjuk
mediator untuk mendampingi proses taaruf.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mediator yang bisa diprioritaskan adalah bapak kandung karena
beliaulah yang kelak menjadi wali nikah, yang memiliki kewenangan mutlak
dalam menikahkan putrinya. Prioritas kedua adalah saudara, prioritas
berikutnya adalah rekan dekat tepercaya apakah itu teman dekat, guru
ngaji, atau pihak lain yang tepercaya. Prioritaskan juga mediator yang
berjenis kelamin laki-laki sehingga terhindar dari korban ‘keisengan’ si
laki-laki yang mengajak taaruf, karena sangat kecil kemungkinan
laki-laki berbuat iseng dengan sesama laki-laki.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Persilakan si laki-laki berhubungan langsung dengan mediator saat dia
menyampaikan ajakan untuk taaruf, minimalkan berkomunikasi langsung
dengannya agar proses lebih terjaga. Bila perlu hapus pertemanan dan
blok nomer kontaknya untuk menghindari interaksi yang tidak perlu,
hingga kelak proses taaruf masuk ke tahap lebih serius yang memerlukan
koordinasi kedua pihak dalam mempersiapkan pernikahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Insya Allah dengan adanya pendampingan orang ketiga ini tindakan yang
tidak baik atau interaksi yang membuai dari kenalan dari dunia maya
tersebut bisa dihindari karena ada mediator yang selalu memantau proses
yang dijalani.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
2. Penggunaan CV/Biodata Taaruf</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenalan yang ada di dunia maya tersebut mungkin saja baru dikenal dalam
hitungan hari, pekan, atau bulan saja. Informasi mengenai dirinya pun
sebatas yang disampaikan di media sosialnya, sehingga informasi yang
didapat tentangnya sangat sedikit. CV/biodata taaruf bisa dimanfaatkan
sebagai sarana perkenalan awal kedua pihak yang berfungsi memberikan
gambaran umum profil kedua pihak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pertukaran CV/biodata taaruf difasilitasi lewat email mediator yang
mendampingi proses taaruf. Bisa pihak laki-laki dulu yang
mempertimbangkan, pihak perempuan dulu, atau bersamaan. Namun yang lebih
sering dipilih adalah pihak laki-laki dulu yang mempertimbangkan
biodata pihak perempuan. Apabila dari pertimbangan CV/biodata taaruf
yang disampaikan ternyata banyak hal yang kurang cocok atau tidak
sejalan, maka proses tidak perlu dilanjutkan, dan kedua pihak bisa
ikhtiar dengan yang lainnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
CV/ biodata taaruf setidaknya berisi data diri, data keluarga,
riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, gambaran aktivitas dan kebiasaan
sehari-hari, kriteria calon pasangan, visi dan misi pernikahan, serta
rencana atau harapan pasca pernikahan. Salah satu contoh format
CV/biodata taaruf bisa diunduh di tautan ini :
www.biodata.rumahtaaruf.com. CV/biodata taaruf dalam bentuk softcopy
akan lebih mudah ditukarkan lewat email dibandingkan dalam bentuk
hardcopy. Verifikasi mengenai hal-hal yang dituliskan di biodata ini
bisa dilakukan di tahap taaruf berikutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
3. Verifikasi Data Diri</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kecenderungan oknum iseng di dunia maya adalah berusaha menutupi jati
diri sebenarnya, seperti halnya perampok yang biasanya memakai penutup
kepala atau helm dalam melakukan aksi jahatnya. Karena itu, verifikasi
data diri yang tercantum di biodata sangat penting dilakukan untuk
memastikan kebenaran data dirinya, untuk awalan cukup dilakukan
verifikasi terkait domisili kenalan tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebagai alat verifikasi domisili, jepretan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
perlu ditambahkan sebagai pelengkap CV/biodata taaruf yang disampaikan.
Jepretan KTP berfungsi sebagai bukti valid bahwa sosok yang ada di
dunia maya tersebut terdaftar sebagai warga negara Indonesia yang memang
ada di dunia nyatanya, bukan sekedar profil fiktif yang bergentayangan
di dunia maya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apabila kenalan tersebut tidak berkenan menyampaikan jepretan KTP
dengan alasan khawatir akan disalahgunakan, bisa minta yang bersangkutan
menutup bagian nomer NIK KTP, foto diri di KTP, dan tanda tangan di
KTP. Dengan demikian yang terlihat adalah bagian nama, tempat dan
tanggal lahir, alamat domisili, agama, dan status pernikahannya yang
bisa dijadikan bahan verifikasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Verifikasi bisa dilakukan secara langsung atau dengan meminta bantuan
rekan yang tinggal berdekatan dengan domisili kenalan tersebut untuk
mengecek, apakah kenalan tersebut benar-benar ada sesuai alamat domisili
di KTP atau tidak. Apabila sudah pindah domisili, bisa minta yang
bersangkutan menyampaikan alamat domisilinya saat ini yang bisa jadi
berbeda dengan data yang tercantum di KTP. Pengecekan tidak perlu
bertemu dengan orangnya langsung, karena informasi bisa didapatkan lewat
tetangganya atau ketua RT setempat. Apabila hasilnya valid maka bisa
lanjut ke tahap berikutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
4. Tanya Jawab Lewat Email Mediator</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenalan di dunia maya tersebut bisa saja domisilinya berjauhan, entah
itu lintas propinsi, lintas pulau, bahkan bisa saja lintas negara.
Tanya jawab dengan perantara email mediator bisa digunakan sebagai
sarana memantapkan hati kedua pihak sebelum berlanjut ke proses
berikutnya agar proses taaruf berjalan efektif dan efisien. Sampaikan
pertanyaan-pertanyaan yang sekiranya jawabannya nanti sangat menentukan
pertimbangan lanjut tidaknya proses ke depan. Dari pengalaman mediasi
taaruf, ternyata cukup banyak proses yang terhenti di tahap ini karena
ketidak cocokan pandangan kedua pihak mengenai hal-hal tertentu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Berikut ini gambaran sesi tanya jawab yang bisa dijalani lewat perantara email mediator :</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
– Mediator memberikan kesempatan pihak perempuan untuk menyampaikan lima pertanyaan terlebih dulu ke pihak laki-laki.</div>
<div style="text-align: justify;">
– Mediator menerima pertanyaan yang diajukan pihak perempuan, dan meneruskan pertanyaan tersebut ke pihak laki-laki.</div>
<div style="text-align: justify;">
– Pihak laki-laki menyampaikan jawaban atas pertanyaan pihak perempuan,
sekaligus menyampaikan lima pertanyaan ke pihak perempuan lewat
mediator.</div>
<div style="text-align: justify;">
– Mediator menyampaikan balasan pihak laki-laki atas pertanyaan pihak
perempuan, sekaligus menyampaikan pertanyaan pihak laki-laki ke pihak
perempuan.</div>
<div style="text-align: justify;">
– Pihak perempuan menyampaikan balasan atas pertanyaan pihak laki-laki,
sekaligus menyampaikan tambahan pertanyaan untuk pihak laki-laki.</div>
<div style="text-align: justify;">
– Demikian seterusnya sampai kedua pihak merasa mantap/tidak mantap untuk melanjutkan ke proses berikutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Agar tidak terlalu lama bertanya jawab, bisa dibatasi pihak perempuan
sebanyak 4 sesi pertanyaan dan pihak laki-laki 3 sesi pertanyaan,
masing-masing sesi dibatasi maksimal 5 pertanyaan. Apabila dari sesi
tanya jawab ini kedua pihak sama-sama berkenan untuk lanjut proses maka
bisa diagendakan pertemuan secara langsung dengan pendampingan mediator
di tahap berikutnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
5. Taaruf Secara Langsung</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Taaruf lewat media online hanyalah awalan dari proses taaruf yang
sesungguhnya. Anjuran Nabi Muhammad adalah dengan melihat sosok yang
akan dinikahi/menikahi secara langsung, tidak sekedar lewat beberapa
halaman CV/biodata saja atau profil di dunia maya yang bisa saja
kondisinya berbeda dengan kondisi sebenarnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Agendakan pertemuan secara langsung dengan kenalan di dunia maya
tersebut dengan jadwal dan tempat sesuai kesepakatan bersama, tentunya
tetap dengan pendampingan mediator. Lokasi pertemuan bisa di rumah orang
tua pihak perempuan langsung, atau di lokasi lain apabila kedua pihak
keberatan karena baru pertemuan awal.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alternatif lokasi pertemuan dipilih yang dekat dengan domisili pihak
perempuan, karena kepantasan seorang laki-laki adalah dengan
‘mendatangi’ perempuan, bukan malah yang ‘didatangi’ perempuan. Masjid
agung atau masjid raya sesuai domisili pihak perempuan bisa dimanfaatkan
sebagai lokasi pertemuan, karena lokasinya yang biasanya strategis dan
mudah dijangkau dari luar daerah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Manfaatkan sesi pertemuan secara langsung ini untuk lebih menggali
profil dan cara pandang kedua pihak, yang bisa dijadikan pertimbangan
lanjut tidaknya proses ke depan. Hal-hal yang tercantum di biodata dan
ditanyakan saat sesi tanya jawab lewat email bisa ditanyakan kembali
untuk lebih memantapkan hati sekaligus melihat kekonsistenan jawaban
kedua pihak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di akhir sesi pertemuan mediator bisa menyampaikan pesan ke kedua
pihak untuk istikharah dan mempertimbangkan kembali selama 1-2 pekan ke
depan, apakah akan tetap berlanjut prosesnya atau tidak. Apabila kedua
pihak sama-sama berkenan lanjut proses, maka bisa diagendakan taaruf
langsung ke keluarga dan taaruf ke rekan-rekan terdekat calon pasangan
sebagai sarana penggalian informasi lebih jauh kedua pihak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Taaruf ke keluarga bisa dijalani untuk mengetahui kebiasannya
sehari-hari di rumah, taaruf ke tetangga dekat untuk mengetahui
kebiasaannya di lingkungan sekitar, taaruf ke rekan kerja untuk
mengetahui kebiasaannya di lingkungan kerja, dan taaruf ke rekan satu
organisasi atau komunitas untuk mengetahui kebiasaannya di lingkungan
organisasi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apabila hasilnya positif, maka bisa diagendakan taaruf antar kedua
keluarga, dan apabila kedua keluarga cocok bisa diagendakan lamaran
keluarga sekaligus untuk menentukan hari pernikahan. Proses taaruf yang
diawali secara baik lewat dunia maya, semoga berujung pada pernikahan
yang bahagia di dunia nyata. Semoga bermanfaat dan memberikan
pencerahan. Wallahua’lam bishshawwab.</div>
Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-14924426300337665942015-06-23T14:33:00.003+07:002015-06-23T14:38:35.094+07:005 Langkah Hijrah "From Pacaran To Taaruf"<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: xx-small;"><i>Sumber : </i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: xx-small;"><i>1. <a href="https://www.islampos.com/5-langkah-hijrah-from-pacaran-to-taaruf-1-191238" target="_blank">https://www.islampos.com/5-langkah-hijrah-from-pacaran-to-taaruf-1-191238</a></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: xx-small;"><i>2. <a href="https://www.islampos.com/5-langkah-hijrah-from-pacaran-to-taaruf-2-191241" target="_blank">https://www.islampos.com/5-langkah-hijrah-from-pacaran-to-taaruf-2-191241</a></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: xx-small;"><i>3. <a href="https://www.islampos.com/5-langkah-hijrah-from-pacaran-to-taaruf-3-habis-191251" target="_blank">https://www.islampos.com/5-langkah-hijrah-from-pacaran-to-taaruf-3-habis-191251</a></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<small>Senin 5 Ramadhan 1436 / 22 Juni 2015 </small></div>
<div style="text-align: justify;">
<small><i><b>Oleh : Tri Wahyu Nugroho, S.T</b>, Admin RumahTaaruf.com & Mediator Taaruf</i></small></div>
<div style="text-align: justify;">
<small><i> </i> </small></div>
<div style="text-align: justify;">
Seiring dengan semakin dikenalnya istilah taaruf, banyak muslimah
yang mendapatkan hidayah sehingga berani memutuskan pacarnya dan memilih
jalan taaruf. Meskipun demikian, ada juga yang masih menjalani
aktivitas pacaran karena sudah “kecantol” dengan yang sosok yang
disukainya. Padahal, memutus hubungan pacaran bukan berarti harus taaruf
dengan orang yang berbeda. Bisa saja taaruf dijalani dengan mantan
pacar tersebut, tentunya dengan metode dan adab yang disesuaikan dengan
tuntunan Islam. Berikut ini beberapa langkah yang bisa dijalani untuk
beralih dari aktivitas pacaran ke taaruf Islami dengan si mantan pacar,
hijrah “From Pacaran To Taaruf”.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Hijrah Niat</b><br />
Niat menjalani pacaran dan taaruf bisa saja sama-sama untuk menuju
pernikahan. Namun niat seperti itu saja belum cukup, niatkanlah untuk
ibadah, bukan sekedar niatan untuk menikah. Dengan niatan ibadah, setiap
aktivitas yang dijalani harus berlandaskan tuntunan dalam Islam, yang
mendekatkan diri ke jalan yang diridhai Allah, bukan yang dimurkai-Nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Hijrahkan niat, segeralah bertaubat atas aktivitas pacaran yang telah
dijalani, banyak-banyak istighfar, menyesali dan bersungguh-sungguh
untuk tidak mengulanginya lagi, selanjutnya beralihlah ke proses taaruf
yang Islami. Allah Maha Melihat, malaikat terus mencatat, dan ajal bisa
saja mendekat. Kalau si mantan pacar enggan diajak bertaubat, lebih baik
mencari sosok lain yang shalih/shalihat.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Hijrah Diri</b><br />
Ikhtiar menuju pernikahan tak lepas dari persiapan diri baik dari segi
ilmu, psikis, fisik, finansial, dan orang tua yang terkondisikan, yaitu
sudah memberi restu untuk menikah. Anjuran Islam adalah menikah bagi
yang sudah mampu menikah, bagi yang belum mampu menikah dianjurkan untuk
berpuasa. Dengan demikian, memantaskan diri dan memampukan diri
merupakan sebuah keharusan sebelum berikhtiar menuju pernikahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Hijrahkan diri, kemudian taaruflah dengan sosok yang memang sama-sama
sudah siap menikah sehingga tidak perlu berlama-lama dalam proses
taaruf. Apabila si mantan pacar baru siap menikah setelah tahun ke
depan, lebih baik putuskan hubungan dengannya dan beralihlah ke sosok
lain yang sudah siap menikahi/siap dinikahi.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Hijrah Hati</b><br />
Ketertarikan kepada lawan jenis merupakan fitrah yang ada dalam hati
manusia. Islam mengaturnya sehingga rasa cinta yang ada dalam hati ini
tidak melalaikan manusia ke cinta tertinggi kepada Sang Pencipta. Cinta
kepada Allah memiliki konsekuensi bahwa kita harus mengikuti apa-apa
yang telah disyariatkan-Nya. Cinta yang halal antar dua insan manusia
yang bertautan hati hanya ada saat keduanya sudah terikat dalam ikatan
yang sah, yaitu ikatan pernikahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Hijrahkan hati, jagalah hati dengan sebaik-baiknya sehingga tidak
menikmati rasa cinta yang belum halal, cinta yang belum saatnya diumbar
dan diungkapkan. Cukuplah cinta yang ada di hati itu dirasakan
sewajarnya saja hingga kelak waktunya tiba, saat akad nikah sudah
terucap yang menghalalkan rasa yang ada.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Hijrah Interaksi</b><br />
Aktifitas pacaran dijalani dengan harapan agar kedua pihak bisa lebih
mengenal satu sama lain. Jangka waktunya pun bisa berbulan-bulan, bahkan
bertahun-tahun. Pacaran pun dilakukan secara berduaan saja, entah itu
jalan berduaan, makan berduaan, nonton berduaan, boncengan motor
berduaan, naik mobil berduaan, dan aktivitas berduaan lainnya. Jarang
sekali atau bahkan tidak ada pasangan berpacaran yang mengajak orang
lain untuk mendampingi selama aktivitas pacaran dijalani.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Islam memberi batasan yang jelas mengenai aturan interaksi antara dua
manusia lawan jenis non mahram, yaitu dengan adanya orang ketiga di
antara keduanya. Apabila tidak ada orang ketiga di antaranya, maka yang
menjadi ketiganya adalah setan. Karena itu, adanya orang ketiga ini
dapat dikatakan sebagai syarat mutlak sebuah proses taaruf yang Islami.
Dengan adanya orang ketiga ini, maka kedua pihak yang bertaaruf akan
terhindar dari aktivitas pacaran yang tak Islami, baik itu
pegang-pegangan, mesra-mesraan, dan tindakan yang lebih jauh dari itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Hijrahkan interaksi, tidak perlu menjalani pacaran karena ada metode
taaruf Islami yang lebih menenangkan dan sesuai syariat. Dengan taaruf
yang berkualitas Insya Allah prosesnya bisa dijalani dalam waktu yang
singkat saja, tidak perlu berlama-lama. Berikut ini gambaran tahapan
agenda taaruf yang bisa dijalani :</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
– Hari 1 : Taaruf secara langsung dengan calon pasangan didampingi
mediator. Gali sebanyak-banyaknya calon pasangan seputar profil diri,
profil keluarga, pekerjaan, aktivitas sehari-hari, rencana pernikahan
dan pasca pernikahan, dan lain-lain.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
– Hari 2 : Taaruf dengan keluarganya, penggalian lebih lanjut lewat
bapak, ibu, kakak, adik, dan anggota keluarganya yang serumah. Gali
sebanyak-banyaknya mengenai si calon pasangan seputar aktivitas
kesehariannya di rumah.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
– Hari 3 : Taaruf dengan tetangga samping kanannya, tetangga samping
kirinya, dan tetangga depan rumahnya. Gali sebanyak-banyaknya mengenai
si calon pasangan seputar aktivitas sosialisasinya dengan tetangga.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
– Hari 4 : Taaruf dengan rekan kerjanya, atau atasannya langsung.
Gali sebanyak-banyaknya mengenai si calon pasangan seputar aktivitasnya
di dunia kerja.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
– Hari 5 : Taaruf dengan rekan organisasi atau komunitasnya. Gali
sebanyak-banyaknya mengenai si calon pasangan seputar aktivitasnya di
organisasi dan komunitasnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Dengan mempertimbangkan kesibukan dan keluangan waktu kedua pihak,
bisa saja taaruf di masing-masing hari tersebut diagendakan di beberapa
pekan yang berbeda. Dengan demikian, setidaknya cukup lima pekan saja
untuk taaruf. Apabila agenda taaruf diagendakan di hari libur Sabtu dan
Ahad, bisa saja waktu taarufnya akan lebih singkat lagi, tidak lebih
dari satu bulan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Apabila memerlukan informasi tambahan seputar kondisi psikologis dan
kondisi kesehatan calon pasangan, kedua pihak bisa meluangkan waktu
untuk mengikuti tes psikologis dan tes medis. Hasilnya pun bisa
didapatkan dalam hitungan minggu saja, tidak sampai berbulan-bulan.
Insya Allah dengan metode taaruf seperti ini informasi yang didapatkan
mengenai calon pasangan akan lebih valid karena didapat dari berbagai
sumber informasi, tanpa harus menjalani pacaran selama berbulan-bulan
bahkan sampai bertahun-tahun.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>Hijrah Komunikasi</b><br />
Pacaran sejatinya tidak hanya berkasih sayang dengan kedekatan secara
fisik, tetapi bisa juga terjadi “pacaran jarak jauh” lewat media
komunikasi ataupun lewat media sosial <i>online</i>. Bisa dalam bentuk telepon-teleponan, SMS-an, BBM-an, <i>Whatsapp</i>-an, saling mention dan DM-an lewat Twitter, ataupun berbalas komentar di <i>Facebook</i>. <i>Instagram</i> yang sedang naik daun pun tak luput dari aktivitas pacaran jarak jauh dengan <i>nge-tag</i>
ID pacar dengan gambar-gambar romantis dan puitis di Instagram, padahal
gambar-gambar tersebut diperuntukkan bagi pasangan suami istri. Ada
juga yang saling memanggil dengan panggilan mesra yang belum saatnya
diucapkan, seperti “sayangku”, “cintaku”, dan “kekasihku”, serta
dibumbui kata-kata romantis yang belum pantas diucapkan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Hijrahkan komunikasi, jagalah komunikasi dan hindarilah komunikasi
yang tidak perlu dengan calon pasangan. Kedua pihak bisa memblok nomer
kontak satu sama lain agar proses taaruf lebih terjaga, dan berkomitmen
untuk menjaga komunikasi hingga benar-benar perlu dilakukan. Komunikasi
bisa disampaikan lewat mediator yang menjembatani proses taaruf, tidak
disampaikan secara langsung ke calon pasangan. Dengan demikian hal-hal
yang akan disampaikan ke calon pasangan akan tersaring dengan
sendirinya, karena kedua pihak pastinya akan malu menyampaikan hal-hal
yang tidak pantas disampaikan melalui mediator tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Berkomunikasilah secara langsung dengan calon pasangan bila memang
sudah saatnya diperlukan, yaitu dalam rangka persiapan pernikahan. Tidak
perlu menyapa dengan sapaan “sudah makan belum”, “sudah shalat belum”,
dan sapaan lain yang tidak perlu diucapkan, karena Insya Allah calon
pasangan bukan anak kecil yang perlu terus diingatkan. Hindarilah
telepon-teleponan berjam-jam, karena cukup beberapa SMS bisa disampaikan
untuk koordinasi persiapan pernikahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Sebelum ijab kabul terucap syariat tetaplah membatasi, termasuk dalam
hal pengungkapan rasa di hati. Jangan tergoda untuk berkomunikasi yang
tidak perlu disampaikan, karena hati manusia sangat rawan dengan godaan
setan. Bila kelak anda berdua telah diikat dalam ikatan halal
pernikahan, bolehlah anda berkomunikasi dengan sesering-seringnya
perhatian, dan semesra-mesranya panggilan. </div>
Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-29005388409265200222015-05-31T07:49:00.004+07:002015-06-01T11:36:00.507+07:00Tujuh Tips Agar Pria Tak Lagi Ragu Menikah<div style="text-align: justify;">
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Jumlah anggota aktif di RumahTaaruf.com selama beberapa waktu terakhir
menunjukkan kesenjangan yang cukup besar. Saat artikel ini ditulis,
anggota aktif pria bejumlah 140-an, sedangkan anggota aktif wanita
berjumlah 580-an. Berdasarkan pengamatan di media ta’aruf lain pun
kondisinya tidak jauh berbeda, jumlah anggota pria jauh lebih sedikit
dibandingkan jumlah anggota wanitanya. Padahal, data dari Badan Pusat
Statistik menunjukkan bahwa jumlah penduduk pria dan wanita di Indonesia
perbandingannya dapat dikatakan seimbang. Tujuh alasan ini mungkin yang
membuat pria ragu menikah dari sekian banyak alasan lainnya, saya
sampaikan juga tips-tips untuk mengatasinya agar tak lagi ragu menikah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>1. Merasa Belum Shalih</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Arti kata “shalih” secara bahasa adalah “baik”. Dikaitkan dengan jodoh,
jodoh kita kelak adalah cerminan diri kita. Sosok yang baik untuk yang
baik pula, dan sosok yang buruk untuk yang buruk pula. Namun apakah
harus menjadi seratus persen baik dan tanpa ada kekurangan untuk
menikah? Tentu tidak, karena sudah fitrahnya manusia tempatnya salah dan
lupa, kadar keimanannya pun bisa naik turun sewaktu-waktu. Parameter
baiknya seseorang setidaknya ibadah wajibnya tidak ditinggalkan, akhlak
selalu diperbaiki setiap waktu, dan kebiasaan sehari-hari pun diarahkan
ke hal-hal yang positif. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Apabila merasa ragu berikhtiar dengan wanita yang terlihat “lebih
shalihah”, anda bisa berikhtiar dengan wanita yang pemahaman
keislamannya tergolong biasa saja. Tidak sedikit wanita yang
pemahamannya masih biasa-biasa saja bahkan bisa dibilang masih kurang,
namun dalam hati kecilnya ingin berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
Kelak anda bisa membimbingnya menjadi seorang istri yang lebih baik
dibanding sebelumnya. Anda bersama pasangan bisa sama-sama belajar,
saling mengingatkan dalam kebaikan. Insya Allah, harapan tersebut bisa
terfasilitasi dengan aktif di kegiatan kajian keislaman yang ada di
lingkungan sekitar. <br />
<br />
<b>2. Merasa Belum Mapan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Wajar saja pria mengkhawatirkan hal yang satu ini, mengingat salah satu
kewajibannya sebagai seorang suami kelak adalah menafkahi istrinya. Ada
macam-macam definisi “mapan”, saya ambil salah satu pendapat yang
mendefinisikan mapan adalah “terpenuhinya kebutuhan primer” yaitu
sandang, pangan, dan papan. Untuk pemenuhan sandang dan pangan saya kira
tidak ada masalah, namun untuk masalah papan atau tempat tinggal cukup
menjadi beban pikiran bagi pria yang berpenghasilan terbatas. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Harga rumah yang kini senilai ratusan juta tentunya akan sulit dipenuhi
bagi pria yang penghasilannya pas pasan. Kalaupun bisa menabung untuk
membeli rumah, pastinya perlu waktu bertahun-tahun hingga terkumpul
uangnya. Itupun belum jaminan saat uang terkumpul rumahnya bisa terbeli,
mengingat harga rumah yang semakin meningkat setiap tahunnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Saran saya, sederhanakan saja konsep kemapanan ini, khususnya di sisi
pemenuhan kebutuhan papan atau tempat tinggal. Memenuhi kebutuhan tempat
tinggal tidak harus dengan memiliki rumah sendiri, tetapi bisa juga
dengan mengontrak terlebih dulu sambil tetap berikhtiar untuk memiliki
rumah sendiri. Lagipula tidak semua wanita mensyaratkan calon
pasangannya harus memiliki rumah sendiri. Banyak yang bisa menerima
keterbatasan penghasilan calon pasangannya sehingga tidak keberatan
apabila harus hidup mengontrak terlebih dulu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Sekilas saya lihat dari kriteria yang ditetapkan anggota ta’aruf wanita
RumahTaaruf.com, perkiraan tak lebih dari 3 persen saja yang menetapkan
kriteria calon pasangannya harus memiliki rumah pribadi sebelum menikah.
Sedangkan 97 persen lainnya tidak keberatan untuk tinggal mengontrak
apabila calon pasangannya belum memiliki rumah pribadi. Pilihan ada di
tangan anda, apakah akan menabung terlebih dulu sampai bisa membeli
rumah kemudian baru menikah, atau segera menikah dan mengontrak rumah
terlebih dulu sambil berikhtiar untuk memiliki rumah sendiri.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>3. Minder Dengan Tingkat Pendidikan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Tingkat pendidikan cukup menjadi pertimbangan si wanita dan orang tuanya
dalam memilih calon pasangan. Mereka setidaknya menginginkan calon yang
pendidikannya setara, atau lebih tinggi dari pendidikan si wanita.
Apabila tuntutan calon pasangan tersebut sulit dipenuhi karena anda
perlu waktu beberapa tahun ke depan untuk meraih tingkat pendidikan yang
lebih tinggi sebaiknya diikhlaskan saja, proses tak perlu dipaksakan
berlanjut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Anda bisa berikhtiar dengan calon pasangan yang mau menerima tingkat
pendidikan anda yang sekarang, atau ikhtiar dengan yang pendidikannya
setara/lebih rendah. Anda bersama istri kelak bisa bersama-sama
meningkatkan strata pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sekiranya
strata pendidikan ini dinilai cukup penting bagi masa depan anda berdua.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>4. Trauma Penolakan dan Kegagalan</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Penolakan dan kegagalan dalam ikhtiar pencarian jodoh tak jarang
meninggalkan bekas luka di hati yang susah hilang. Ada yang kurang
hati-hati dalam proses yang dijalani sehingga terpeleset hatinya ke arah
“cinta buta” yang belum saatnya ke calon pasangan. Salah satu efeknya
adalah trauma saat akan berikhtiar lagi dalam pencarian calon pasangan,
pikiran masih terngiang-ngiang dengan sosok yang pernah mengisi hati.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Kalau bisa menjaga hati selama proses pencarian jodoh sebenarnya mudah
menyikapinya, tinggal ikhtiar dengan sosok yang lainnya apabila proses
gagal atau pengajuan ta’aruf ditolak. Agar kesannya positif, jangan
berpikiran bahwa anda telah “gagal mencari jodoh”, tetapi anda telah
“berhasil menemukan satu penyebab kegagalan dalam mencari jodoh”.
Penyebab penolakan dan kegagalan proses tersebut bisa anda jadikan bahan
introspeksi proses ke depannya. Tetap berpikiran positif, bisa jadi itu
merupakan petunjuk dari Allah bahwa memang bukan dia sosok jodoh
terbaik yang Allah persiapkan untuk anda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Tak perlu menghalalkan segara cara untuk menghalalkan sosok yang tidak
mau dihalalkan, karena salah satu prinsip pencarian jodoh adalah mencari
sosok yang “mau sama mau”. Anda mau sama dia, dan dia pun mau sama
anda. Anda sreg dengan calon mertua, dan calon mertua pun sreg dengan
anda. Orang tua anda cocok dengan orang tuanya, dan orang tuanya pun
cocok dengan orang tua anda. Semua cocok, semua sreg, semua sama-sama
mau, insya Allah pernikahan berlangsung penuh keberkahan dengan
dilandasi keridhoan semua pihak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>5. Dana Pernikahan Terbatas</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Beda keluarga beda juga penyikapannya terkait dana penyelenggaraan
pernikahan ini. Ada yang seluruh biaya ditanggung oleh keluarga wanita
karena pihak wanita yang menjadi tuan rumah acara pernikahan, sehingga
pihak pria sifatnya hanya membantu seperlunya. Ada juga yang
menginginkan agar pihak pria yang menanggung seluruh biaya pernikahan.
Keluarga yang lain memilih berbagi rata dalam menanggung dana
penyelenggaraan pernikahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Dengan asumsi bahwa pihak pria yang menanggung biaya pernikahan, maka
mau tak mau pihak pria perlu mempersiapkan dana pembelian mahar/mas
kawin untuk diberikan ke pasangannya, serta menyiapkan dana untuk
penyelenggaraan hari pernikahan. Belum lagi bila domisili kedua pihak
berjauhan, maka perlu tambahan dana untuk transportasi dan akomodasi
keluarga. Keterbatasan dana pernikahan inilah yang bisa membuat pria
berpikir ulang untuk melangkah ke jenjang pernikahan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Solusinya, terbukalah kepada calon pasangan dan keluarga calon pasangan
dari awal proses ta’aruf, berapa dana yang bisa anda siapkan untuk
pernikahan kelak. Apakah berkenan dengan perayaan pernikahan yang
sederhana, ataukah harus diselenggarakan di gedung dengan biaya hingga
puluhan juta rupiah yang tidak bisa anda sediakan. Sampaikan bahwa anda
ingin menghemat dana untuk acara pernikahan ini, sehingga kelebihan
dananya bisa digunakan untuk pasca pernikahan nanti.<br />
<br />
Kalau sekiranya keluarga calon pasangan tetap memberatkan anda dalam
pembiayaan pernikahan ini, tentunya tidak perlu dipaksakan untuk lanjut
proses. Anda bisa berikhtiar dengan sosok lain yang berkenan bila
pernikahan diselenggarakan secara sederhana menyesuaikan kondisi
keuangan anda. Atau bisa juga dengan menyelenggarakan akad nikah dulu
secara sederhana, perayaan pernikahannya beberapa bulan setelahnya
hingga dana pernikahan telah terkumpul.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>6. Belum Ada Restu Orang Tua</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Restu menikah dari orang tua memang tidak wajib adanya bagi seorang
pria, berbeda dengan pihak wanita yang mengharuskan adanya ijin/restu
dari walinya sebagai syarat sahnya sebuah pernikahan. Meskipun demikian,
perlu disadari bahwa pernikahan anda kelak bukan hanya pernikahan
antara anda dengan calon pasangan, tetapi juga penyatuan kedua keluarga.
Yang duduk di pelaminan kelak bukan hanya anda dan calon pasangan saja,
tetapi juga ada orang tua kedua pihak. Cari penyebab orang tua belum
merestui anda untuk menikah. Apakah belum merestui karena menilai anda
belum siap menikah, atau belum merestui menikah karena calon pasangan
yang dikenalkan tidak sesuai harapan orang tua.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Apabila restu belum didapat karena faktor kesiapan diri, maka anda bisa
mengikhtiarkan kesiapan pernikahan terlebih dulu sesuai harapan mereka.
Persiapkanlah diri anda jauh-jauh hari dari target kesiapan anda
menikah, baik itu kesiapan dari segi ilmu, mental, finansial, dan segi
lainnya. Insya Allah restu menikah dari orang tua akan lebih mudah
didapatkan bila anda terbiasa hidup mandiri, tanpa ketergantungan dengan
bantuan orang tua. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Apabila restu belum didapat karena faktor calon pasangan yang belum
sesuai keinginan orang tua, maka anda perlu mengetahui kriteria menantu
seperti apa saja yang orang tua harapkan. Apakah itu dari segi usia,
pendidikan, suku, domisili, karakter, dan lain-lain. Selaraskan dengan
kriteria idaman calon pasangan yang anda harapkan, sehingga ada
“kesepakatan kriteria” antara kedua pihak. Dengan berpedoman pada
kesepakatan kriteria ini, ikhtiar pencarian jodoh bisa anda mulai. Insya
Allah restu orang tua akan lebih mudah didapat apabila anda
menghadirkan calon pasangan yang sesuai dengan kesepakatan kriteria
tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<b>7. Belum Punya Calon</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Solusi untuk alasan yang satu ini sebenarnya tak terlalu sulit, anda
tinggal memperluas jaringan yang anda miliki. Apabila selama ini
pencarian jodohnya dengan ikhtiar anda sendiri, anda bisa meminta
bantuan orang tua dan saudara terdekat untuk memberikan rekomendasi
calon pasangan dari kenalannya. Apabila belum ketemu, anda bisa minta
bantuan tetangga dan rekan kerja untuk merekomendasikan kenalannya.
Apabila belum ketemu juga, bisa berikhtiar lewat rekan komunitas dan
organisasi yang anda ikuti. Dari sekian banyak jaringan tersebut semoga
ada calon pasangan yang sesuai dengan kriteria yang anda harapkan.<br />
<br />
Intinya, janganlah berputus asa dalam ikhtiar pencarian jodoh. Perbanyak
doa, perbaiki diri, tingkatkan ibadah, perluas silaturahim, insya Allah
jodoh yang dinanti-nanti akan hadir pada saat yang telah
ditentukan-Nya. </div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Semoga bermanfaat dan memberikan pencerahan.<br />
<br />
Wallahua’lam bisshawwab.</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
Salam, <br />
<br />
Maswahyu ST (Spesialis Ta’aruf)<br />
<a href="http://www.rumahtaaruf.com/" target="_blank">www.RumahTaaruf.com</a> | <a href="http://www.maswahyu.com/" target="_blank">www.maswahyu.com</a><br />
Twitter : @MaswahyuST </div>
<div style="text-align: justify;">
Instagram : @maswahyust</div>
Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-58618373484210684352015-04-28T09:57:00.000+07:002015-05-15T14:49:38.278+07:00Ta'aruf Dalam Tujuh LangkahAssalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,<br />
<br />
Ta’aruf dapat
diartikan saling mengenal atau berkenalan, baik itu berkenalan dalam
artian luas ataupun berkenalan dalam maksud khusus, misalnya ta’aruf
menuju pernikahan. Ada dua metode yang menjadi pilihan dalam aktivitas
ini, yaitu metode ta’aruf yang tak islami (masyarakat terbiasa
menyebutnya "pacaran") dan metode ta’aruf yang islami (masyarakat terbiasa
menyebutnya "ta’aruf" saja). Metode pacaran lebih menekankan pada
“kuantitas” interaksi dan komunikasi dalam rangka perkenalan dengan
calon pasangan, sedangkan metode ta’aruf lebih menekankan pada
“kualitas” proses perkenalan. Dengan ta’aruf yang berkualitas, istilah
“membeli kucing dalam karung” dapat dihindari karena sosok calon
pasangan benar-benar diketahui baik buruknya dari berbagai sumber
informasi. Berikut ini tujuh langkah ta’aruf yang bisa dijalani dalam
ikhtiar pencarian jodoh :<br />
<br />
<b>1. Langkah Pertama : Ta’aruf Menggunakan CV/Biodata</b><br />
<br />
Salah
satu ikhtiar yang bisa dipilih untuk memulai proses ta’aruf adalah
dengan menggunakan CV/biodata ta’aruf. Penggunaan CV/biodata ta’aruf
sama fungsinya seperti penggunaan CV dalam seleksi karyawan sebuah
perusahaan. Pelamar kerja bisa mendeskripsikan profil dirinya
sejelas-jelasnya dalam CV ini, dan perusahaan pun sudah memiliki
beberapa kriteria mutlak yang harus dipenuhi pelamar kerja. Pelamar
kerja yang profilnya tidak sesuai kriteria perusahaan bisa terseleksi
dari awal proses, sehingga yang lolos seleksi CV saja yang bisa
mengikuti tahap seleksi selanjutnya. Demikian juga dalam proses ta’aruf,
apabila dari CV/biodata ta’aruf ini ternyata tidak sesuai kriteria yang
diharapkan maka proses ta’aruf bisa dihentikan di awal proses.<br />
<br />
CV/biodata
ta’aruf setidaknya berisi beberapa hal ini : Profil diri, profil
keluarga, aktivitas/kebiasaan sehari-hari, kriteria calon pasangan (baik
kriteria diri sendiri maupun kriteria dari orang tua/wali),
rencana/harapan pasca pernikahan, dan yang paling penting adalah
informasi ijin/restu menikah dari orang tua/wali. Yang belum mendapatkan
ijin/restu menikah dari orang tua/wali belum saatnya menjalani proses
ta’aruf. Kondisikan terlebih dulu orang tua/wali, apabila sudah
mendapatkan ijin/restu maka barulah proses ta’aruf bisa dijalani. Salah
satu contoh format CV/biodata ta’aruf bisa diunduh di tautan ini :
<a href="http://www.biodata.rumahtaaruf.com/" target="_blank">www.biodata.rumahtaaruf.com</a>.<br />
<br />
Selain prinsip aktivitas proses
ta'aruf yang bersifat rahasia, hal mendasar yang membedakan metode
pacaran dengan ta’aruf adalah adanya pihak ketiga yang mendampingi
selama proses ta’aruf. Dengan adanya pihak ketiga ini, kedua pihak yang
berta’aruf akan terhindar dari interaksi antar nonmahram yang tak
islami, seperti jalan berduaan, makan berduaan, boncengan motor
berduaan, satu mobil berduaan, dan aktivitas berduaan lainnya. Interaksi
lewat media komunikasi jarak jauh pun harus dijaga dan dibatasi,
sehingga tidak ada aktivitas bermesraan yang belum halal antar kedua
pihak yang berta’aruf. Untuk menjaga agar tidak ada khilaf selama proses
dijalani, libatkanlah pihak ketiga tepercaya untuk menjadi mediator
ta’aruf dari awal proses hingga seterusnya. Dalam aktivitas tukar
menukar biodata, mediator bisa berfungsi sebagai ‘wasit’ yang mengatur
jalannya pertukaran biodata.<br />
<br />
CV/biodata ta’aruf pihak perempuan
bisa disampaikan mediator ke pihak laki-laki terlebih dulu, apabila
merasa cocok maka CV/biodatanya bisa gantian dipertimbangkan oleh pihak
perempuan. Bisa juga pihak perempuan yang terlebih dulu mempertimbangkan
CV/biodata ta’aruf pihak laki-laki, apabila merasa cocok maka
CV/biodatanya bisa gantian dipertimbangkan oleh pihak laki-laki. Dengan
pertimbangan psikologis laki-laki yang lebih tegar menerima kemungkinan
penolakan ta’aruf dibandingkan perempuan, sebaiknya pihak laki-laki yang
diberi kesempatan mempertimbangkan CV/biodata pihak perempuan terlebih
dulu. Apabila pihak laki-laki merasa tidak cocok dengan CV/biodata pihak
perempuan tentunya tidak perlu diinformasikan ke pihak perempuan.
Dengan demikian, CV/biodata ta’aruf yang dipertimbangkan pihak perempuan
adalah CV/biodata laki-laki yang memang sudah cocok dengan profilnya,
tinggal keputusannya ada di pihak perempuan. Apabila merasa cocok dengan
biodata masing-masing, maka proses bisa dilanjutkan ke langkah ta’aruf
berikutnya.<br />
<br />
<b>2. Langkah Kedua : Ta’aruf Secara Langsung</b><br />
<br />
Ta’aruf
secara langsung bisa dimanfaatkan sebagai sarana penggalian lebih jauh
profil dan cara pandang masing-masing yang belum terdeskripsikan di
biodata diri. Dengan pendampingan mediator, kedua pihak yang berta’aruf
dipertemukan dan diberi kesempatan untuk bertanya jawab dan
mendiskusikan hal-hal penting yang bisa dijadikan pertimbangan lanjut
tidaknya proses ke depan. Bagi yang belum pernah kenal sebelumnya, tahap
ta’aruf ini bisa dijadikan sebagai sarana bertemu muka secara langsung,
tidak sekedar melihat lewat foto di biodata yang bisa saja kondisinya
berbeda dengan kondisi sebenarnya.<br />
<br />
Tema pembicaraan dalam ta’aruf
langsung ini tidak ada batasan, sama halnya seperti saat berkenalan
dengan kenalan baru. Namun sebaiknya ditekankan pada hal-hal yang lebih
visioner, misalnya : Bagaimana rencana kehidupan rumah tangga setelah
menikah nanti, bagaimana menciptakan kehidupan islami di keluarga,
rencana domisili tempat tinggal, apakah berkenan bila tinggal mengontrak
dulu karena belum memiliki rumah, apakah kelak mengijinkan istri tetap
bekerja atau menginginkan istri menjadi ibu rumah tangga, dan hal-hal
visioner lainnya.<br />
<br />
Hal penting yang juga perlu diketahui adalah
mengenai target menikah dan kesiapan menikah calon pasangan, karena pada
prinsipnya ta’aruf hanya dijalani bagi yang siap menikah segera setelah
menemukan calon pasangan yang cocok. Bagi yang baru siap menikah sekian
tahun ke depan belum saatnya berta’aruf, dan ta’aruf bisa dijalani bila
waktu kesiapannya sudah mendekat. Apabila dari ta’aruf secara langsung
ini kedua pihak merasa cocok satu sama lain, maka proses bisa
dilanjutkan ke langkah ta’aruf berikutnya.<br />
<br />
<b>3. Langkah Ketiga : Ta’aruf ke Keluarga</b><br />
<br />
Keluarga
adalah orang terdekat kedua pihak yang lebih tahu bagaimana sikap dan
kebiasaan calon pasangan dari masa kecilnya hingga kini telah dewasa.
Silaturahim ke keluarga bisa dimanfaatkan untuk mengetahui keseharian
calon pasangan langsung dari keluarganya, misalnya : Apakah hubungannya
baik dengan seluruh anggota keluarganya, apakah rajin membantu pekerjaan
rumah, apakah rajin baca qurannya, ataukah sering telah shalat subuh
karena bangunnya kesiangan, dan kebiasaan sehari-hari lainnya.<br />
<br />
Selain
itu, orang tua/wali adalah salah satu faktor penentu lanjut tidaknya
proses ke depan, selain kecocokan profil kedua pihak yang berta’aruf.
Silaturahim ke keluarga bisa dijalani sebagai sarana perkenalan awal
calon pasangan secara langsung, tidak sekedar lewat cerita dari si anak
atau dari biodata yang ditunjukkan si anak. Apabila dari silaturahim ini
pihak orang tua/wali tidak berkenan dengan profil calon pasangan maka
tidak perlu penggalian lebih jauh di langkah selanjutnya, karena proses
ta’aruf tidak sekedar proses pencarian calon pasangan, tetapi juga
proses pencarian calon menantu bagi orang tua kedua pihak.<br />
<br />
Apabila
segan untuk silaturahim langsung ke orang tua calon pasangan karena
baru awal proses ta’aruf, bisa minta rekomendasi saudara terdekat calon
pasangan untuk penggalian lebih jauh. Pertemuan dengan saudara terdekat
tersebut bisa diagendakan di luar rumah, misalnya janjian bertemu di
acara kajian keislaman, sambil jalan-jalan santai di acara <i>car free day</i>,
sambil makan bakso, ataupun di kesempatan lainnya. Agar lebih leluasa
dalam penggalian informasi, calon pasangan tidak perlu ikut serta dalam
tahap ta’aruf ini, cukup saudaranya saja. Kalau saudaranya tersebut
sesama laki-laki atau sesama perempuan, maka pertemuan bisa diagendakan
berduaan saja. Tapi kalau saudaranya lawan jenis, tentunya perlu ada
pihak ketiga yang mendampingi. Mintalah tanggapan anggota keluarga
tersebut terhadap profil calon pasangan, baik itu sikap dan kebiasaan
positifnya maupun sikap dan kebiasaan negatifnya selama di rumah. Gali
informasi sebanyak-banyaknya, sehingga bisa dijadikan pertimbangan
lanjut tidaknya proses ke depan.<br />
<br />
Ada rekan yang mencukupkan diri
pada penggalian informasi hingga tahap ta’aruf ke keluarga ini, dan
memutuskan untuk langsung ke tahap yang lebih serius antar kedua
keluarga. Namun, ada juga yang masih menginginkan informasi tambahan
dari rekan-rekan terdekat lainnya. Apabila hasil ta’aruf ke keluarga ini
kecenderungannya positif, namun masih ingin mendapatkan informasi lebih
banyak lagi mengenai calon pasangan, maka bisa dilanjutkan ke
penggalian informasi di langkah ta’aruf berikutnya.<br />
<br />
<b>4. Langkah Keempat : Ta’aruf ke Tetangga</b><br />
<br />
Di
tahap ta’aruf ke tetangga, bisa diketahui bagaimanakah calon pasangan
bersosialisasi ke lingkungan sekitarnya. Informasi bisa didapat
setidaknya dari tetangga depan rumah, kanan rumah, dan kiri rumah yang
merupakan tetangga terdekat calon pasangan. Apakah hubungannya baik
dengan tetangganya, atau justru malah tanggapan buruk yang disampaikan
tetangga. Bagi pihak perempuan, penggalian informasi bisa juga dilakukan
ke pengurus masjid terdekat calon pasangan untuk mengetahui seberapa
dekat interaksi si laki-laki dengan masjid tersebut. Apabila dari
penggalian informasi ini kecenderungannya positif, maka bisa berlanjut
ke penggalian informasi di langkah ta’aruf berikutnya.<br />
<br />
<b>5. Langkah Kelima : Ta’aruf ke Rekan Kerja</b><br />
<br />
Di
tahap ta’aruf ke rekan kerja, bisa diketahui bagaimana keseharian calon
pasangan dalam aktivitasnya di lingkungan kerja. Apakah sikapnya baik
dengan rekan kerja, apakah sering telat kerja atau tidak, atau apakah
sering pulang cepat sebelum jam pulang kantor, dan lain-lain. Penting
untuk diketahui juga apakah rajin shalat jamaah tepat waktu di
lingkungan kantor, atau justru malah sebaliknya. Apabila dari penggalian
informasi ini kecenderungannya positif, maka bisa berlanjut ke
penggalian informasi di langkah ta’aruf berikutnya.<br />
<br />
<b>6. Langkah Keenam : Ta’aruf ke Rekan Organisasi/Komunitas</b><br />
<br />
Di
langkah ta’aruf ini, bisa diketahui bagaimana sikap calon pasangan
dalam lingkungan organisasi atau komunitas yang dia ikuti. Apakah
perilakunya baik dengan rekan satu organisasi, bagaimana tanggung
jawabnya saat menerima amanah, dan lain-lain. Apabila calon pasangan
ikut komunitas media sosial online, bisa juga dilihat tulisan-tulisannya
di media sosial online komunitas tersebut. Sosok yang terlihat baik di
dunia maya memang belum pasti baik di dunia nyatanya, tetapi sosok yang
baik di dunia nyata pasti baik di dunia mayanya. Apakah
tulisan-tulisannya positif dan bermanfaat, serta interaksinya dengan
lawan jenis terjaga, atau malah sebaliknya, sering menulis kata-kata
bermuatan negatif dan interaksinya dengan lawan jenis kurang terjaga.
Apabila dari penggalian informasi ini kecenderungannya positif, maka
bisa berlanjut ke langkah berikutnya.<br />
<br />
<b>7. Langkah Ketujuh : Istikharah dan Keputusan Ta’aruf</b><br />
<br />
Setelah
semua informasi mengenai calon pasangan terkumpul, saatnya
mempertimbangkan apakah akan melanjutkan ke jenjang yang lebih serius
atau tidak. Tidak ada manusia yang sempurna, di balik kelebihan yang ada
pastilah ada kekurangan yang menyertai. Tinggal dari masing-masing
pihak apakah bisa saling menerima kekurangan tersebut atau tidak.
Libatkan juga pertimbangan dari pihak keluarga, apakah mereka ridha dan
menyetujui apabila proses dilanjutkan, ataukah ada hal-hal yang
mengganjal sehingga keberatan bila proses dilanjutkan. Shalat istikharah
bisa dilakukan sebagai wujud penyertaan Allah dalam setiap pengambilan
keputusan, panjatkanlah doa ini setelah shalat istikharah dijalani :<br />
<br />
<i>“Ya
Allah, aku memohon petunjuk kebaikan kepada-Mu dengan ilmu-Mu. Aku
memohon kekuatan dengan kekuatan-Mu. Ya Allah, seandainya Engkau tahu
bahwa masalah ini baik untukku dalam agamaku, kehidupanku dan jalan
hidupku, jadikanlah untukku dan mudahkanlah bagiku dan berkahilah aku di
dalam masalah ini. Namun jika Engkau tahu bahwa masalah ini buruk
untukku, agamaku dan jalan hidupku, jauhkan aku darinya dan jauhkan
masalah itu dariku. Tetapkanlah bagiku kebaikan dimana pun kebaikan itu
berada dan ridhailah aku dengan kebaikan itu". (HR Bukhari)”</i><br />
<br />
Apabila
setelah masa pertimbangan ini kecenderungannya tidak lanjut proses,
maka proses bisa diakhiri secara baik-baik, sama-sama mengikhlaskan dan
memaafkan atas proses yang telah dijalani, selanjutnya kedua pihak bisa
ikhtiar dengan rekan lainnya. Kalau kecenderungannya lanjut proses, maka
bisa diagendakan silaturahim keluarga sebagai sarana ta’aruf antar
keluarga. Kalau dari ta’aruf keluarga ini kedua keluarga merasa cocok,
maka bisa diagendakan ke tahap yang lebih serius lagi yaitu lamaran
keluarga, dan semoga dilancarkan proses seterusnya hingga hari yang
dinantikan yaitu hari pernikahan, insya Allah.<br />
Semoga bermanfaat dan memberikan pencerahan.<br />
<br />
Wallahua’lam bisshawwab.<br />
<br />
Salam,<br />
<br />
Maswahyu ST (Spesialis Ta'aruf)<br />
Twitter : @MaswahyuST<br />
<a href="http://www.rumahtaaruf.com/" target="_blank">www.RumahTaaruf.com</a> | <a href="http://www.maswahyu.com/" target="_blank">www.maswahyu.com</a>Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-53917241432346300152015-03-11T10:19:00.000+07:002015-03-11T10:19:41.855+07:00Talkshow Nikah "Tak Harus Mapan Untuk Bahagia"<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><i>"Dan
di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu
isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa
tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang berfikir." (QS. Ar Rum: 21)</i></span></span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Cuplikan ayat diatas memuat janji Allah dengan pernikahan, ketenteraman dan kebahagiaan pun akan tercapai..</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Tapi nyatanya...</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">1. Saya galau gimana cara cari pasangan hidup yang cocok</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">2. Ada sih target calon, tapi bingung gimana cara mendekatinya</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">3. Kami sebenarnya sudah saling mantap untuk ke jenjang pernikahan, tapi galau sama biaya resepsinya</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">4. Saya mah apa atuh, kerjaan belum mapan, mau kasih makan anak istri pake daun?</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">5. Saya bersyukur telah menikahinya, tapi masih galau sama adaptasi keluarga mertua</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">6. Saya sangat mencintai pasangan saya, tapi galau deh kalau sifat jeleknya dah kumat</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">7. Aduuh gimana cara atur keuangan keluarga sih..tiap bulan gaji cuma lewat
doang, buat makan lah, cicilan lah, belum kalo istri anak minta ini itu</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Wah
waahh ternyata masih banyak lagi kegalauan seputar pernikahan, baik
pra maupun pascanya, dari sisi psikologis maupun finansialnya.</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Kita bahas bersama yuk, di talkshow bersama myQuran :</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-size: small;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieISCijOKodAYVyPub8L12q1Qd6Eel4-dNRmDNacgJQwBBozT8IX2GLRIEk1-QFtxH6FINKqhl-gOAVnBrpguJuFuGofmP_yVAGjfpULT2USnvgjx5HZ0DaTtDngileWV5GDNAdPT50Cmb/s640/poster.jpg" height="640" width="451" /></span></div>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Talk Show Pra & Pasca Pernikahan Pada Sisi Psikologis Dan Finansial</b></span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><b><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">"Tak Harus Mapan Untuk Bahagia"</span></b></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ahad, 15 Maret 2015</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">08.30 - 12.00 WIB</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Masjid Master, Jl. Margonda Raya No.58, RT 04 RW 012, Kel. Depok, Kec.
Pancoran Mas, Kota Depok. (Samping terminal Depok, depan Plaza Depok)</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Pastinya akan seru karena talk show ini diisi oleh pembicara-pembicara keren kita:</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>1. Kaukabus Syarqiyah, SE, MSE, CFP</b></span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Owner Kaukabus Finansial Planning</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>2. Ust. Isnan Santoso</b></span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Spesialis materi pasca pernikahan dan parenting</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Kepala Sekolah Alam Jingga Bekasi</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Presiden myQuran</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>3. Mas Wahyu, ST</b></span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Spesialis Taaruf</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Penulis buku 12 Weeks To Get Married</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Admin Rumahtaaruf.com</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>4. Bunda Haifa/Ayyashiyahya</b></span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ibu Rumah Tangga</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Praktisi Pengusaha Kuliner</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ga kalah juga dengan panduan host-host kece kita :</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Kang Idrus & Teh Ichamary</b></span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Menarik bukan? Apalagi cukup dengan HTM 10K khusus untuk <b>150 peserta</b> saja!!!!</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Soo...segera daftarkan diri ke:</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Fitri (0857 2548 7914)</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Hendra (0856 9406 2607)</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">(Whatsapp/sms only)</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Dengan Format:</span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Nama_domisili_status member (myQers/non myQers)_jmlh peserta</b></span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Contoh: Esis_Depok_myQers_1</span></span><br />
<span style="font-size: small;"><br /></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Bagi yang ingin berdonasi untuk kelancaran acara ini jg dpersilahkan looh, silahkan ke alamat rekening:<br /><br /><b>BSM: 7700499442 an Nine Kurniyanti qq myQuran</b><br /><br />Konfirmasi donasi : 0857 1122 9659<br /><br />Hayuk-hayuk, kami tunggu partisipasi dan silaturahimnya!<br /><br />Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. </span></span><br />
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></span>
<span style="color: #990000; font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><i>*Referensi : <a href="http://www.talkshownikah.myquran.net/" target="_blank">www.talkshownikah.myQuran.net</a></i></span></span>Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-54977532110062671272015-02-23T15:13:00.001+07:002015-02-23T15:16:34.104+07:00Ta'aruf Talk & Booksigning 12 Weeks To Get Married di Islamic Book Fair 2015<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Ta'aruf talk & booksigning #12WeeksToGetMarried, insya Allah hari Ahad 8 Maret 2015 jam 13.30 di stand @qultummedia @IslamicBookFair 2015 </span><br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2unNwJE6-JvGUT3BYQnIPeNFgioWwnHu8SN0strABKS_qjOm8LBAV6oe16gv12gVmW-dPTkTzVfwbboi4FJbE-RKJM_Jv4LsylNQuMbD9qj7wkO4rdofusQ1Sn8lqreHhBkLkcqAjSoCQ/s1600/eflyer+stan.jpg" width="500" /></div>
<br />Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-49797504329744536612014-12-16T13:15:00.000+07:002015-02-23T15:16:24.984+07:00[Klinik Ta'aruf] Prosedur Ta'aruf RumahTaaruf.com<b>Pertanyaan : </b><br />
<br />
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, <br />
<br />
Mas Admin RumahTaaruf.com, maaf pertanyaannya mungkin sedikit melenceng
dari masalah perta'arufan. Saya hanya ingin klarifikasi saja, semoga apa
yang saya sampaikan ini tidak menyakiti hati mas Admin. Insya Allah
tujuannya baik, agar dugaan yang sempat selintas di pikiran saya ini
bisa diklarifikasi oleh mas Admin.<br />
<br />
Begini mas, saya sudah membaca prosedur ta'aruf yang ditetapkan di RumahTaaruf.com ini : <a href="http://www.prosedur.rumahtaaruf.com/" target="_blank">www.prosedur.rumahtaaruf.com</a>.
Hanya saja kok rasa-rasanya prosedur ta'aruf dengan saling menukar
CV/biodata ta'aruf yang diterapkan ini mirip dengan yang dipakai salah
satu jama'ah/pergerakan yang ada di Indonesia <i>(tidak perlu saya sebutkan, mungkin mas Admin juga mengetahuinya).</i><br />
<br />
Yang ingin saya tanyakan, apakah RumahTaaruf.com memang berafiliasi
dengan jama'ah/pergerakan tersebut? Di bagian akhir format biodata juga
tertulis sebuah pernyataan yang intinya akan mengikuti semua arahan
Moderator RumahTaaruf.com; sempat timbul rasa khawatir saya,
jangan-jangan semua anggota ta'aruf nantinya akan diarahkan moderator
untuk menjadi anggota jama'ah/pergerakan tersebut dengan fasilitas
ta'aruf oleh RumahTaaruf.com ini?<br />
<br />
Demikian yang saya sampaikan mas Admin, mohon maaf apabila ada
salah-salah kata. Hanya ingin menyampaikan sedikit kekhawatiran saya,
yang mungkin juga dirasakan oleh beberapa pengunjung RumahTaaruf.com
yang lain. Saya tunggu klarifikasinya.<br />
<br />
Salam, <br />
<br />
Kumbang<br />
<br />
<b>Jawaban : </b><br />
<br />
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, <br />
<br />
Terima kasih mas Kumbang atas pertanyaan yang diajukan ini. Insya Allah
bisa dimengerti, dan semoga klarifikasi ini bisa menjawab kekhawatiran
yang mas Kumbang rasakan.<br />
<br />
Kami tegaskan bahwa RumahTaaruf.com TIDAK berafiliasi ke
jama'ah/pergerakan tertentu di Indonesia. Insya Allah kami NETRAL,
Muslim yang sama dengan muslim di Indonesia yang berlandaskan Alquran
dan sunnah, serta mengikuti fatwa <b>MUI</b> (Majelis Ulama Indonesia) dan pendapat <b>MUUI</b>
(Mayoritas Ulama & Ustadz Indonesia) dalam setiap aktivitas yang
kami jalani. Insya Allah kami terbuka bagi semua jama'ah/pergerakan,
asalkan tidak termasuk dalam jama'ah/pergerakan yang sesat/menyimpang
menurut fatwa MUI dan pendapat MUUI tersebut. <br />
<br />
Kemudian terkait pernyataan di bagian akhir biodata, pernyataan tersebut
perlu kami cantumkan agar anggota RumahTaaruf.com bersedia mengikuti
setiap tahapan dan proses yang dijalani, di antaranya : Penyampaian
CV/biodata ta'aruf yang diisi lengkap sesuai format sebagai syarat
pendaftaran menjadi anggota, merespon email moderator tidak lebih dari
jangka waktu dua pekan, tidak menjalani beberapa proses ta'aruf dalam
waktu bersamaan/ta'aruf paralel/ta'aruf ganda, tidak berkomunikasi
secara langsung antar anggota kecuali sudah masuk ke tahap serius ke
keluarga, dan aturan lain sesuai prosedur tersebut. Insya Allah semuanya
demi kebaikan bersama agar proses ta'aruf berjalan lancar dan aman,
sama sekali tidak untuk 'mengikat' dan mengarahkan anggota
RumahTaaruf.com untuk mengikuti jama'ah/pergerakan tertentu. <br />
<br />
Demikian yang dapat kami sampaikan, insya Allah pemaparan lebih lengkap
mengenai RumahTaaruf.com dan prosedur ta'aruf yang biasa dijalani di
RumahTaaruf.com akan kami sampaikan dalam tulisan terpisah agar lebih
jelas.<br />
<br />
Salam,<br />
<br />
Maswahyu ST (Spesialis Ta'aruf)<br />
Klinik Ta'aruf www.RumahTaaruf.com
Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-62682414104320280552014-12-07T06:02:00.001+07:002014-12-07T06:03:36.394+07:00[Klinik Ta'aruf] Nantikan Aku Dua Tahun Lagi<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Pertanyaan : </b></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, </span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Saya
seorang mahasiswa yang baru lulus kuliah, dan sedang melanjutkan tahap
studi S2 di kampus yang sama. Saya ingin sekali menyegerakan menikah,
hanya saja orang tua saya menginginkan saya fokus menyelesaikan studi S2
dulu. Kebetulan kakak saya juga belum menikah sehingga orang tua ingin
memfokuskan ke pernikahan kakak saya dulu, baru ke pernikahan saya.</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Insya
Allah saya sudah ada 'target' calon pasangan, sebut saja Kembang, adik
angkatan saya di kampus yang sama. Menurut informasi yang saya dapat
dari seorang rekan, si Kembang juga belum dijinkan ayahnya untuk menikah
hingga selesai kuliahnya sekitar dua tahun lagi. Yang
ingin saya tanyakan, bolehkah saya melamar Kembang dalam waktu dekat ini
namun baru menikahinya dua tahun lagi? Mohon pencerahannya.</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Salam, </span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Kumbang</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Jawaban : </b></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, </span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Mas
Kumbang, menikah memang dianjurkan dalam Islam, dan seseorang yang
berniat menikah untuk menjaga kesucian dirinya sangatlah besar
pahalanya. Meskipun demikian, ada 'syarat dan ketentuan berlaku' bagi
seseorang yang akan menikah. Salah satunya yaitu anjuran menikah
dikhususkan bagi yang mampu menikah, dan bagi yang belum mampu menikah
dianjurkan untuk berpuasa. </span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Mampu menikah dapat
diartikan bisa menikah, yaitu tidak ada kendala apapun yang menghalangi
seseorang untuk menikah SEGERA setelah bertemu calon pasangan yang
cocok. Sehingga tidak hanya siap secara ilmu, mental, fisik, dan
finansial, namun juga didukung aspek lain sehingga pernikahan bisa
terselenggara, dalam kasus anda adalah perlunya ijin menikah dari orang
tua. Dalam Islam ijin menikah dari wali perempuan sifatnya mutlak, bila
tidak ada ijin dari wali perempuan maka pernikahan menjadi tidak sah.
Bagi seorang laki-laki, restu orang tua pun perlu diikhtiarkan meskipun
tidak ada istilah wali bagi seorang laki-laki, karena pernikahan bukan
hanya menyatukan dua orang saja tapi juga dua keluarga. </span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Dengan
demikian, ikhtiar pertama yang perlu diambil kedua belah pihak adalah
bermusyawarah, berdiskusi kembali secara baik-baik ke orang tua, apakah
ijin menikah ini bisa dipercepat atau tetap harus menanti dua tahun
lagi. Kalau memang benar-benar tidak bisa dinego lebih baik turuti saja
keinginan orang tua, sabarlah menunggu, perbanyak ibadah dan ikhtiar
lainnya untuk lebih memantaskan diri hingga saatnya tiba. Ajukan ta'aruf ke Kembang bila
sudah mendekati 'masa ijin' dari kedua orang tua. Saran saya 3-6 bulan
sebelumnya, tidak lebih dari rentang waktu ini agar tidak kelamaan.
Insya Allah dalam rentang waktu ini bisa anda manfaatkan untuk masa
ta'aruf dan persiapan pernikahan. </span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Tidak perlu
menjanjikan Kembang untuk menikahinya dua tahun lagi, ataupun sekedar
menyampaikan ungkapan ketertarikan dengan dirinya. Biarlah masing-masing
menjalani hidupnya secara normal tanpa ada ikatan hati yang belum
saatnya. Buang jauh-jauh kekhawatiran 'takut keduluan' laki-laki lain
sehingga anda berfikiran untuk segera melamarnya. Percaya saja bahwa
Allah tidak akan salah memilihkan jodoh yang terbaik untuk hambaNya.
Bila memang Kembang adalah jodoh yang terbaik untuk anda, Allah akan
pertemukan anda dengannya di hari pernikahan nanti. Bila memang Kembang
bukan yang terbaik untuk anda, kelak Allah akan pertemukan anda dengan
jodoh lain yang terbaik menurutNya. Insya Allah.</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Semoga bermanfaat dan memberikan pencerahan.</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Wallahua'lam bisshawwab.</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Maswahyu ST (Spesialis Ta'aruf)<br />
Klinik Ta'aruf <a href="http://www.rumahtaaruf.com/" target="_blank">www.RumahTaaruf.com</a></span>
</div>
Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-63036979208635799082014-11-09T05:53:00.000+07:002014-12-07T06:02:36.630+07:00[Klinik Ta'aruf] Akhwat "Nembak" Duluan<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Pertanyaan : </b></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, </span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Perkenalkan nama saya Kembang, saat ini saya bergabung di salah satu
komunitas Islam yang cukup aktif mengadakan kegiatan keislaman maupun
kegiatan sosial. Dari beberapa kali kegiatan yang dilakukan komunitas
ini, saya mengenal seorang ikhwan yang insya Allah baik agamanya dan
bagus akhlaknya. Saya tertarik dengan kepribadiannya ini dan ingin
beliau menjadi imam bagi saya kelak. </span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Saya bingung apa yang harus saya lakukan. Apakah sebaiknya saya pendam
saja rasa ini, atau saya terus terang saja bahwa saya berkeinginan untuk
ta'aruf dan menikah dengannya? Insya Allah saya sudah siap menikah dan
orang tua pun menginginkan saya segera menikah. Mohon pencerahannya.</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Salam, </span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Kembang</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>Jawaban : </b></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, </span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Mbak Kembang, ketertarikan kepada lawan jenis memang wajar dirasakan,
dan sebuah niat yang mulia bila mbak Kembang berkeinginan menyalurkan
rasa ketertarikan itu dalam bingkai yang halal, yaitu dalam ikatan
pernikahan. Sah sah saja bagi seorang akhwat untuk mengutarakan niat
ta'arufnya kepada seorang ikhwan yang baik agamanya, tidak harus dari
pihak ikhwan yang menyatakan terlebih dulu. Salah satu kisah yang sering
dijadikan contoh adalah saat Khadijah mengajukan diri untuk dinikahi
oleh Muhammad SAW.</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Meskipun demikian, jangan dibayangkan waktu itu Khadijah mengutarakannya dengan ungkapan seperti ini : </span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><i>"Muhammad, maukah kau menikah denganku?" </i>atau<i> "Muhammad, sudikah kiranya dirimu menjadi imam bagiku kelak?"</i>,
dan ungkapan sejenisnya. Dalam mengutarakan niatnya untuk menikah
dengan Muhammad, Khadijah meminta bantuan salah seorang rekannya bernama
Nafisah, tidak menyampaikannya secara langsung. Saat itu pun Nafisah
tidak langsung 'nembak' Muhammad dengan mengatakan <i>"Muhammad, Khadijah ingin menikah denganmu, apakah kau berkenan dengannya?"</i>,
tetapi dengan berdialog terlebih dulu. Diawali dengan menanyakan
mengapa Muhammad belum menikah, kemudian menceritakan dan menawarkan
profil Khadijah tanpa menyebutkan namanya, baru saat Muhammad menanyakan
siapakah orang yang diceritakan tersebut, Nafisah berterus terang bahwa
Khadijah lah sosok yang diceritakannya.</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Metode yang sama bisa mbak Kembang pilih untuk mengutarakan niat mbak
Kembang. Tidak 'nembak' si ikhwan secara langsung, tetapi dengan
penggalian lebih dulu oleh informan yang mbak Kembang percaya. Saya sarankan mbak Kembang pilih informan yang mbak kenal amanah, bisa
menjaga rahasia, dan orang tersebut pun kenal dekat dengan si ikhwan.
Dengan kedekatan hubungan ini maka si ikhwan akan lebih terbuka dalam
penggalian informasi oleh sang informan. Informan tersebut sebaiknya
juga yang sudah menikah sehingga lebih 'terjaga' dan terhindar dari
'serangan balik' si ikhwan yang bisa jadi akan menyarankan agar si
informan menikah dulu sebelum menyarankan orang lain menikah.</span>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Informasi yang perlu digali oleh informan di antaranya adalah : </span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
1. Apakah si ikhwan sudah siap menikah?<br />
2. Apakah si ikhwan sudah boleh menikah?<br />
3. Apakah si ikhwan sudah punya calon?<br />
4. Apa sajakah kriteria calon pasangannya?<br />
5. Apakah berkenan dengan profil si Kembang?<br />
(Penggalian informasi urut dari nomer satu)</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Berikut ini beberapa contoh dialog yang bisa disampaikan informan untuk menggali informasi dari si ikhwan, saya sebut saja nama ikhwan itu 'Kumbang'. </span>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><i>1. "Mbang, sudah siap menikah atau belum?" </i><br />
Bila jawabannya belum, tentunya dicukupkan penggalian sampai tahap ini
dengan 'basa basi' secukupnya oleh informan. Bila jawaban Kumbang sudah,
maka bisa berlanjut ke penggalian informasi nomer 2. </span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><i>2. "Orang tua sudah memberi restu dan memintamu untuk segera menikah?"</i><br />
Bila jawabannya "diminta bersabar dulu karena orang tua masih fokus
mengurusi nikahan kakak" atau "diminta menyelesakan kuliah dulu", dll.
sehingga belum direstui untuk menikah, maka dicukupkan sampai tahap ini.
Bila jawaban Kumbang sudah, maka bisa berlanjut ke penggalian informasi
nomer 3. </span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><i>3. "Kamu sudah punya calon? Orang mana?"</i><br />
Bila jawabannya sudah ada calon, tentu dicukupkan sampai tahap ini. Bila
Kumbang menjawab belum ada calon, maka bisa berlanjut ke penggalian
informasi nomer 4. </span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><i>4. "Memang kriteriamu apa saja? Terus, kriteria dari orang tuamu?"</i><br />
Kumbang akan menyampaikan kriteria calon pasangan yang dia tetapkan, dan
juga kriteria calon menantu yang diinginkan orang tuanya. Informan
perlu mengonfirmasikan mana kriteria yang 'mutlak' dan harus dipenuhi,
mana yang bukan kriteria mutlak sehingga masuk prioritas nomer sekian.
Kalau kriteria-kriteria 'mutlak' tersebut tidak sesuai dengan profil si
Kembang, tentunya dicukupkan sampai tahap ini. Kalau misalnya
kriterianya sesuai dengan profil mbak Kembang, maka bisa berlanjut ke
penggalian informasi nomer 5. </span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><i>5. "Begini, saya ada kenalan seorang akhwat, dia ini usianya... profesinya... aktivitasnya... dst."</i><br />
Informan menceritakan profil mbak Kembang secara umum, BELUM menyebutkan
nama mbak Kembang. Bila Kumbang berkenan dengan profil yang disampaikan
oleh informan, maka informan bisa menyampaikan bahwa yang
direkomendasikannya adalah mbak Kembang. Bila Kumbang tidak berkenan,
tentu tidak perlu dipaksakan berlanjut ke proses ta'aruf. Bila Kumbang
berkenan, maka informan bisa menawarkan diri menjadi mediator ta'aruf,
atau bisa juga merekomendasikan rekan lain yang tepercaya untuk
mendampingi proses ta'aruf selanjutnya.</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Dialog di atas sebagai gambaran saja, pelaksanaannya nanti tinggal
improvisasi dari informan menyesuaikan situasi dan obrolan dengan
Kumbang. Insya Allah dengan metode penggalian seperti ini akan
meminimalkan rasa malu yang mbak Kembang rasakan, dan terhindar dari
kesan 'agresif' yang bisa jadi membuat si Kumbang tidak berkenan. Apapun
hasilnya nanti, apakah itu 'tembakannya' sesuai sasaran atau bertepuk
sebelah tangan, insya Allah itulah yang terbaik menurut Allah SWT. Tetap
jaga hati mbak Kembang, rasakan sewajarnya apa yang ada di hati
sehingga tidak membuat mbak Kembang melalaikan cinta tertinggi kepada
Allah SWT.</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Wallahua'lam bisshawwab.</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Salam, </span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Maswahyu ST (Spesialis Ta'aruf)<br />
Klinik Ta'aruf <a href="http://www.rumahtaaruf.com/" target="_blank">www.RumahTaaruf.com</a></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><i>*Catatan : metode ini bisa juga dipraktikkan saat ikhwan 'nembak' akhwat.</i></span>
Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-15781873771513641552014-10-08T08:56:00.000+07:002017-05-17T06:29:40.851+07:00Lima Prinsip Ta'aruf Pranikah IslamiAssalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,<br />
<br />
<i>Ta’aruf masa begitu?</i>
Kurang lebih seperti itu ungkapan sebagian rekan yang menyayangkan
proses ta’aruf rekannya yang dinilai kurang islami. Bisa jadi karena
rekan tersebut belum tahu ta’aruf yang islami itu bagaimana, atau
mungkin saja sudah tahu tetapi belum bisa menjalaninya dengan baik dan
benar sehingga terpeleset ke aktivitas ta’aruf yang tak islami.<br />
<br />
Seiring
digemakannya metode perkenalan islami dalam pencarian jodoh, istilah
ta’aruf semakin dikenal, meskipun lebih tepat bila dipakai istilah
ta’aruf pranikah. Penggunaan istilah “ta’aruf” dikesankan pada aktivitas
perkenalan yang islami sebagai oposisi dari istilah “pacaran” yang
dikesankan pada aktivitas perkenalan yang tidak islami.<br />
<br />
Berikut
ini saya rangkumkan beberapa prinsip ta’aruf yang bisa dijadikan pedoman
dalam pelaksanan ta’aruf, yang erat kaitannya dengan tema
khitbah/lamaran dan tema pernikahan yang merupakan fase lanjutan setelah
ta’aruf, serta interaksi antara laki-laki dan perempuan dalam
keseharian.<br />
<br />
<b>1. Ta’aruf bagi yang mampu menikah</b><br />
<br />
<i>“Wahai
para pemuda, barangsiapa di antara kalian mampu menikah maka
menikahlah! Karena, menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih
dapat memelihara kemaluan. Dan barangsiapa tidak mampu, hendaklah ia
berpuasa, karena puasa dapat menjadi perisai bagi syahwatnya.” (HR.
Bukhari dan Muslim)</i><br />
<br />
Hadits di atas berisi anjuran untuk
menyegerakan menikah bila memang sudah mampu menikah, sehingga tidak ada
proses ta’aruf yang perlu dijalani bagi yang belum mampu menikah. Bagi
yang belum mampu menikah maka dianjurkan untuk banyak berpuasa, belum
saatnya berta’aruf.<br />
<br />
MAMPU menikah di sini sama artinya dengan BISA
menikah. BISA menikah bukan sekedar sudah SIAP menikah, tapi juga sudah
BOLEH menikah. Sudah siap menikah, tapi belum boleh menikah tentunya
proses ta’aruf belum perlu dijalani. Ada wali bagi seorang perempuan
yang perlu dimintakan izinnya untuk menikahkan si anak perempuan,
demikian juga restu dari orang tua bagi seorang laki-laki yang perlu
diikhtiarkan meskipun tidak ada wali bagi seorang laki-laki.<br />
<br />
Pastikan
izin dan restu menikah sudah didapat dari wali/orang tua sebelum
berikhtiar ta’aruf, selain kesiapan menikah yang sudah anda yakini.
Pastikan juga bahwa izin menikah ini adalah ‘izin menikah segera’
setelah bertemu calon pasangan yang cocok, bukan izin menikah setelah
nanti lulus kuliah atau izin menikah setelah nanti pekerjaannya mapan
yang jangka waktunya sekian tahun ke depan.<br />
<br />
Dari pengalaman
mendampingi beberapa proses ta’aruf, prosesnya cukup dijalani selama 2-3
bulan saja, itupun hampir semuanya belum pernah saling kenal sama
sekali. Kalau si 'target ta'aruf' itu tetangga sendiri, rekan kerja,
atau sahabat satu komunitas yang sudah lama dikenal tentunya perlu waktu
ta'aruf yang lebih singkat lagi.<br />
<br />
Dari perkiraan masa ta’aruf
ditambah masa persiapan pernikahan, bisa ditarik mundur kapan sekiranya
waktu yang anda pilih untuk mulai berikhtiar ta’aruf. Mungkin cukup di
kisaran 6 bulanan saja, tidak lebih dari satu tahun. Kalau lebih dari
satu tahun ke depan sebaiknya nanti-nanti saja anda mulai berikhtiar
ta’aruf, isi hari-hari anda dengan memperbanyak ibadah khususnya
berpuasa untuk lebih membentengi diri dari angan-angan yang belum
saatnya.<br />
<br />
Bila anda belum siap ta’aruf namun ingin ‘belajar
ta’aruf’ agar bila tiba saatnya nanti sudah siap, anda bisa 'berguru'
pada saudara atau rekan terdekat yang pernah menjalani proses ta’aruf
sebelumnya. Bisa juga dengan mengambil referensi artikel-artikel seputar
ta’aruf yang cukup banyak beredar dari beberapa pakar dan spesialis
ta’aruf. Anda juga bisa ikut seminar pranikah dan kuliah pranikah yang
diadakan lembaga islam yang tepercaya untuk persiapan ta’aruf. Insya
Allah hal-hal tersebut bisa menjadi pembelajaran anda seputar
perta’arufan, tanpa harus menjadi pelaku ta’aruf terlebih dulu.<br />
<br />
<b>2. Kriteria agama dan akhlak dalam pertimbangan ta’aruf</b><br />
<br />
<i>“... Wanita
yang baik untuk lelaki yang baik. Lelaki yang baik untuk wanita yang
baik pula ...” (QS. An Nur : 26)</i><br />
<br />
<i>“Wanita itu dinikahi karena
empat hal, yaitu karena hartanya, nasabnya, kecantikannya, atau
agamanya. Pilihlah berdasarkan agamanya agar selamat dirimu.” (HR.
Bukhari – Muslim)</i><br />
<br />
Dalam
pencarian sosok yang dijadikan target ta’aruf, kriteria agama menjadi
syarat utama yang tidak bisa diganggu gugat. Kriteria lain boleh
macam-macam sesuai selera, namun terkait kriteria agama haruslah yang
baik agamanya. Baik agamanya bisa dilihat dari dia yang seorang
Muslim/Muslimah, tidak meninggalkan ibadah wajibnya, memiliki akhlak
yang baik, serta memiliki semangat untuk terus berubah menjadi baik.<br />
<br />
Dengan
kriteria agama yang baik, pastinya ikhtiar ta’aruf akan menjadi pilihan
sosok tersebut dibanding aktivitas pacaran. Lalu, bagaimana kalau sudah
'terlanjur' pacaran? Lakukan hal ini : segera putuskan hubungan,
sama-sama beristighfar, memohon ampun dan menyesali aktivitas pacaran
yang telah dijalani, kemudian beralihlah ke proses ta'aruf yang islami.<br />
<br />
<b>3. Proses ta’aruf bersifat rahasia</b><br />
<br />
<i>“Rahasiakan pinangan, umumkanlah pernikahan (HR. Ath Thabrani)</i><br />
Hadits yang lebih shahih hanya berbunyi <i>“Umumkanlah pernikahan.” (HR. Ahmad)</i><br />
<br />
Berbeda
dengan pernikahan yang dianjurkan untuk disebarluaskan, pinangan atau
lamaran pernikahan justru dianjurkan untuk dirahasiakan. Bila pinangan
perlu dirahasiakan, tentu proses ta’aruf yang mendahului pinangan
tersebut juga perlu dirahasiakan.<br />
<br />
Jadi tidak perlu <i>update</i> status di Facebook bahwa anda sedang menjalani proses ta’aruf dengan seseorang yang anda <i>tag</i> namanya, atau pasang status <i>engaged</i> pasca lamaran, juga tidak perlu saling <i>mention</i> di Twitter untuk menunjukkan bahwa anda sedang ta’arufan dengan nama yang di-<i>mention</i>. Publikasikanlah nanti bila hari H pernikahan anda sudah dekat dalam bentuk undangan pernikahan.<br />
<br />
<b>4. Adanya orang ketiga dalam ta’aruf</b><br />
<br />
<i> “Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duaan dengan wanita, karena setan akan menjadi ketiganya” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).</i><br />
<br />
Tidak
ada proses ta’aruf yang dijalani berduaan saja antara pihak yang
berta’aruf, perlu pelibatan pihak ketiga untuk mendampingi proses
sehingga menutup celah setan menjadi yang ketiganya. Pihak ketiga ini
bukan berarti seorang saja, tapi bisa juga saudara atau beberapa orang
terdekat yang anda percayai untuk mendampingi selama proses ta’aruf anda
jalani. Dengan demikian tidak ada jalan berduaan, makan berduaan,
boncengan motor berduaan, naik mobil berduaan, dan kegiatan berduaan
lainnya dalam aktivitas ta’aruf. Harus ada orang ketiga untuk mencegah
‘khilaf’ yang bisa saja terjadi karena aktivitas berduaan tersebut.<br />
<br />
Demikian
juga dalam komunikasi jarak jauh lewat telepon, SMS, atau fasilitas
chat menggunakan Facebook, Whatsapp, atau BBM. Meskipun tidak berdekatan
secara fisik namun perlu diingat bahwa aktivitas zina ada macam-macam,
tidak hanya zina fisik tetapi ada juga zina hati dalam bentuk
angan-angan, khayalan, dan ungkapan mesra yang belum saatnya diberikan.
Bila hati susah dijaga, libatkan juga orang ketiga dalam komunikasi
jarak jauh ini untuk menghindari zina hati.<br />
<br />
Salah satu cara yang
bisa dicoba dan pernah juga saya lakukan adalah dengan membuat group
Whatsapp untuk memfasilitasi komunikasi pihak yang berta’aruf, dan
meminta kedua pihak yang berta’aruf memblok nomer masing-masing sehingga
tidak ada peluang komunikasi secara langsung. Tema obrolan juga perlu
diarahkan seputar hal-hal yang memang perlu dikomunikasikan dalam proses
ta'aruf. Bila yang ingin disampaikan cukup panjang, bisa memanfaatkan
fasilitas email mediator tepercaya untuk menyampaikan. Apa saja yang
ingin diketahui atau disampaikan selama proses ta’aruf tinggal diemail
ke mediator, dan mediator akan meneruskannya ke email pihak yang lain.<br />
<br />
Dengan
adanya orang ketiga yang memerantarai komunikasi, maka kalimat dan
ungkapan ‘romantisme pranikah’ yang belum saatnya diberikan bisa
dihindari karena ada pihak yang mengawasi dan menyaring hal-hal yang
dikomunikasikan selama berta’aruf.<br />
<br />
<b>5. Aktivitas nazhar/melihat pihak yang berta’aruf</b><br />
<br />
<i>Dari
Al-Mughiroh bin Syu’bah radhiyallahu’anhu bahwasannya beliau akan
melamar seorang wanita maka Nabi Muhammad pun berkata kepadanya
“Lihatlah ia (wanita yang kau lamar tersebut) karena hal itu akan lebih
menimbulkan kasih sayang dan kedekatan diantara kalian berdua.” (HR.
Bukhari Muslim)</i><br />
<br />
Kemajuan teknologi informasi berdampak pada
semakin maraknya media sosial di dunia maya. Tidak sedikit orang iseng
yang menggunakan profil palsu yang tidak menggambarkan profil diri
sebenarnya. Ajakan ta’aruf pun bisa saja disampaikan sosok palsu
tersebut dengan tujuan penipuan, atau sekedar iseng. Dengan adanya
aktivitas nazhar ini, kondisi fisik masing-masing pihak yang berta’aruf
dapat diketahui dengan jelas.<br />
<br />
Sosok yang dikenal di dunia maya
bisa dibuktikan keberadaannya dengan aktivitas nazhar ini, bukan sekedar
sosok yang punya nama namun tanpa rupa. Berkaitan juga dengan landasan
di nomer empat, libatkanlah orang ketiga dalam aktivitas nazhar ini
untuk menghindari modus penipuan dan keisengan dari orang asing yang
dikenal di dunia maya.<br />
<br />
Demikianlah lima prinsip ta’aruf yang bisa
dijadikan pedoman dalam aktivitas ta’aruf, semoga bermanfaat dan
memberikan pencerahan. Semoga keberkahan menyertai proses ta’aruf hingga
pernikahan yang telah anda ikhtiarkan berjalan syar’i sesuai dengan
landasan Al Quran dan Hadits tersebut.<br />
<br />
Wallahua’lam bisshawwab.<br />
<br />
Salam,
<br />
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
</div>
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
Maswahyu ST (Spesialis Ta'aruf)<br />
@MaswahyuST</div>
<div style="background-color: white; border: medium none; color: black; overflow: hidden; text-align: left; text-decoration: none;">
<a href="http://www.rumahtaaruf.com/">www.RumahTaaruf.com</a></div>
Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-68202820323012045152014-09-29T05:53:00.001+07:002014-10-08T08:53:46.294+07:00[Kultwit] 5 Prinsip Ta'aruf Pranikah Islami (@MaswahyuST)<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoQkSp9VD6RRba8f7d5eQQrj0lzmn1bYZKjMe_RftxyEl_VtJLyjVUqY_Lu0vShMOQMZouKmaVVW1v64UgWScWruRRbcBKGdNkbaihF-7d05ENEncI5-JlwHpIeBtXp8c2qXyTTRrV1Pjg/s1600/5prinsiptaaruf.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjoQkSp9VD6RRba8f7d5eQQrj0lzmn1bYZKjMe_RftxyEl_VtJLyjVUqY_Lu0vShMOQMZouKmaVVW1v64UgWScWruRRbcBKGdNkbaihF-7d05ENEncI5-JlwHpIeBtXp8c2qXyTTRrV1Pjg/s1600/5prinsiptaaruf.jpg" width="500" /></a></span></div>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">1. Ta’aruf masa begitu? Mungkin itu ungkapan sebagian rekan melihat proses ta’aruf rekan lainnya. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />2. Proses ta’aruf yang diharapkan berjalan islami, pelaksanaannya berbelok ke yang tak islami. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />3. Jangan langsung disalahkan, bisa jadi karena mereka belum tahu bagaimana ta’aruf islami itu. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />4. Lalu, bagaimanakah ta’aruf islami itu? Apa ciri-cirinya yang membedakan dengan yang tak islami? #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />5. Berikut ini saya rangkumkan lima prinsip ta’aruf islami sesuai petunjuk di Al Quran dan hadits, #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />6. Yang berkaitan dengan proses khitbah/lamaran dan menikah yang merupakan fase lanjutan ta’aruf, #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />7. Serta adab-adab berinteraksi antara lawan jenis yang tentunya dijalani selama proses ta’aruf. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />8. Prinsip pertama : Ta'aruf bagi yang mampu menikah. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />9. Dalam satu hadits, bagi yang sudah mampu dianjurkan menikah, yang belum mampu agar berpuasa. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />10. Tujuan dari ta’aruf adalah menikah, sehingga tidak ada ta’aruf bagi yang belum mampu menikah. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />11. Prinsip kedua : Kriteria agama dan akhlak dalam pertimbangan kriteria ta’aruf.<br />#12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />12. Dalam AnNur:26, wanita yang baik untuk pria yang baik. Pria yang baik untuk wanita yang baik, #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />13. Dalam satu hadits, dianjurkan memilih wanita berdasarkan agamanya dibanding kriteria lainnya, #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />14. Ada juga anjuran bagi orang tua untuk menikahkan anaknya dengan pria yang diridhai agamanya #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />15. Dengan demikian, dalam pencarian calon pasangan penetapan kriteria agama bersifat mutlak, #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />16. Sedangkan kriteria lain-lain sebagai kriteria pelengkap saja, sesuai selera yang dikehendaki. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />17. Prinsip ketiga : Proses ta’aruf bersifat rahasia. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />18. Sesuai anjuran untuk merahasiakan pinangan/lamaran, dan mengumumkan pernikahan. <br />#12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />19. Bila lamaran perlu dirahasiakan, tentu proses ta'aruf yang mendahului juga perlu dirahasiakan. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />20. Sehingga tidak perlu saling nge-tag di Facebook dan mention di Twitter dengan ta’arufan. ;) #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />21. Prinsip keempat : Adanya orang ketiga dalam ta’aruf. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />22. Adanya larangan untuk berduaan dengan wanita, karena setan akan menjadi yang ketiganya. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />23. Dengan demikian, tidak ada proses ta'aruf yang dijalani berduaan saja.<br />#12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />24. Tidak jalan berdua, makan berdua, boncengan motor, naik mobil berdua, dan berduaan lainnya. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />25. Prinsip kelima : Aktivitas nazhar/melihat pihak yang berta’aruf. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />26. Sesuai anjuran Rasulullah untuk melihat sosok yang akan dilamar untuk lebih memantapkan hati. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />27. Seiring dengan semakin maraknya media sosial, mungkin saja kenalnya berawal dari dunia maya, #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />28. Pastikan bahwa ajakan ta’aruf itu dari orang yang memang ada, bukan sekedar nama tanpa raga. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />29. Tentunya dengan melihat langsung, tidak hanya lewat foto atau video yang bisa saja menipu. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />30. Demikianlah lima prinsip ta’aruf yang bisa dijadikan pedoman sahabat dalam menjalani ta’aruf, #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />31. Yang juga saya jadikan panduan mediasi ta’aruf dan saya tuliskan dalam bagian Prakata di buku #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />32. Insya Allah bab-bab lanjutan buku ini akan saya tulis cuplikannya selama sepekan ke depan. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />33. Diawali dari kisah mediasi ta’aruf hingga panduan dan tip-tip agar ta’aruf berjalan lancar, #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />34. Yang insya Allah diikhtiarkan berjalan secara syari berpegang prinsip-prinsip ta’aruf di atas. #12WeeksToGetMarried @qultummedia<br /><br />35. Semoga bermanfaat dan memberikan pencerahan. Salam, Maswahyu ST (Spesialis Ta’aruf) #12WeeksToGetMarried @qultummedia</span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><i><b>Twitter @MaswahyuST / Tri Wahyu Nugroho - 28/09/2014</b></i></span>Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-79479563510292174102014-09-26T16:39:00.001+07:002014-09-26T16:39:16.660+07:00.: Menjadi Mediator Ta'aruf :.<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgshsX-nm62p1eNkWJytmlrmxY7K806AvqzDdbDsJasG3BXuiv1fn-Svujc321tipfJhJXEJmOBecGG4DUYc8XWkxxlGxYkfkE6VQFyGZnKcQ7FoIl7IqXGxN3mXPAiA0HFV3nqfuAG-D3A/s1600/mediator.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgshsX-nm62p1eNkWJytmlrmxY7K806AvqzDdbDsJasG3BXuiv1fn-Svujc321tipfJhJXEJmOBecGG4DUYc8XWkxxlGxYkfkE6VQFyGZnKcQ7FoIl7IqXGxN3mXPAiA0HFV3nqfuAG-D3A/s1600/mediator.jpg" height="320" width="273" /></a></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">1. Lima tahunan dapat amanah menjadi mediator ta'aruf, 300an ta'aruf online dan 75 ta'aruf offline telah dijalani, #12WeeksToGetMarried</span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">2. Sembilan pasangan alhamdulillah telah dijodohkan Allah hingga menikah, lima pasangan dalam proses ta'aruf keluarga #12WeeksToGetMarried</span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">3. Rasanya bahagia, bahkan sampai membasahi mata saat menyaksikan yang dimediatori bersanding selepas akad nikah, #12WeeksToGetMarried</span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">4. Berharap tambahan pahala amal dari syiar ta'aruf Islami, yang mungkin belum dipahami sepenuhnya oleh masyarakat , #12WeeksToGetMarried</span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">5. Perihal dibuatkan rumah di surga bagi yang membantu ikhtiar pencarian jodoh yang single belum nemu riwayatnya, he.. #12WeeksToGetMarried</span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">6. Berawal dari subforum Ta'aruf di forum @myQurancom, Januari 2014 lahir @RumahTaaruf myQuran sebagai media ta'aruf, #12WeeksToGetMarried</span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">7. Cukup kewalahan juga dengan biodata ta'aruf akhwat yang sangat tidak berimbang dengan biodata ikhwan yang masuk, #12WeeksToGetMarried</span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">8. Saat ini biodata ta'aruf akhwat aktif jumlahnya mendekati 300an, sedangkan biodata ikhwan aktif masih sekitar 80an, #12WeeksToGetMarried</span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">9. Ke depannya nanti, inginnya ada alternatif media ta'aruf di masing-masing komunitas Islam yang ada di Indonesia, #12WeeksToGetMarried</span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">10. Selain @RumahTaaruf @myQurancom, inginnya ada RumahTa'aruf @KomunitasACI @tausiyahku @PejuangSubuh @pedulijilbab #12WeeksToGetMarried</span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">11. Dan RumahTa'aruf komunitas lainnya, yang berfungsi sebagai media ta'aruf pranikah Islami yang saling bersinergi, #12WeeksToGetMarried</span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">12. Karena pada dasarnya setiap aktivitas ta'aruf memerlukan adanya orang ketiga, tidak hanya dijalani berduaan saja, #12WeeksToGetMarried</span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">13. Semoga semakin banyak mediator ta'aruf 'terlahir' di kemudian hari, siap memfasilitasi sahabat yang masih sendiri. #12WeeksToGetMarried</span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><i><b>Twitter @MaswahyuST / Tri Wahyu Nugroho - 25/09/2014</b></i></span>Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-47894538677967243202014-09-26T11:03:00.000+07:002014-09-26T16:39:46.629+07:00[Flashback : Dari Panduan Ikhtiar Ta'aruf : "12 Pekan Meraih Sakinah" hingga #12WeeksToGetMarried] (@MaswahyuST)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrIz6Md4W76G0C5ETq6robUcl34CCPKvo0zB_aR0XLVJU-6y9lZXMXq7ucAH3nmL-0Dew5K9PMhuwDslYRXro3tWOSQOQvl9CGdayMfxqDuh70cfaqejtEeGua0X2WMsvBczKbKC4-nWdj/s1600/maswahyust.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrIz6Md4W76G0C5ETq6robUcl34CCPKvo0zB_aR0XLVJU-6y9lZXMXq7ucAH3nmL-0Dew5K9PMhuwDslYRXro3tWOSQOQvl9CGdayMfxqDuh70cfaqejtEeGua0X2WMsvBczKbKC4-nWdj/s1600/maswahyust.jpg" /></a></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Sebagian rekan mungkin menyangsikan, apakah buku <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a> sudah teruji, bukan sekedar teori?</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"> </span><br />
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Saya pastikan, Iya! Sudah ada pasangan yang mempraktikannya, bahkan berjalan 2,5 bulanan saja, lebih cepat dari teori! <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a> </span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Kalau pengertian jangka waktu ta'aruf adalah dari awal proses di mana keduanya belum saling kenal hingga khitbah, <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Mereka cuma perlu 2 bulanan saja untuk ta'aruf dan kurang dari 1 bulan untuk persiapan nikah! Berikut ini kisahnya. <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Januari 2014 saya menulis panduan ikhtiar ta'aruf : 12 Pekan Meraih Sakinah, 2 bulan ta'aruf, 1 bulan persiapan nikah. <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Artikel itu saya buat berdasarkan tahapan proses yang biasa saya jalani dalam pengalaman memediatori proses ta'aruf. <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
15 Februari 2014 saya jadi salah satu pembicara di agenda <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/TaarufDay?src=hash"><s>#</s>TaarufDay</a> myQuran, salah satu pesertanya sebut saja Kembang, <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Kembang ini memang berniat menyegerakan menikah, hingga pada akhir Februari 2014 Kembang mengirimkan biodata ke saya, <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Akhir Februari 2014 saya juga menerima biodata seorang laki2, sebut saja Kumbang, yang memang berniat untuk menikah, <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Awal Maret 2014 mereka mulai proses ta'aruf, dimulai dari permintaan Kumbang agar saya menyampaikan biodata Kembang, <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Mereka saya dampingi proses ta'arufnya sesuai panduan yang saya susun, dari satu proses berlanjut ke proses berikutnya, <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Hingga akhirnya awal Mei 2014 proses ta'aruf pun diakhiri dengan adanya prosesi lamaran keluarga Kumbang ke Kembang, <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Berakhir pula pendampingan ta'aruf yang saya lakukan, dan saya serah terimakan proses selanjutnya ke kedua keluarga, <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Alhamdulillah 24 Mei 2014 mereka melangsungkan pernikahannya, lebih cepat dari panduan ikhtiar ta'aruf yang saya susun, <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />
Dan hari Ahad lalu mereka mengadakan syukuran 4 bulanan, dan sempat berfoto dengan cover buku <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a> :)</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><img border="0" height="320" src="https://pbs.twimg.com/media/ByOj-wjCAAAhmat.jpg" width="320" /></span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">
<br />
Apakah rekan-rekan bisa mengikuti jejak mereka? Insya Allah, dengan doa dan ikhtiar sungguh-sungguh bisa saja terjadi. <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a><br />
<br />
Semoga buku perdana saya ini bisa menjadi panduan ikhtiar ta'aruf rekan2 yang masih sendiri dalam pencarian jodohnya, <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a><br />
<br />
Bagi yang sudah menikah, semoga buku ini bisa menjadi panduan dalam membantu ikhtiar ta'aruf mereka yang masih sendiri <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a><br />
<br />
Semoga buku <a class="twitter-hashtag pretty-link js-nav" data-query-source="hashtag_click" dir="ltr" href="https://twitter.com/hashtag/12WeeksToGetMarried?src=hash"><s>#</s>12WeeksToGetMarried</a> ini bermanfaat dan memberikan pencerahan bagi siapapun pembacanya. Salam, Maswahyu ST (Spesialis Ta'aruf)<br />
<br />
<i><b>Twitter @MaswahyuST / Tri Wahyu Nugroho - 23/09/2014</b></i></span>Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-42681347254152973632014-08-05T00:25:00.000+07:002014-08-05T00:35:10.804+07:00Lima Tips Berinteraksi ‘Aman’ Selama Proses Ta’aruf Hingga Hari Pernikahan<i><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Sumber : <a href="http://www.dakwatuna.com/2014/07/10/53495/lima-tips-berinteraksi-aman-selama-proses-taaruf-hingga-hari-pernikahan" target="_blank">http://www.dakwatuna.com/2014/07/10/53495/lima-tips-berinteraksi-aman-selama-proses-taaruf-hingga-hari-pernikahan</a></span></i><br />
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,<br />
<br />
Pernikahan yang berkah tidak hanya ditandai dengan keberkahan saat
pelaksanaan hari pernikahan, tetapi juga dari awal proses yang dijalani
hingga menuju pernikahan tersebut. Tentunya bukan diawali dengan proses
'pacaran' yang menyimpang dari syariat, namun diawali dengan ta'aruf
(pranikah) yang diikhtiarkan untuk dijalani sesyar'i mungkin. Berikut
ini saya sampaikan lima tips berinteraksi 'aman' selama proses ta'aruf
hingga pernikahan.<br />
<br />
<b>1. Rahasiakan Proses</b><br />
<br />
<i>"Rahasiakan pinangan, umumkanlah pernikahan (HR. Ath Thabrani)</i><br />
<br />
Pinangan/lamaran/khitbah dianjurkan untuk dirahasiakan, apalagi proses
ta'aruf yang mendahului proses pinangan tersebut. Berlanjutnya proses
ta'aruf bukan jaminan kelak berlanjut hingga pernikahan, sehingga untuk
menjaga dari rasa malu dan jadi bahan pembicaraan seandainya kelak
proses tidak berlanjut, maka rahasiakanlah proses taaruf yang dijalani.<br />
<br />
Ada yang berpendapat seperti ini : <i>"Bukannya sebaiknya khitbah
dipublikasikan sehingga tidak 'salah khitbah', mengkhitbah wanita yang
sedang dalam masa khitbah? Kan ada larangan untuk mengkhitbah seorang
wanita yang sudah dikhitbah rekan yang lain?"</i> Silakan cek tulisan saya sebelumnya ini : <a href="http://www.maswahyu.com/2014/06/tiga-tips-seputar-penolakan-taaruf.html" target="_blank">Tiga Tips Seputar Penolakan Ta'aruf</a>.
Ada tahap 'observasi' yang perlu dijalani sebelum memutuskan untuk
mengajukan ta'aruf kepada seorang akhwat, tidak dengan tiba-tiba
langsung mendatangi wali si akhwat untuk mengkhitbah. Dengan observasi
ini status seseorang sudah dikhitbah atau belum bisa diketahui secara
jelas tanpa ada keharusan untuk mempublikasikan status 'mengkhitbah'
ataupun 'terkhitbah', sehingga tidak perlu sampai mendapat malu karena
ditolak akhwat yang sedang dalam masa khitbah.<br />
<br />
Ada juga kisah nyata seseorang yang proses ta'aruf 'bocor' ke pihak yang
tidak bertanggung jawab, dan pihak tak bertanggung jawab tersebut
berusaha menyebarkan fitnah dan mempengaruhi kedua pihak yang berta'aruf
agar proses ta'aruf tidak berlanjut. Kuat dugaan pihak tersebut adalah
'barisan patah hati' dari salah satu atau kedua pihak yang sedang
berproses, yang tidak terima 'incarannya' berproses dengan yang lain.
Karena itu, rahasiakanlah proses ta'aruf agar aman dari hal semacam ini.<br />
<br />
<b>2. Menjaga Hati</b><br />
<br />
<i>“Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini
suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah
dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah
dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina
kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan
berangan-angan. Lalu, kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau
mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim)<br />
</i><br />
Adanya kecenderungan hati dalam proses ta'aruf tak bisa dihindarkan,
meskipun dirasakan dengan kadar yang berbeda-beda oleh setiap orang.
Rasulullah pun menganjurkan salah seorang sahabatnya untuk melihat siapa
yang akan dilamarnya, agar menemukan sisi-sisi manusiawi yang membuat
hati cenderung kepadanya, sehingga semakin yakin dan semakin mantap
untuk menikahinya. Meskipun demikian, sebelum akad nikah terucap pihak
yang berta'aruf tetaplah dua insan lawan jenis yang terbatasi oleh
syariat. Bahkan setelah khitbah hingga sepersekian detik menjelang akad
nikah terucap, syariat tetaplah membatasi, baik itu dari pola interaksi,
komunikasi, dan pengekspresian rasa yang ada di hati.<br />
<br />
Perkuat doa dan perbanyaklah ibadah selama berjalannya proses sebagai
energi yang membentengi hati. Jagalah apa yang dirasa di hati agar tidak
sampai melalaikan cinta tertinggi kepada-Nya, hingga jatuh ke
perbuatan yang menjurus ke zina hati. Yang berhak mendapatkan seratus
persen apa yang dirasa itu adalah pasangan yang kelak akan dihalalkan
dalam akad nikah, bukan yang masih belum ada ikatan sah. Bersabarlah,
hingga kelak akad nikah akan menghalalkan apa yang dirasa.<br />
<br />
<b>3. Berkomunikasi Seperlunya</b><br />
<br />
<i>"Witing tresno jalaran soko kulino."</i><br />
<br />
Pepatah Jawa yang kurang lebih artinya "cinta tumbuh karena terbiasa"
ini cukup erat kaitannya antara tips ketiga ini dan tips kedua di atas.
Beda rasanya apabila komunikasi dilakukan dengan rekan kerja atau rekan
satu organisasi tanpa ada hubungan spesial, dibandingkan dengan
komunikasi antara dua insan yang sedang berta'aruf sehingga memerlukan
penyikapan khusus. Semakin sering berkomunikasi, maka akan semakin
meningkat pula kadar kecenderungan hati yang dirasakan dari dua lawan
jenis yang bertautan hati. Semakin besar kadar kecenderungan hati yang
dirasa, maka akan semakin susah mengontrol hati tersebut. Pelibatan
mediator sebagai perantara komunikasi bisa dipilih agar komunikasi bisa
berjalan aman, sehingga ada pihak yang bisa mengingatkan sekaligus
menyaring hal apa saja yang perlu dikomunikasikan dan tidak perlu
dikomunikasikan selama proses ta'aruf.<br />
<br />
Apabila proses ta'aruf berlanjut hingga khitbah dan memasuki persiapan
pernikahan, komunikasi secara langsung bisa dimungkinkan untuk
melancarkan persiapan, namun harus tetap berpegang pada rambu-rambu
syariat yang ada. Media komunikasi lewat SMS bisa dijadikan prioritas
utama, karena dengan dikenakannya tarif SMS tentunya akan menjadi
'penghambat' untuk sering berkomunikasi dibandingkan bila berkomunikasi
lewat aplikasi BBM atau Whatsapp yang bisa dikatakan 'gratisan'.
Komunikasi lewat telepon sebisa mungkin dihindari, karena suara yang
terdengar bisa saja membuat jantung berdegup lebih kencang.<br />
<br />
Berkomunikasilah saat ada hal-hal yang penting untuk dipersiapkan,
misalnya untuk persiapan administrasi di KUA, persiapan perlengkapan
hari pernikahan, koordinasi dengan panti asuhan anak yatim yang akan
disantuni di acara nikahan, dan hal penting lainnya. Gaya komunikasi pun
perlu diperhatikan, gunakanlah gaya komunikasi yang sewajarnya dan
tidak 'memancing-mancing' komunikasi lanjutan yang tidak perlu. Silakan
bandingkan dua gaya komunikasi ini :<br />
<br />
Gaya komunikasi pertama<br />
<i>1. "Untuk kelengkapan administrasi di KUA mohon disiapkan KTP dan
Kartu Keluarga akhi. Besok bisa akhi antar langsung ke kantor KUA."<br />
2. "Undangan dari keluarga saya ada 300 orang. Mohon disiapkan sejumlah
itu, insya Allah besok mbak saya akan mengambil undangannya ke rumah
ukhti."<br />
3. "Saya sudah silaturahim ke panti anak yatim siang ini, insya Allah
ada sepuluh anak yatim yang akan hadir di acara santunan saat pernikahan
nanti."</i><br />
<br />
Gaya komunikasi kedua<br />
<i>1. "Akhi, besok datang pagi-pagi ke KUA bawa KTP dan Kartu Keluarga
ya. Jangan kebanyakan begadang nonton Piala Dunia, nanti bangunnya
kesiangan. ;)"<br />
2. "Ukhti, untuk keluarga saya perlu 300 undangan ya. Oiya, desain
undangannya bagus sekali. Suka banget dengan desain buatan ukhti ini. :)"<br />
3. "Ukhti, waktu silaturahim di panti anak yatim tadi saya bertemu
adik-adik yang lucu-lucu deh. Mereka mendoakan semoga pernikahan kita
nanti SAMARA. :D"<br />
</i><br />
Dua gaya komunikasi di atas terlihat cukup berbeda bukan? Gaya
komunikasi pertama terkesan 'datar' tanpa ekspresi, sedangkan gaya
komunikasi kedua terlihat 'cair', tampak cukup akrab. Apalagi ditambah
'icon' kedipan, senyum, dan tertawa yang bisa jadi berefek ke si
pembaca, sampai membayangkan bahwa yang mengedipkan mata itu si
pengirimnya. Hindarilah gaya komunikasi kedua ini. Bagi kaum akhwat yang
konon hatinya cukup rapuh pada kata-kata manis, efeknya tentu akan
lebih dahsyat lagi.<br />
<br />
Yang tak kalah penting untuk diperhatikan dalam komunikasi ini adalah
mengenai 'jam malam', semaksimal mungkin hindari komunikasi di malam
hari. Konon, keheningan malam membuat organ tubuh manusia menjadi lebih
sensitif dan mudah terangsang, sehingga setan lebih mudah mempengaruhi
pikiran dan hati. Pikiran dan hati yang terpengaruhi menjadi rawan
tergelincir ke kondisi 'menikmati' komunikasi malam hari, sehingga
pikiran membayangkan yang tidak-tidak, selanjutnya hati berangan-angan,
dan pada akhirnya bisa sampai tergelincir ke zina hati. Naudzubillah min
dzalik. Berhati-hatilah dalam berkomunikasi, jagalah kehormatan diri
satu sama lain, jaga kesucian hatinya dengan tidak memberikan ungkapan
ataupun perhatian yang saat ini belumlah halal diterimanya.<br />
<br />
<b>4. Interaksi di Media Sosial</b><br />
<br />
Bagi 'aktivis Facebook', berbunganya rasa di hati saat ta'aruf dijalani
dan pernikahan tinggal dalam hitungan hari kadang terbawa ke media
sosial Facebook. Bawaannya mendadak jadi 'romantis', sering membuat
status dan memasang gambar yang 'menyerempet' ke tema seputar cinta dan
pernikahan. Status 'engaged' dengan seseorang pun langsung ditampilkan
di Facebook setelah acara khitbah dilaksanakan, meskipun ada anjuran
untuk menyembunyikan lamaran. Saling 'nge-like' status dan saling
komentar di wall Facebook pun tak hanya sekali dua kali dilakukan. Tak
jarang dari status dan gambar yang 'menyerempet' itu akhirnya jadi bahan
pembicaraan bagi rekan lain.<br />
<br />
Tulislah status yang sewajarnya meskipun hati sedang berbunga-bunga,
biarlah apa yang dirasa cukup diri sendiri dan Allah yang tahu.
Mengulangi pesan di tips ketiga, "jagalah kehormatan diri satu sama
lain, jaga kesucian hatinya dengan tidak memberikan ungkapan ataupun
perhatian yang saat ini belumlah halal diterimanya."<br />
<br />
<b>5. Tidak Berduaan/Berkhalwat</b><br />
<br />
<i>"Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duaan dengan wanita, karena setan akan menjadi ketiganya" (HR. Ahmad dan Tirmidzi)</i><br />
<br />
Apapun jenis aktivitasnya libatkanlah orang ketiga untuk mendampingi,
jangan hanya berdua-duaan. Selain mengambil celah agar tidak ditempati
setan, orang ketiga tersebut bermanfaat selayaknya menjadi 'polisi' yang
bertugas mendampingi, mengawal, sekaligus 'menyemprit' apabila proses
terlihat mulai berbelok. Orang ketiga tersebut kelak juga bisa menjadi
'saksi', bahwa proses ta'aruf hingga pernikahan telah diikhtiarkan untuk
dijalani sesyar'i mungkin sekaligus mengklarifikasi prasangka yang
mungkin ada selama proses dijalani.<br />
<br />
Terkait aktivitas khalwat ini, ada pendapat yang mengatakan bahwa
pembicaraan rahasia antara ikhwan dan akhwat meskipun dilakukan lewat
media komunikasi jarak jauh seperti telepon, SMS, ataupun aplikasi
seperti chat Facebook, Whatsapp, dan BBM bisa dikategorikan sebagai
bentuk 'khalwat online' karena dikhawatirkan bisa terjerumus ke zina
hati apabila tidak bisa dijaga dengan baik. Namun, ada juga pendapat
bahwa berkomunikasi secara langsung lewat media tersebut diperbolehkan
asalkan adab-adab komunikasi antar lawan jenis bisa dijaga dan aman dari
fitnah dan zina hati. Hadits ini bisa jadi pegangan :<br />
<br />
<i>"Kebajikan adalah akhlak yang baik dan dosa adalah apa-apa yang
meragukan jiwamu dan engkau tidak suka jika orang lain mengetahuinya"
(HR. Muslim)<br />
</i><br />
Kembali lagi ke contoh gaya komunikasi di tips ketiga, gaya komunikasi
pertama saya yakin tidak akan ada rasa malu apabila orang lain
mengetahuinya, namun tidak dengan gaya komunikasi kedua yang bisa
membuat muka memerah apabila orang lain mengetahuinya. Rasa malu dan
enggan apabila orang lain mengetahui jenis pembicaraan yang dilakukan,
bisa jadi tanda bahwa pembicaraan tersebut bukanlah pembicaraan antar
lawan jenis yang layak untuk dilakukan.<br />
<br />
Bila hati terasa susah dijaga, akan lebih aman kalau dalam komunikasi
online pun juga melibatkan orang ketiga dan menghindari kontak pribadi
secara langsung. Bisa dibuat group BBM atau Whatsapp yang terdiri dari
minimal tiga orang, yaitu si ikhwan, si akhwat, dan orang ketiga. Orang
ketiga ini bisa dipilih dari sahabat tepercaya, ataupun perwakilan dari
pihak keluarga yang turut membantu dalam persiapan pernikahan. Bila ada
fasilitas 'blocked contact' di aplikasi tersebut bisa juga diaktifkan
agar tidak ada peluang untuk berkomunikasi pribadi secara langsung.
Insya Allah pendampingan semacam ini bisa menghindari terjadinya khalwat
di dunia online seperti halnya pendampingan orang ketiga untuk
menghindari khalwat di dunia nyata.<br />
<br />
Semoga tips-tips di atas bermanfaat dan memberikan pencerahan.<br />
<br />
Wallahua'lam bishshawwab. <br />
<br />
Salam, <br />
<br />
maswahyu, ST. (Spesialis Ta'aruf)<br />
<a href="http://www.rumahtaaruf.com/" target="_blank">www.RumahTaaruf.com</a></span>Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-39335114686561336362014-06-30T16:03:00.002+07:002014-08-05T00:20:26.031+07:00myQuran Peduli 100 Marbot Ramadhan 1435 H "Berbagi Kebahagiaan Bersama Penjaga Masjid" <div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://statis.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2014/07/agenda-umat-ramadhan-charity-1435-H-640x452.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://statis.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2014/07/agenda-umat-ramadhan-charity-1435-H-640x452.jpg" height="281" width="400" /></a></div>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b> </b></span></span></div>
<div>
<br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>LATAR BELAKANG KEGIATAN</b><br /><br />Marbot
merupakan pekerjaan mulia yang memegang peranan penting dalam
menghidupkan suasana masjid (menjaga kebersihan, kerapihan dan kesucian
sehari-sehari) sehingga jama’ah masjid merasa nyaman dan tenang pada
saat beribadah.</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Dalam hal kesejahteraannya untuk tugas yang mulia tersebut, sudah sepatutnya menjadi perhatian utama sesama umat muslim.<br /><br />Sebagai
salah satu bentuk kepedulian untuk membahagiakan Marbot, komunitas
MyQuran.com bermaksud untuk mengadakan gerakan pembagian 100 paket
sembako terhadap marbot-marbot yang tersebar di 14 kota besar di
Indonesia, seperti : Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi, Bandung, Jogja,
Surabaya, Malang, Serang, Cianjur, Palembang, Padang, Medan dan Solo.</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"></span><br />
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><b>TUJUAN KEGIATAN</b><br /><br />Menumbuhkan Kepedulian: Berbagi kebahagiaan serta mengasah kepedulian kepada sesama dengan momentum Ramadhan 1435H.<br /><br />Menjalin
Silaturrahim: Menjalin silaturrahim dengan marbot masjid sebelum
kegiatan dan sesudah kegiatan agar kedepannya dapat saling membantu
dalam memakmurkan masjid.</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />Serta, menumbuhkan ukhuwah antar komunitas muslim, organisasi
muslim, lembaga zakat dan media muslim yang sudah berkerja sama dengan
myQuran.<br /><br /><b>RUANG LINGKUP ACARA</b><br /><br />Melibatkan relawan dan
member myQuran di 14 kota besar di Indonesia (Jakarta, Depok,
Tangerang, Bekasi, Serang, Bandung, Cianjur, Jogja, Surabaya, Malang,
Padang, Palembang, Riau dan Medan) pada tanggal 18-19 Juli 2014</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br />Pembagian sembako kepada 100 Marbot di 12 Kota Besar (untuk setiap kota @10 orang) di Indonesia berupa :<br /><br />1. Paket Sembako @Rp 100.000,-<br />2. Donasi sebesar @ Rp 150.000,-<br />3. Al-Qur’an, baju koko atau Sarung (sesuai donasi dari Donatur, * Note : jika ada)</span>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /></span></div>
<div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Contact Person : Edi (0813 7558 2346)</span></div>
<span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;"><br /><b><i>Informasi selengkapnya di : <a href="http://www.google.com/url?q=http%3A%2F%2Fwww.PeduliMarbot.myQuran.net&sa=D&sntz=1&usg=AFQjCNEH9sq-0PEEfjLjydpABgKdqL_KQA" target="_blank">www.PeduliMarbot.myQuran.net</a></i></b></span>Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-5007258736683161052014-06-05T13:15:00.003+07:002014-06-05T13:15:19.329+07:00Tiga Tips Seputar Penolakan Ta’aruf <div class="content">
<div id="post_message_2312858">
<blockquote class="postcontent restore ">
<i>Sumber: <a href="http://www.dakwatuna.com/2014/05/17/51373/tiga-tips-seputar-penolakan-taaruf" target="_blank">http://www.dakwatuna.com/2014/05/17/...nolaka<span id="goog_574493400"></span><span id="goog_574493401"></span>n-taaruf</a></i><br />
<br />
<b>dakwatuna.com</b> - Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ikhtiar pencarian jodoh melalui ta’aruf (pranikah) tak selalu berjalan
mulus. Ada rekan yang lancar dengan cukup sekali proses ta’aruf, namun
tak sedikit pula yang berjalan tersendat sehingga baru menemukan
jodohnya setelah beberapa kali mengalami penolakan ta’aruf. Dalam
menolak pengajuan ta’aruf, banyak rekan yang lebih nyaman menggunakan
alasan umum semacam “belum menemukan kemantapan”, “belum cocok”, atau
“kurang sreg”, namun ada juga sedikit dari mereka yang menyebutkan
alasan spesifiknya.<br />
<br />
Berikut ini tiga alasan spesifik yang paling sering disampaikan saat
penolakan ta’aruf, berdasarkan pengalaman dan pengamatan kami (saya
& istri) memoderatori 250an proses <a href="http://www.dakwatuna.com/2013/10/13/40521/tujuh-hal-yang-perlu-diketahui-seputar-biodata-atau-cv-taaruf" target="_blank">Ta’aruf Online</a> dan 35 proses <a href="http://www.dakwatuna.com/2013/10/27/41165/tujuh-panduan-menjadi-mediator-proses-taaruf" target="_blank">Ta’aruf Offline</a> hingga bulan April 2014 lalu :<br />
<br />
<b>Tiga Besar Alasan Ikhwan Menolak Akhwat<br />
</b><br />
1. Agama/Akhlak<br />
<br />
Anjuran Nabi Muhammad untuk menjadikan faktor agama sebagai dasar
memilih calon pasangan memang menjadi pertimbangan utama pihak ikhwan
dalam menetapkan kriteria calon pasangan mereka. Bagaimana ibadah
wajibnya, ibadah sunahnya, dan juga akhlak yang tercermin dalam
kebiasaan sehari-harinya. Yang sering disoroti dari kebiasaan
sehari-hari seorang akhwat adalah dalam hal penggunaan jilbab. Memang
benar akhwat yang berjilbab itu belum tentu shalihah, tetapi akhwat yang
shalihah sudah pasti berjilbab. Sedikit sekali ikhwan yang bisa
menerima kondisi akhwat yang belum berjilbab (dengan harapan kelak
setelah menikah bisa membimbingnya untuk berjilbab), mayoritas memilih
akhwat yang memang sudah berjilbab.<br />
<br />
2. Fisik<br />
<br />
Penolakan karena faktor fisik memang terkesan alasan ‘duniawi’, namun
tidak bisa kita salahkan karena Nabi Muhammad pun menganjurkan salah
seorang sahabat yang ingin melamar seorang wanita untuk melihat si
wanita terlebih dulu agar menemukan hal-hal yang membuatnya cenderung
dan mantap untuk melamar wanita tersebut. Selain pertimbangan utama sisi
agama si akhwat, kecenderungan dalam faktor fisik ternyata cukup besar
pengaruhnya bagi seorang ikhwan dalam mempertimbangkan lanjut tidaknya
proses ta’aruf.<br />
<br />
3. Usia<br />
<br />
Nabi Muhammad dikisahkan menikah dengan Khadijah dalam perbedaan usia
yang cukup jauh, usia Khadijah lebih tua sekitar 15 tahun. Meskipun
demikian, hanya sedikit ikhwan yang terinspirasi kisah Nabi Muhammad
tersebut. Banyak ikhwan yang keberatan bila pihak akhwat berusia lebih
tua darinya meskipun dari faktor agama dan faktor fisik masuk, dan
cenderung memilih akhwat yang seumuran ataupun lebih muda darinya.<br />
<br />
<b>Tiga Besar Alasan Akhwat Menolak Ikhwan</b><br />
<br />
1. Agama/Akhlak<br />
<br />
Sama seperti alasan utama ikhwan menolak akhwat, faktor agama juga
menjadi pertimbangan utama pihak akhwat dalam menetapkan kriteria calon
pasangan mereka. Bagaimana ibadah wajibnya, ibadah sunahnya, dan juga
akhlak yang tercermin dalam kebiasaan sehari-harinya. Yang sering
disoroti dari kebiasaan sehari-hari seorang ikhwan adalah dalam hal
kebiasaan merokok. Sedikit sekali akhwat yang bisa menerima kondisi
ikhwan yang punya kebiasaan merokok (dengan harapan kelak setelah
menikah bisa berhenti), mayoritas memilih ikhwan yang bukan seorang
perokok.<br />
<br />
2. Pekerjaan<br />
<br />
Salah satu kewajiban seorang suami kepada istrinya adalah dalam hal
menafkahi, mengikhtiarkan penghasilan yang halal untuk menghidupi
keluarga. Banyak akhwat yang menetapkan kriteria “mapan” dalam salah
satu kriteria calon pasangannya, mapan dalam arti tetap berpenghasilan
dan ada keterjaminan nafkah saat hidup berumah tangga nanti. Agak berat
bagi akhwat dan orang tuanya untuk menerima ikhwan yang dinilai belum
mapan dalam hal ekonomi.<br />
<br />
3. Pendidikan<br />
<br />
Meskipun faktor pendidikan bukan jaminan langgengnya pernikahan, namun
faktor pendidikan ini sering disampaikan akhwat saat menolak ikhwan.
Pihak akhwat cenderung menginginkan ikhwan yang berpendidikan setara
atau lebih tinggi tingkat pendidikannya. Kalaupun belum setara, pihak
akhwat menginginkan agar kelak pihak ikhwan bisa meneruskan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi hingga setara tingkat pendidikannya.<br />
<br />
Tiga alasan penolakan itulah yang paling sering kami temui dalam
memoderatori proses ta’aruf. Alasan spesifik lain selain yang tersebut
di atas di antaranya adalah domisili yang berjauhan, perbedaan suku,
perbedaan afiliasi pergerakan/harakah, perbedaan status pernikahan
(janda/duda), dan belum adanya izin/restu dari orang tua/wali.<br />
<br />
<b>Tips Menyikapi Penolakan Ta’aruf</b><br />
<br />
Bagi rekan-rekan yang baru mengalami penolakan ta’aruf, ataupun
berpotensi mengalami penolakan ta’aruf, berikut ini tips untuk
menyikapinya :<br />
<br />
1. Ikhlaskan<br />
<br />
Yang pertama kali dilakukan adalah mengikhlaskan penolakan yang
disampaikan, karena apapun hasilnya insya Allah itulah yang terbaik
menurut Allah SWT. Apa yang menurut anda baik, belum tentu baik menurut
Allah. Mungkin Allah sudah menyiapkan skenario yang lebih baik dengan
penolakan yang anda terima. Insya Allah kelak anda akan dipertemukan
dengan sosok yang lebih tepat untuk anda, dan dipertemukan di waktu yang
tepat menurut-Nya.<br />
<br />
2. Jaga Silaturahim<br />
<br />
Tak jarang hubungan silaturahim menjadi renggang setelah penolakan
disampaikan sebagai efek dari kekecewaan, bahkan sampai dibumbui dengan
‘cemooh’ negatif yang disematkan pihak tertolak ke pihak penolak atas
alasan-alasan ‘duniawi’ yang disampaikan dalam penolakan. Hal ini bisa
dihindari apabila anda paham hakikat jodoh, “Jodohku adalah siapapun
yang kelak menikah denganku”, sehingga :<br />
<br />
- Pengajuan ta’aruf diterima – bisa lanjut berproses ta’aruf hingga menikah – berarti anda berjodoh; dan sebaliknya,<br />
- Pengajuan ta’aruf ditolak – tidak bisa lanjut berproses ta’aruf hingga menikah – berarti anda bukan jodohnya.<br />
<br />
Mungkin Allah tunjukkan bahwa dia bukan jodoh anda dengan penolakan
karena alasan agama, mungkin juga alasan fisik, adanya perbedaan suku,
perbedaan harakah, bisa juga karena orang tua si target menginginkan
calon menantu yang lebih mapan dan berpendidikan lebih tinggi. Jadi, tak
perlu ‘protes’ dengan skenario penolakan ta’aruf yang telah Allah
rencanakan pada ikhtiar pencarian jodoh anda. Ucapkan kalimat ini
setelah anda ditolak : “Mungkin memang bukan jodoh saya”; beres. Tetap
jaga silaturahim, doakan yang baik-baik untuk si penolak, semoga kelak
dipertemukan dengan jodoh masing-masing yang terbaik menurut Allah SWT.<br />
<br />
3. Ikhtiar Dengan Yang Lain<br />
<br />
Banyak pilihan si shalih/shalihah lain di luar sana, sehingga tak perlu
khawatir atas penolakan yang diterima karena anda bisa berikhtiar dengan
sosok yang lain. Tak ada keharusan bagi anda untuk menjadikan dia
pilihan satu-satunya, dan dia pun tak ada keharusan untuk menerima anda
seakan-akan anda adalah satu-satunya si shalih/shalihah di muka bumi
ini. Cukuplah berpegang pada kriteria utama shalih/shalihah, dan yang
shalih/shalihah itu ada banyak pilihannya, bukan hanya dia seorang.<br />
<br />
Mungkin akan susah apabila sudah melibatkan kecenderungan hati secara
berlebihan ke si target, sehingga keinginan untuk lanjut proses
sedemikian besarnya dan sulit berpaling ke sosok yang lain. Karena itu,
luruskan niat, jagalah hati di proses berikutnya dari pengharapan yang
berlebih. Insya Allah anda bisa menjalaninya dengan lebih ikhlas, tanpa
ada keharusan pengajuan ta’aruf anda diterima.<br />
<br />
<b>Tips Meminimalkan Peluang Penolakan Ta’aruf</b><br />
<br />
Di tulisan saya sebelumnya, <a href="http://www.dakwatuna.com/2014/01/27/45230/panduan-ikhtiar-taaruf-12-pekan-meraih-sakinah" target="_blank">Panduan Ikhtiar Ta’aruf : “12 Pekan Meraih Sakinah”</a>,
ada tahapan “observasi” yang perlu dijalani sebelum memulai proses
ta’aruf. Tahap inilah yang perlu diberi perhatian khusus dan
dioptimalkan untuk meminimalkan peluang ta’aruf ditolak saat
pengajuannya. Agar proses observasi lebih terjaga, anda perlu meminta
bantuan rekan terdekat si target untuk menjadi “informan”, baik itu
rekan kerja, saudara, atau sahabat karibnya dalam tahap observasi ini.
Gali sebanyak-banyaknya informasi seputar si target tanpa sepengetahuan
si target.<br />
<br />
Berikut ini beberapa informasi penting dan tips yang perlu diketahui :<br />
<br />
1. Siap Menikah dan Boleh Menikah<br />
<br />
Apakah si target sudah siap menikah? Mungkin dia masih ada tanggungan
kuliah, jadi baru tahun depan menargetkan untuk menikah. Mungkin juga
dia masih punya tanggungan ekonomi keluarga, sehingga belum siap bila
harus menyegerakan.<br />
<br />
Apakah si target sudah boleh menikah? Karena kondisi siap nikah saja
belum cukup, ada wali bagi wanita yang perlu dimintakan izin untuk
menikahkan si wanita. Bagi seorang pria, restu orang tua pun perlu
diikhtiarkan meskipun tidak ada istilah wali bagi seorang pria.<br />
<br />
Jangan sampai anda tiba-tiba datang ke orang tua si akhwat, dan ternyata
baru mengetahui kalau orang tuanya belum membolehkan menikah karena
masih fokus memikirkan pernikahan kakaknya. Jangan salahkan orang tua si
akhwat dengan mendebat ketidaksyar’ian alasan yang disampaikan, dalam
hal ini “tidak boleh melangkahi” si kakak. Memang benar, alasan seperti
itu tidak syar’i, tapi sadarilah bahwa wali bagi wanita itu mutlak, dan
jauh lebih tidak syar’i lagi bila anda nekat menikahi si target tanpa
adanya izin dari walinya.<br />
<br />
Salahkan saja diri anda, mengapa mengajukan diri ke seseorang yang belum
boleh menikah oleh walinya? Apa saja aktivitas ta’aruf yang anda
jalani, sehingga informasi sepenting ini anda lewatkan, dalam hal ini
izin menikah dari walinya? Ajukan diri saja ke sosok lain yang sudah
diizinkan menikah oleh walinya, atau bila anda sudah mantap dengannya
tunggu saja sampai si dia sudah diizinkan menikah oleh walinya.<br />
<br />
Untuk menghindari penolakan seperti itu, pastikan si target sudah dalam
kondisi yang siap menikah dan sudah boleh menikah di tahap observasi
awal ini, sehingga bisa berlanjut ke penggalian informasi di langkah
kedua.<br />
<br />
2. Kriteria Sesuai<br />
<br />
Di langkah kedua ini, informan menekankan pada penggalian informasi
terkait kriteria yang ditetapkan si target. Apakah kriteria si target
sesuai dengan profil anda? Adakah kriteria fisik tertentu, atau kriteria
nonfisik tertentu? Apakah ada minimal jumlah hafalan, apakah bermasalah
dengan perbedaan usia, apakah berkeberatan dengan suku tertentu, dan
kriteria-kriteria lainnya. Termasuk juga kriteria tambahan dari orang
tua si target, apakah ada lagi kriteria dari orang tua selain dari
kriteria yang ditetapkan si target? Mungkin dari segi pekerjaan, atau
pendidikan? Kemudian, dari semua kriteria tersebut, manakah kriteria
yang “mutlak”, manakah yang bisa “nego”?<br />
<br />
Kalau ternyata sebagian besar kriteria yang “mutlak” tidak masuk di diri
anda, sebaiknya berpikir ulang untuk mengajukan proses ta’aruf. Memang
belum pasti akan ditolak, tapi bisa jadi kemungkinan ditolaknya lebih
besar karena sebagian besar kriteria “mutlak” yang ditetapkannya tidak
masuk. Selanjutnya tinggal pilihan anda, apakah tetap berniat mengajukan
ta’aruf dengan si target, atau memilih target lain yang sekiranya
kriterianya lebih sesuai.<br />
<br />
Apabila anda tetap berkeyakinan untuk mengajukan ta’aruf dengannya, bisa
lanjut di langkah ketiga untuk lebih meyakinkan hati sebelum memulai
perjuangan.<br />
<br />
3. Mau Sama Mau<br />
<br />
Tips paling jitu untuk meminimalkan penolakan ta’aruf sebenarnya
sederhana : Sampaikan pengajuan ta’aruf ke yang MAU berta’aruf dengan
anda! Ada dua kemungkinan kondisi di sini, yang pertama anda mau
berproses ta’aruf dengannya, dan dia pun mau berproses ta’aruf dengan
anda. Yang kedua, dia mau berproses ta’aruf dengan anda, dan anda pun
mau berproses ta’aruf dengannya. Berikut ini perbedaan metode observasi
kedua kondisi tersebut :<br />
<br />
Metode pertama, kondisi di mana anda sudah memiliki target. Informan
bisa memperdalam lagi observasinya, tidak sekedar menanyakan mengenai
kriteria si target, namun sekaligus menyebut profil dan nama anda. Untuk
meminimalkan rasa malu, kondisikan bahwa informanlah yang berinisiatif
menawarkan nama anda ke si target, bukan anda yang berpesan ke informan
untuk mengajukan nama anda ke si target. Informan bisa memulai
penjajakan dengan menceritakan profil anda, tanpa menyebut nama. Apabila
dari profil yang diceritakan informan si target merasa cocok, baru
disebutkan nama si pemilik profil yang dia ceritakan, yaitu nama anda.
Bila si target berkenan lanjut dengan nama yang disodorkan informan,
maka proses ta’aruf bisa mulai dijalani. Kondisi di metode pertama ini,
anda mau berproses ta’aruf dengannya, dan dia pun mau berproses ta’aruf
dengan anda<br />
<br />
Metode kedua, kondisi di mana anda belum memiliki target. Anda bisa
mempersilakan perantara untuk mengajukan profil anda ke siapa saja sosok
yang sekiranya masuk kriteria anda, tanpa sepengetahuan anda. Bisa
dengan cara pengajuan profil secara langsung, ataupun pengajuan profil
melalui biodata/CV ta’aruf (Biodata.myQuran.net). Anda tidak perlu
mengetahui siapa saja yang menolak penawaran dari perantara, cukup minta
perantara menginformasikan saat ada yang berkenan dengan profil anda,
tinggal anda yang gantian mempertimbangkan profilnya. Dengan demikian
anda tidak merasakan penolakan, justru malah anda yang bisa menjadi
pihak penolak. Bila anda berkenan dengan profil yang diinformasikan
perantara, maka proses ta’aruf bisa mulai dijalani. Kondisi di metode
kedua ini, dia mau berproses ta’aruf dengan anda, dan anda pun mau
berproses ta’aruf dengannya.<br />
<br />
Akhir kata, semoga tulisan ini memberikan pencerahan dan bermanfaat
untuk meminimalkan peluang penolakan dalam aktivitas perta’arufan
pranikah. Yang perlu diingat, banyaknya kesesuaian kriteria bukan
jaminan adanya jodoh, karena Allah bisa saja menjauhkan jodoh seiring
berjalannya proses. Demikian pula sebaliknya, sedikitnya kesesuaian
kriteria pun bukan berarti tidak adanya jodoh, karena Allah bisa saja
mendekatkan jodoh seiring berjalannya proses. Yang perlu anda lakukan
adalah berikhtiar, menjalani proses sebaik-baiknya sesuai koridor yang
diridhai-Nya, dan selanjutnya bertawakal, saat Allah menunjukkan anda
berjodoh dengannya atau tidak.<br />
<br />
Wallahua’lam bisshawab.<br />
<br />
<br />
Salam, <br />
<br />
maswahyu, ST. (Spesialis Ta'aruf)<br />
<a href="http://www.rumahtaaruf.com/" target="_blank">www.RumahTaaruf.com</a>
</blockquote>
</div>
</div>
Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-20571592768064789992014-02-18T06:59:00.000+07:002014-02-18T07:00:04.652+07:00Panduan Ikhtiar Ta'aruf : "12 Pekan Meraih Sakinah"<span style="font-size: small;"><span style="font-family: "Trebuchet MS",sans-serif;">Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, <br />
<br />
Saat ada pertanyaan "Berapa sih idealnya jangka waktu ta'aruf (pranikah)
hingga menikah?" Kebanyakan mungkin akan menjawab, "Kalau sudah cocok
sebaiknya disegerakan" atau "Tidak perlu proses yang berlama-lama",
tanpa menyebutkan jangka waktu yang pasti Kalau saya yang ditanya, bisa
saya jawab "Insya Allah cukup 12 pekan saja" Bagaiman caranya? Berikut
ini saya sampaikan beberapa tahapan yang bisa dipraktikkan.<br />
<br />
<u><b>Tahap Persiapan Ta'aruf</b></u><br />
<br />
Seperti kata-kata bijak yang cukup sering didengar "Gagal merencanakan
berarti merencanakan untuk gagal"; begitu pula dalam ikhtiar ta'aruf
ini. Sebelum melangkah jauh dalam ikhtiar ta'aruf tentunya ada beberapa
aspek yang perlu dipersiapkan, antara lain : <br />
<br />
<b>1. Persiapan Diri</b><br />
<i>Abdullah Ibnu Mas'ud Radliyallaahu 'anhu berkata: Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda pada kami: "Wahai generasi muda,
barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin,
karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan.
Barangsiapa belum mampu hendaknya berpuasa, sebab ia dapat
mengendalikanmu."(Muttafaq Alaihi)</i><br />
<br />
Kesiapan ilmu, mental, psikologis, finansial, dll. wajib dipenuhi
sebelum berikhtiar ta'aruf. Cukup banyak konselor pernikahan yang
memberikan pencerahan seputar persiapan diri ini sehingga tidak perlu
saya sampaikan panjang lebar, silakan mengambil referensi dari apa yang
telah mereka sampaikan. Anda juga bisa mengikuti kajian dan seminar
pranikah, ataupun kursus pranikah yang diadakan beberapa lembaga Islam
untuk persiapan diri ini.<br />
<br />
<b>2. Pengkondisian Orang Tua</b><br />
Pengkondisian ke orang tua terkadang dilupakan sebagian rekan dalam
ikhtiar ta'arufnya, padahal faktor orang tua bisa menjadi salah satu
penyebab lamanya proses ta’aruf karena orang tua belum terkondisikan.
Banyak yang berproses ta'aruf terlebih dulu, baru setelah bertemu dengan
yang cocok mereka baru menyampaikan bahwa sudah punya calon ke orang
tua mereka. Bisa jadi hal ini akan membuat 'kaget' orang tua, dan
akhirnya proses ta'aruf pun tidak berlanjut. Idealnya pengkondisian
orang tua harus dijalani dulu, baru setelah orang tua terkondisikan
proses ta’aruf bisa dimulai. Tips-tips agar proses ta'aruf tak "mentok"
di orang tua bisa dibaca di artikel yang pernah saya tulis di <a href="http://www.rumahtaaruf.com/2014/01/perhatikan-3-hal-ini-agar-proses-taaruf.html" target="_blank">tautan ini</a>.<br />
<br />
Orang tua yang sudah terkondisikan bagi seorang wanita adalah wali yang
siap menikahkan apabila sudah ada yang cocok, tidak perlu menunggu
lama-lama, bagi seorang ikhwan dalam bentuk restu menikah dalam waktu
dekat. Meskipun orang tua merestui untuk menikah tapi menikahnya baru
boleh sekian tahun lagi berarti masih belum terkondisikan. Kondisikan
dan mintalah restu ke orang tua sebelum berikhtiar ta'aruf, insya Allah
akan dimudahkan proses ikhtiarnya.<br />
<br />
<b>3. Membuat Biodata/CV Ta'aruf</b><br />
Dengan alasan kemudahan proses, metode tukar menukar biodata biasa saya
gunakan dalam mengawali mediasi proses ta'aruf. Biodata dalam bentuk
softcopy akan lebih mudah diproses karena bisa saling ditukarkan lewat
email, dan membutuhkan waktu yang lebih singkat bila dibandingkan dengan
tukar menukar biodata dalam bentuk hardcopy. Contoh format biodata/CV
ta'aruf yang biasa saya gunakan bisa diunduh di link ini : <a href="http://www.biodata.myquran.net/" target="_blank">www.biodata.myQuran.net.</a><br />
<br />
<b>4. Mencari Perantara/Pendamping</b><br />
<i>Dari Jabir Bin Samurah Radhyallahu'anhu, dari Rasulullah bersabda :
"Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duaan dengan wanita, karena
syaitan akan menjadi ketiganya" (Hadits Riwayat Ahmad dan Tirmidzi).</i><br />
<br />
Aktivitas berduaan/khalwat antara non mahram rawan sekali akan bisikan
setan. Tidak hanya dalam bentuk "khalwat real/nyata", tetapi juga dalam
bentuk "khalwat virtual/maya" lewat media sosial ataupun media
komunikasi lainnya. Karena itu, proses ta'aruf perlu didampingi oleh
pihak ketiga yang akan 'mengawal' selama berjalannya proses sekaligus
menjembatani komunikasi pihak-pihak yang berta’aruf agar proses bisa
lebih terjaga. Selain itu, perantara/pendamping ini dapat berfungsi juga
sebagai 'informan' dalam tahap 'observasi pra-ta’aruf' di tahap
persiapan selanjutnya.<br />
<br />
<b>5. Observasi Pra-ta'aruf</b><br />
Observasi pra-ta'aruf berfungsi untuk menggali sebanyak-banyaknya
informasi mengenai sosok yang sekiranya cocok dengan kriteria yang anda
dan orang tua anda harapkan. Perhatikan lingkungan sekitar, baik itu
lingkungan rumah, lingkungan kantor, lingkungan organisasi yang diikuti,
atau bisa juga lewat media sosial yang anda gemari. Cari ‘target’ yang
anda nilai masuk kriteria yang anda sepakati dengan orang tua, yang
tentunya faktor agama jadi prioritas nomer satu. <br />
<br />
Lakukan observasi ini secara tertutup, tidak perlu si target tahu. Bisa
anda sendiri yang melakukan, lewat pendamping anda, ataupun dari rekan
terdekat si target. Apakah si target sudah siap menikah? Apakah si
target sudah boleh menikah? Apakah si target tidak dalam proses lamaran?
dan informasi lainnya. Kalau kondisinya 'available', tinggal pastikan
lewat penelusuran informan bahwa kriteria yang si target harapkan juga
ada di diri anda agar saat 'pengajuan ta'aruf' nanti berpeluang besar
untuk diterima. <br />
<br />
Sudah mantapkah persiapannya? Banyak-banyak berdoa ke Allah SWT agar
dimudahkan ikhtiarnya, mantapkan hati, dan bismillaahirrahmaanirrahiim,
saatnya eksekusi!<br />
<br />
<u><b>Tahap Pelaksanaan Ta'aruf</b></u><br />
<br />
<b>1. Pekan 1 : Proses Tukar Menukar Biodata</b><br />
Awali proses dengan mengajukan biodata anda ke pendamping/perantara
ta'aruf agar yang bersangkutan menyampaikannya ke si target yang sudah
anda tetapkan , dan mintakan juga biodatanya untuk sama-sama
istikhoroh-kan. Teknis proses tukar menukar biodata secara lengkap bisa
dilihat di <a href="http://www.rumahtaaruf.com/2014/01/7-hal-yang-perlu-diketahui-seputar.html" target="_blank">tautan ini.</a> <br />
<br />
Agar diingat juga anjuran di hadits ini : <br />
<i>Rasulullah saw bersabda : "Rahasiakan pinangan, umumkanlah pernikahan (Hadits Riwayat Ath Thabrani) </i><br />
<br />
Pinangan/lamaran pernikahan diperintahkan untuk dirahasiakan, tentunya
proses ta'aruf yang mendahului pinangan tersebut juga perlu
dirahasiakan. Tetap jaga kerahasiaan proses ta’aruf yang anda jalani
hingga pengumuman pernikahan anda nanti. <br />
<br />
<b>2. Pekan 2 : Proses Mediasi Ta'aruf Online</b><br />
Adanya kemajuan teknologi internet bisa dimanfaatkan dalam tahapan
proses ta’aruf ini. Untuk lebih memantapkan hati, pendamping ta'aruf
bisa memfasilitasi diskusi dan tanya jawab lewat perantaraan email
pendamping di pekan kedua. Teknisnya bisa seperti ini : Akhwat
menyampaikan pertanyaan yang ingin didiskusikan lewat email ke email si
pendamping -> Pendamping meneruskan pertanyaannya ke email Ikhwan
-> Ikhwan menjawab pertanyaan Akhwat sekaligus menyampaikan
pertanyaan ke Akhwat lewat email pendamping -> Akhwat menjawab
pertanyaan Ikhwan sekaligus menyampaikan pertanyaan tambahan ke Ikhwan
-> dan seterusnya hingga kedua pihak merasa mantap hatinya untuk
melanjutkan proses.<br />
<br />
<b>3. Pekan 3 : Proses Ta'aruf Langsung/Mediasi Ta’aruf Offline</b><br />
<i>Dari Al-Mughiroh bin Syu'bah radhiyallahu'anhu bahwasannya beliau
melamar seorang wanita maka Nabi Muhammad shallallahu'alaihiwasallam pun
berkata kepadanya "Lihatlah ia (wanita yang kau lamar tersebut) karena
hal itu akan lebih menimbulkan kasih sayang dan kedekatan diantara
kalian berdua."</i><br />
<br />
Pekan ketiga dapat dimanfaatkan untuk proses ta'aruf secara
langsung/ta'aruf offline perdana, tentunya setelah kedua belah pihak
merasa mantap untuk lanjut proses setelah proses tukar menukar biodata
dan bertanya jawab lewat email. Sosok si target mungkin saja selama ini
hanya dikenal lewat media sosial saja, sehingga perlu anda ketahui bahwa
sosoknya memang nyata. Atau mungkin sudah kenal, tapi hanya kenal
selintas saja dan belum terlalu jauh. Dengan adanya ta’aruf offline maka
kondisi nyata pihak yang berta’aruf dapat diketahui lebih jauh
dibandingkan dengan hanya melihat beberapa halaman biodata saja. <br />
<br />
Teknis proses ta'aruf secara langsung dan panduan bagi mediator ta’aruf offline dapat dilihat di <a href="http://www.rumahtaaruf.com/2014/01/7-panduan-menjadi-mediator-proses-taaruf.html" target="_blank">tautan ini.</a> <br />
<br />
<b>4. Pekan 4 : Proses Istikhoroh</b><br />
Pekan keempat dapat anda gunakan untuk istikhoroh, menimbang-nimbang
kembali proses yang telah anda jalani, apakah mantap untuk melanjutkan
proses atau tidak. Pekan ini bisa anda manfaatkan juga untuk menggali
informasi lebih jauh ke rekan terdekat si target, bisa dari saudaranya,
tetangganya, ataupun rekan kerjanya. Apabila sama-sama menemukan
kemantapan untuk melanjutkan proses, maka dapat dilanjutkan ke proses
ta'aruf ke keluarga di pekan berikutnya. <br />
<br />
<b>5. Pekan 5 : Proses Ta'aruf Ikhwan ke keluarga Akhwat</b><br />
Pekan kelima bisa mulai dimanfaatkan untuk bersilaturahim ke keluarga
masing-masing, karena sejatinya proses ta’aruf tidak hanya melibatkan si
ikhwan dan si akhwat saja, tetapi juga keluarga kedua belah pihak.
Untuk awalan proses ta'aruf keluarga, si ikhwan bisa bersilaturahim ke
pihak akhwat terlebih dulu dengan didampingi rekan terdekat, belum perlu
membawa serta pihak keluarga ikhwan agar keluarga akhwat tidak ‘kaget’
karena kedatangan keluarga besar ikhwan yang baru sekali itu bertemu.
Kesempatan pertama diberikan ke si ikhwan dengan pertimbangan keluarga
akhwat yang cenderung lebih banyak pertimbangan dibandingkan pihak
keluarga ikhwan yang cenderung menyerahkan urusan jodoh ke si ikhwannya
sendiri. <br />
<br />
Di agenda silaturahim ini, pihak keluarga akhwat berkesempatan untuk
lebih mengenal si ikhwan, gali sebanyak-banyaknya informasi mengenai si
ikhwan sehingga pihak keluarga akhwat bisa mengetahui seperti apa profil
si ikhwan ini. Bagi ikhwan yang ‘kreatif’ bisa saja dibuat semacam
‘video testimonial’ dari saudara, tetangga kanan kiri, pengurus masjid,
ataupun rekan kerjanya, dan diputarkan saat silaturahim untuk
menggambarkan sosok si ikhwan menurut pandangan keluarga, tetangga,
pengurus masjid, dan lingkungan kerja. Bagaimana kebiasaannya di rumah,
bagaimana interaksinya dengan tetangga, bagaimana aktifnya dia di
masjid, dan bagaimana pula aktivitasnya dalam dunia kerja bisa diketahui
dari beberapa orang tersebut.<br />
<br />
Apabila dalam satu kali silaturahim belum bisa meyakinkan pihak keluarga
akhwat, bisa diagendakan beberapa kali silaturahim di pekan ini,
tentunya tetap dengan adanya pendamping. Bisa juga pihak keluarga akhwat
dipersilakan untuk menelusuri secara langsung ke orang-orang tersebut,
ataupun lewat ‘utusan’ keluarga yang tepercaya agar informasi yang
didapat lebih valid. <br />
<br />
<b>6. Pekan 6 : Proses Ta'aruf Akhwat ke Keluarga Ikhwan</b><br />
Apabila tanggapan keluarga akhwat positif, maka gantian pihak akhwat
yang didampingi untuk bersilaturahim ke keluarga si ikhwan di pekan
keenam. Agendanya serupa, yaitu agar keluarga pihak ikhwan bisa
mengetahui seperti apa profil si akhwat itu. Sama seperti proses
silaturahim sebelumnya, beri kesempatan pihak keluarga ikhwan untuk
lebih mengenal si akhwat, gali sebanyak-banyaknya informasi mengenai si
akhwat sehingga pihak keluarga bisa mengetahui seperti apa profil si
akhwat ini. <br />
<br />
<b>7. Pekan 7 : Proses Ta'aruf Antar Kedua Keluarga</b><br />
Apabila tanggapan keluarga ikhwan juga positif ke si akhwat, maka di
pekan keenam bisa diagendakan silaturahim antar kedua keluarga. Pihak
ikhwan bersilaturahim ke keluarga pihak akhwat dengan didampingi
keluarganya, untuk awalan tentunya belum perlu membahas masalah khitbah
dan pernikahan agar keluarga pihak akhwat tidak 'kaget'. Manfaatkan
agenda ini untuk ta'aruf antar kedua keluarga, berikan kesempatan kedua
keluarga untuk mengenal lebih jauh kondisi keluarga yang lain. <br />
<br />
<b>8. Pekan 8 : Proses Khitbah/Lamaran</b><br />
Apabila tanggapan kedua keluarga positif, si ikhwan tidak perlu ragu
lagi untuk menyatakan keseriusan dalam bentuk khitbah/lamaran di pekan
kedelapan. Pihak keluarga besar ikhwan (dengan jumlah keluarga yang
lebih banyak dari silaturahim sebelumnya) bersilaturahim ke pihak akhwat
untuk mendampingi pihak ikhwan dalam menyatakan lamarannya. Karena
sebelumnya sudah dikondisikan dan sama-sama positif tanggapannya, insya
Allah proses lamaran akan berjalan lancar & lamaran akan diterima.
Jangan lupa sepakati tanggal menikah juga di acara lamaran ini, tentunya
diikhtiarkan sesuai target awal yaitu sebulan lagi. Kalaupun kedua
keluarga menginginkan acara yang cukup besar yang membutuhkan banyak
persiapan, bisa dikondisikan agar bulan depan setidaknya bisa
diselenggarakan akad nikah dulu dan walimahnya bisa menyusul setelahnya.
<br />
<br />
<b>9. Pekan 9 - 11 : Proses Persiapan Pernikahan</b><br />
Proses persiapan pernikahan cukup dalam rentang waktu ini. Insya Allah
dengan koneksi anda yang luas akan ada banyak rekan yang siap membantu.
Berkoordinasilah dengan calon pasangan dalam hal-hal yang diperlukan
seperti halnya dalam menyiapkan undangan dan penyebarannya, berapa anak
yatim dan dari panti asuhan mana yang akan diundang untuk diberi
santunan, menyiapkan jamuan, dekorasi, dan hal-hal lain yang penting
dikoordinasikan.<br />
<br />
Tidak perlu menanyakan <i>“Apakah akhi sudah shalat subuh di masjid?” </i> atau <i>“Apakah ukhti sudah selesai tilawah 1 juz hari ini?”</i>
yang membuat desiran hati yang belum ‘halal’ selama masa penantian,
karena insya Allah calon pasangan yang anda pilih karena agamanya tidak
akan melupakan hal itu. Tetaplah jaga hati dan interaksi hingga hari
pernikahan tiba, karena sebelum ijab kabul terucap syariat tetaplah
membatasi. Bila khawatir tidak dapat menjaga hati, koordinasikanlah
persiapan pernikahan dengan perwakilan pihak keluarga calon pasangan,
tidak langsung dengan si calon pasangan. <br />
<br />
<b>10. Pekan 12 : Hari Pernikahan </b> <br />
Apabila semua tahapan proses berjalan lancar, insya Allah ijab kabul dapat terucap di pekan keduabelas<i>. </i><br />
<br />
<i>“Baarakallahu laka wa baaraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fii khair
(Semoga Allah memberi berkah padamu, dan semoga Allah memberi berkah
atasmu, dan semoga Ia mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan)” </i><br />
<br />
Apakah pemaparan di atas sekedar teori saja, praktiknya yang susah?
Tidak juga. Berikut ini beberapa pengalaman kami (saya & istri)
dalam mendampingi proses ta'aruf offline, setelah sebelumnya tukar
menukar biodata dan mediasi online : <br />
<br />
1. Pasangan pertama : Kami dampingi pertemuan offline perdananya di
salah satu gerai bakso daerah Cempaka Putih tanggal 28 Oktober 2010,
alhamdulillah menikah tanggal 13 Februari 2011. (Proses lebih dari 12
pekan, salah satunya karena faktor jarak kedua belah pihak yang terpisah
lumayan jauh, Jakarta - Jogja)<br />
<br />
2. Pasangan kedua : Kami dampingi pertemuan offline perdananya di salah
satu masjid daerah Menteng tanggal 27 April 2011, alhamdulillah menikah
tanggal 9 Juli 2011. (Proses kurang dari 12 pekan)<br />
<br />
3. Pasangan ketiga : Kami damping pertemuan offline perdananya di salah
satu masjid daerah Bekasi tanggal 2 Februari 2013, Alhamdulillah menikah
tanggal 12 Maret 2013. (Proses kurang dari 12 pekan)<br />
<br />
Insya Allah, ikhtiar 12 Pekan Meraih Sakinah bisa tercapai apabila
dipersiapkan dengan mantap, diikhtiarkan dengan sigap, diiringi doa yang
terus terucap, dan jika Allah berkehendak bisa dijalani dalam sekejap.
<br />
<br />
Semoga bermanfaat, wallahua'lam bishawab.<br />
<br />
Salam,<br />
<br />
maswahyu, ST. (Spesialis Ta'aruf)<br />
<a href="http://www.rumahtaaruf.com/" target="_blank">www.RumahTaaruf.com</a><br />
<a href="http://www.taarufday.myquran.net/" target="_blank">www.TaarufDay.myQuran.net</a></span></span>Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-4483673716360303154.post-9766803255464009772014-01-21T10:43:00.000+07:002014-02-18T06:57:03.769+07:00Kajian & Talkshow Pranikah Islami "Tak Kenal Jodohmu, Maka Ta'aruflah"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,<br />
<br />
<b>Kajian & Talkshow Pranikah Islami : "Tak Kenal Jodohmu Maka
Ta'aruflah"</b><br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: left;">
<a href="http://www.taarufday.myquran.net/pamflet.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="http://www.taarufday.myquran.net/pamflet.jpg" height="640" width="400" /></a></div>
<br />
<br />
<b>Waktu :</b><br />
Sabtu, 15 Februari 2014<br />
Pukul 08.00 - 15.30 WIB<br />
<br />
<b>Tempat :</b><br />
Gedung Serba Guna Masjid Babussalam<br />
Jl. Cipinang Baru Timur no 8, Rawamangun, Jakarta Timur<br />
<br />
<b>Pemateri :</b><br />
1. Ust. Ahmad Sarwat : Kajian Fiqih Pernikahan<br />
2. Ust. Bendri Jaisyurrahman & Asma Nadia : Talkshow seputar persiapan<br />
diri menjemput idaman hati.<br />
3. Ust. Qodrat, Kang Dudung, & Mas Wahyu : Talkshow seputar<br />
praktik/pelaksanaan ta'aruf, sharing pengalaman mediasi proses<br />
ta'aruf, tips-tips sukses ta'aruf, & media ta'aruf online syar'i.<br />
<br />
<b>Biaya registrasi :</b><br />
- Rp. 50.000,00 (Mahasiswa) & Rp. 80.000,00 (Umum) : pendaftaran<br />
hingga 7 Februari 2014<br />
- Rp. 100.000,00 : pendaftaran setelah tanggal 7 Februari 2014<br />
(Kuota terbatas untuk 300 peserta)<br />
<br />
<b>Fasilitas :</b><br />
Snack, souvenir, makan siang, doorprize, hiburan nasyid, konsultasi<br />
ta'aruf, & mediasi ta'aruf.<br />
<br />
<b>Rekening Pembayaran :</b><br />
Bank Syariah Mandiri : 7700499442, a.n. Nine Kurniyanti QQ myQuran<br />
<br />
Konfirmasi pembayaran via SMS/Whatsapp dengan format :<br />
Nama_Lengkap | No. HP_Pribadi | L/P | Mahasiswa/Umum | Nominal Transfer<br />
Kirim ke Contact Person :<br />
- Ikhwan (Irtoh) : 0896 6442 2446<br />
- Akhwat (Fitri) : 0857 2548 7914<br />
<br />
<b>Penyelenggara :</b><br />
LDK Salim Universitas Negeri Jakarta & Komunitas myQuran.org<br />
<br />
<b>Supported by :</b><br />
Rumah Fiqih Indonesia, Asma Nadia Publishing House, AQL Islamic Center<br />
<br />
Kajian & Talkshow Pranikah Islami ini menghadirkan pemateri-pemateri
yang akan mengupas tuntas seputar pranikah dari awal proses hingga
akhir proses, dari pemahaman ilmu fiqih pernikahan; Persiapan mental,
psikologis, dll; Panduan pelaksanaan/praktek ta'aruf pranikah, tips-tips
berproses ta'aruf, aktivitas proses ta'aruf syar'i lewat media online,
dan program tindak lanjut mediasi ta'aruf. Insya Allah acara ini dapat
melengkapi seminar maupun kajian pranikah serupa yang dengan
keterbatasan waktunya mungkin masih belum banyak yang menyentuh tataran
praktik ta'aruf dan mena'arufkan di 'lapangan'.<br />
<br />
Berikut ini profil singkat pemateri : <br />
<br />
<img alt="" class="bbc_img" src="http://www.taarufday.myquran.net/pemateri.JPG" /><br />
<br />
<b>1. Ustadz Ahmad Sarwat</b><br />
Pendidikan :<br />
- S-1 Universitas Al-Imam Muhammad Ibnu Suud Kerajaan Saudi Arabia (LIPIA) Jakarta - Fak. Syariah<br />
- S-2 Intitut Ilmu Al-Quran (IIQ) Jakarta - Konsentrasi Ulumul Quran & Ulumul Hadits<br />
Aktifitas :<br />
- Direktur Rumah Fiqih Indonesia<br />
- Direktur Kampus Syariah<br />
- Ketua Umum Yayasan Daarul-Uluum Al-Islamiyah Jakarta<br />
- Ketua Forum Silaturrahim Majelis Taklim dan Umara'<br />
- Dosen Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) <br />
Karya Tulis :<br />
A. Seri Fiqih Kehidupan (18 seri)<br />
B. Seri Tanya Jawab Syariah (17 seri)<br />
C. Buku Lepas (11 buku)<br />
<br />
Ustadz
Ahmad Sarwat insya Allah akan mengisi materi sesi 1, yaitu mengenai
Kajian Ilmu Fiqih Pernikahan. Peserta akan disuguhi materi-materi ilmu
pernikahan beserta adab-adabnya ditinjau dari segi fiqih.<br />
<br />
<b>2. Ustadz Bendri Jaisyurrahman</b><br />
Aktivitas : <br />
- Konselor Pernikahan<br />
- Praktisi parenting lembaga "Sahabat Ayah"<br />
- Pengajar kursus pranikah di AQL Learning Center<br />
<br />
<b>3. Asma Nadia</b><br />
Salah satu penulis produktif di Indonesia, salah satu karyanya berjudul "Sakinah Bersamamu"<br />
Aktivitas :<br />
- CEO AsmaNadia Publishing House<br />
- Dewan Penasihat Forum Lingkar Pena (2009-2013)<br />
- Pendiri RumahBaca AsmaNadia (RBA)<br />
<br />
Ustadz
Bendri Jaisyurrahman & Asma Nadia di sesi 2 akan memberikan materi
Talkshow seputar persiapan pranikah dari segi mental, psikologis, dll.
ditinjau dari sudut pandang pria dan wanita. Peserta dapat berdiskusi
langsung dengan pemateri mengenai masalah ataupun sharing pengalaman
mengenai hal-hal yang perlu dipersiapkan sebelum memutuskan untuk
menikah.<br />
<br />
<b>4. Ustadz Qodrat SQ</b><br />
Aktivitas : <br />
- Konselor Pernikahan<br />
- Praktisi Ta'aruf & Perjodohan Pranikah<br />
- Chief Marketing Majalah Ummi<br />
<br />
<b>5. Dudung Kurnia Sundana</b><br />
Aktivitas :<br />
- Admin kotasantri.com<br />
- Inisiator media ta'aruf online "Majelis Ta'aruf Klab Santri"<br />
<br />
<b>6. Tri Wahyu Nugroho</b><br />
Aktivitas : <br />
- Konselor Ta'aruf Pranikah<br />
- Moderator 250an proses ta'aruf di situs myQuran.org.<br />
<br />
Ustadz
Qodrat SQ, kang Dudung KS, dan mas Wahyu di sesi 3 akan memaparkan
panduan pelaksanaan/ praktek ta'aruf pranikah, sharing proses mediasi
ta'aruf, tips-tips berproses ta'aruf, aktivitas proses ta'aruf syar'i
via media online, dan juga program tindak lanjut mediasi ta'aruf. <br />
<br />
Insya Allah banyak ilmu bermanfaat yang didapat dengan mengikuti acara ini. Maswahyuhttp://www.blogger.com/profile/08078405609007769936noreply@blogger.com